Lesson 6
Yoon Hee menemui Prof. Jung memohon agar ia diberi kesempatan untuk
tetap tinggal dan belajar di Sungkyunkwan.
“Tolong beri saya kesempatan, ini pertama kalinya dalam hidup saya,
saya mulai mempertanyakan apa sebenarnya pengetahuan, untuk pertama kalinya
dalam hidup saya, saya bertemu seseorang yang mengakui bakat saya, untuk
pertama kalinya dalam hidup saya, saya bertemu dengan seseorang yang membela
saya, tolong beri saya kesempatan lagi. Perkenankan saya untuk terus
mempertanyakan dunia, sebuah kesempatan untuk dapat merubah sebuah mimpi tentang
dunia baru. Perkenankan saya melakukannya Profesor?" pinta Yoon Hee
“Baik, Saya tidak akan mengungkapkan bahwa kau adalah wanita, namun
ini bukan untuk menyelamatkan nyawamu, tapi untuk menghormati Sungkyunkwan dan
bukan untuk mencabut perintah Raja. Saya juga tidak berencana untuk
memungkinkan kau tinggal di Sungkyunkwan.”
Ujar Prof. Jung yang sepertinyamulai luluh akan tekad Yoon Hee
“Kau mengatakan bahwa laki-laki dan perempuan tidak memiliki perbedaan bukan?” tanya Prof. Jung pada Yoon Hee.
“Ya” jawab Yoon Hee.
“Apakah kau pikir seorang wanita akan mampu bersaing dengan laki-laki? Dengan tubuh wanita yang bahkan tidak mampu menarik kembali tali busur. Kau akan menang dan menjadi juara kompetisi untuk laki-laki. Apakah itu yang ingin kau katakan?" Ujar Prof. Jung
”Jika saya berhasil, apakah Profesor akan memberi saya kesempatan itu?” tanya Yoon Hee, hamper seperti menantang.
“Bagaimana jika Kau gagal? Saya akan mengusir kau dari Sungkyunkwan untuk mengurangi kesombonganmu, dan juga nama Kim Yoon Shik, akan selamanya terhapus dari daftar mahasiswa Sungkyunkwan, dan mengikuti aturan ketat bangsa ini, Kau yang membohongi dan menghina Yang Mulia akan dihukum mati untuk tanah Joseon. Kau akan menyesali kesombonganmu, dan Kau akan belajar dan mengukir di hatimu bahwa ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Di Sungkyunkwan kau bukan seorang wanita, juga kau tidak boleh membiarkan orang mengetahui bahwa kau seorang wanita. Hanya dengan melakukan hal ini kau akan dapat menyelamatkan diri sendiri dan keluargamu. Jangan pernah melupakan ini!” Jelas Prof. Jung antara mengacam dan member peringatan.
“Saya akan menyimpan ini dalam hati Profesor” jawab Yoon Hee.
Prof. Jung pun mengembalikan belati kecil
milik Yoon Hee. Setelah itu Yoon Hee keluar meninggalkan Prof. Jung, di luar
Yoon Hee bertemu Sunj Joon. Yoon Hee pun meminta Sung Joon mengajarinya
memanah.
“Saya ingin anda mengajari saya! saya harus
meraih gelar itu. Apakah sesuatu…..terjadi? Mukjizat itu karena saya datang
untuk mukjizat itu.” Pinta
Yoon Hee
“Konfusius berkata: “memanah,merupakan perhatian manusia, hal-hal
seperti memanah, adalah apa yang seorang laki-laki lakukan, apa yang seorang
laki-laki lakukan adalah sedikit”, Konfusius sederhana bukan kan?” tanya Sung Joon
”ya” jawab Yoon Hee
Di tempat latihan memanah, banyak mahasiswa Sungkyunkwan yang
sedang berlatih, termasuk Yoon Hee.
”Jika bukan karena bahu saya kaku, saya akan seperti Jumong (pemanah legendaries, dramanya juga ada kalo mau nonton judulnya “Jumong
the Price legend”). Saya tidak
akan menyerah,” kata Yoon Hee.
Yoon Hee mulai berlatih memanah, dan di awasi oleh
Sung Joon dari belakang, Yoon Hee mulai menembakkan busur panah sambal
terngiang-ngiang percakapannya dengan Prof. Jung, karena Yoon Hee tidak pernah
belajar memanah, Yoon Hee pun tidak tahu posisi memanah yang benar, sehingga
setiap panah yang dilepaskan tidak menjangkau sasaran (jatuhnya hanya
beberapa meter dari tempat Yoon Hee berdiri), Yoon Hee ditertawakan
teman-temannya yang berlatih disampingnya.
Yoon Hee pun tidak menyerah, Ia tetap berusaha
melepaskan busur panahnya, wlaupun dia sendiri masih bingung bagaimana cara
melepas busur, tapi hasilnya tetap sama, hanya jatuh di depan Yoon Hee berdiri,
temannya pun melihatnya dengan bingung. dan Prof. Jung melihatnya dari
kejauhan.
“Sebagai seorang pria, bagaimana kau bisa
begitu lemah? Apa kau bisa bertahan? Apakah kau akan menyerah pada kompetisi
memanah ini? Bagaimana kau akan menyerah?” tanya Prof. Jung dalam hati seraya terus
mengamati Yoon Hee dari kejauhan.
Yoon Hee makin tidak bisa mengendalikan diri,
Yoon Hee kesal karena panahnya hanya melesat di depannya, Sung Joon menarik
tangan Yoon Hee tapi Yoon Hee tidak mengindahkan Sung Joon dan melepaskan
pegangan tangan Sung Joon, dan tetap berusaha memanah.
”Kim Yoon Shik, Anda harus bekerja keras, Saya
harus membuat seseorang berlutut dan memohon belas kasihan di depan raja dan
menteri istana. Dibawah kedok reunifikasi semua pihak. Tidak peduli pihak
keluarga, pengasuhan menyatukan kerumunan gangguan, mengotori Sungkyunkwan.
Seperti seorang raja, dan ada satu yang mirip begitu.” kata Prof. Jung masih dari
kejauhan.
3 kali Yoon Hee mencoba melesatkan busur namun
gagal, akhirnya di menghempaskan busurnya dan berlari keluar dari tempat
latihan. Sung Joon pun berlari mengejar Yoon Hee.
“Jadi Aku berharap bahwa Kau bertahan dengan
segala cara, sampai kompetisi berakhir, Jika bukan karenamu, usahaku akan
gagal, jika kau ingin aku bisa terus sekarang apa yang aku tidak selesai
mengajarmu sampai akhir?” ujar Sung Joon.
Ditengah jalan Yoon Hee menabrak rombongan In
Soo, hingga peralatan panah yang di bawa rombongan In Soo berjatuhan.
“Tolong
berhenti, ini ketua In Soo” kata salah satu rombongan In Soo
“Maukah anda menunggu untuk itu? Pada babak
final, apa yang ku pelajari darimu, itu akan membayar kerja kerasmu pada saat
ini,” kata
Sung Joon
“Benarkah? Menjadi juara kompetisi memanah cukup untuk membayar usahamu kembali?” Tanya Yoon Hee pada Sung Joon.
”Juara!, dia mengatakan juara? Tentu kau tidak
gila?” kata
In Soo hampir terdengar meremehkan.
“Bila waktunya tiba silahkan minta maaf, untuk
melihat ke bawah pada mereka yang memiliki kelas yang berbeda dan dibesarkan
untuk mengejek keluargaku dan aku.” kata In Soo, Tiba-tiba In soo mau memegang
kepala Yoon Hee, namun Sung Joon menahan tangan In Soo
“Silahkan minta maaf, dan juga mengakui bahwa Aku seorang mahasiswa
dari Sungkyunkwan. Yang dipilih langsung oleh Raja” kata Yoon Hee
“Menjadi aragon dan tidak sopan pada orang lain merupakan pengaruh penyakit bagi dirimu dari teman sekamarmu? aku harus menyembuhkan penyakit itu.” kata In Soo.
“Aku akan menunggu di babak final” Tantang Yoon Hee.
“seorang juara yang bahkan tidak bisa menarik tali busur sendiri dengan benar? Aku harus mengatakan setidaknya kepercayaan diri darimu yang ceroboh itu sudah seperti seorang juara,” kata In Soo meledek.
Di lain tempat In Soo berlatih memanah, sekali panah langsung tepat
sasaran, teman-temannya pun bersorak.
“Aku….. seseorang sepertiku dapatkah aku melakukannya?” tanya Yoon Hee pada Sung Joon.
“Mungkin”, jawab Sung Joon, tanpa bermaksud mematahkan tekad yoon hee.
“ini akan sulit , bahumu tidak memiliki kekuatan untuk menarik tali busur tersebut, lengan yang diperlukan untuk menarik tali yang tipis dan lemah, pernapasanmu tidak stabil, dan ditambah bahwa kakimu tidak dapat menopang tubuhmu sendiri, tapi jika kau sudah menetapkan pikiranmu untuk itu dan meraih itu adalah berusaha melakukan atau mati,” kata Sung Joon.
Setelah itu Sung Joon mengajari Yoon Hee berlatih memperkuat lengan
bahu dengan cara push up digantung di pohon.
“Bagaimana dengan cara seperti ini? Apa ini? Biarkan aku turun,” ujar Yoon Hee saatSung Joon menggantungnya di pohon
.
“lakukan saja 30 kali, lalu jika kau ingin
push up lebih tinggi, aku akan menjaga kakimu” kata Sung Joon.
Dilain tempat, mahasiswa-mahasiswa yang selesai berlatih diberi
minuman es. Sementara itu di sebuah hutan Yoon Hee dan Sung Joon masih berlatih
mereka berlarian, Yoon Hee di depan sedangkan Sung Joon mengikutinya dari
belakang.
“Meskipun lengan yang digunakan untuk menembak panah, kekuatan
untuk panah berasal dari bagian bawah. Ini adalah metode untuk memperbaiki
pernapasanmu, napas pada saat kau menarik busur yang akan mempengaruhi
keakuratan penembakan panah yang tepat sasaran.” Jelas Sung Joon.
Setelah berlari-lari di hutan akhirnya mereka sampai di atas gunung
dan mulai berlatih pernapasan.
“Tunggu, jika praktek bernapas sejak lahir aku sudah melakukannya,
yang ku butuhkan sekarang adalah cara memegang busur, cara menembakkan panah
tepat sasaran, dan bagaimana menjadi juara. Tidakkah kau tahu? Ini seperti anak
yang belum selesai menulis ajaran seribu klasik.” keluh
Yoon Hee protes dengan metode pengajaran Sung Joon
“Ingin berpatisipasi dalam ujian kerajaan, itulah apa yang kau kerjakan sekarang, apakah kau pikir memanah hanya mengenai busur?” tanya Sun Joon.
“Apakah itu bukan begitu?” tanya
Yoon Hee polos.
“jika kau tidak melatih tubuhmu untuk memanah bahkan untuk belajar
menahan busur selama seratus hari, semua akan sia-sia dalam seluruh hidupmu jika
tidak mempelajari dasar-dasarnya.” kata
Sung Joon menjelaskan.
“Kau pernah mengatakan apa-apa yang salah? mungkin karena aku sudah terlalu banyak berlatih?” kata Yoon Hee.
“Latihan terakhir adalah kekuatan telapak tanganmu. Kau perlu meningkatkan kekuatan genggamanmu.” kata Sung Joon.
Tiba-tiba Yoon Hee mendorong Sung Joon hingga hampir jatuh namun
langsung ditarik kembali olehYoon Hee dan Sung Joon balik menarik Yoon Hee ke
pelukannya, tapi Yoon Hee langsung berusaha melepaskan diri karena tidka nyaman.
Diwaktu yang bersamaan, tiba-tiba Jae Shin datang ke tempat latihan
memanah sambil memakan buah apel, dan ketemu In Soo.
“Sepertinya kau akan berpatisipasi dalam kompetisi memanah, itu
pilihan cerdas Geol Oh!” kata In Soo.
“Jangan khawatir, Aku bukan jenis orang yang takut pujian takut, aku telah mempersiapkan kompetisi ini untuk waktu yang lama.” Ujar Jae Shin.
“Karena perilakumu seperti bandit, bahkan tidak memberi kami
kesempatan untuk bersaing denganmu, dan untuk teman sekamar berhargamu juga?” kata In Soo
“Jangan buang waktumu, aku tidak akan terpengaruh oleh ucapanmu” kata Jae Shin.
“Sepertinya Moon Jae Shin, adalah orang-orang yang tidak menghadapi musuh-musuhnya dengan keras kepala. Kau hanya pria yang garang pada orang orang lain, hanya orang biasa, kadang-kadang aku benar-benar tidak mengerti, bahkan Kim Yoon Shik mengancamku bahwa dia akan juara.” kata In Soo.
“Jika Kau sibuk, dan tidak berlatih, Kau tidak bisa mengalahkan Kim Yoon Shik bukan? karena kau ketua mahasiswa di Sungkyunkwan jangan sampai kalah dari Kim Yoon Shik.” kata Jae Shin seraya pergi meninggalkan In Soo sambil makan buah apelnya.
Di Hutan, Yoon Hee masih berlatih push up di pohon, dan masih dalam
pengawasan Sung Joon sambil membaca buku, beberapa saat kemudian latihan itupun
diakhiri, Yoon Hee langsung berlatih berlari di dalam hutan yang diikuti Sung
Joon dari belakang dan kecepatan lari Yoon Hee sudah semakin meningkat.
Keesokannya, Yoon Hee keluar kamar ke halaman Sungkyunkwan pun
berlari-lari ketika mau masuk kelas, tapi tiba-tiba dipanggil Prof. Yoo, dan
Prof. Yoo memperlihatkan sebuah buku ke Yoon Hee, Yoon Hee pun mengangguk.
Di tempat latihan memanah, Yoon Hee mulai menembakkan busur
panahnya, sasarannya tumpukan jerami dimulai dari yang dekat, semakin lama
semakin jauh yang dipindah-pindah oleh Sung Joon. Pertama-tama tepat sasaran,
tapi genk In Soo hanya tertawa, yang kedua walaupun tambah jauh tepat sasaran
juga, Won Tak hanya tersenyum, yang ketiga pun tepat sasaran, yang ke empat
yang sasarannya ada didepan target panahan tepat sasaran juga, Yoon Hee senang
sekali, genk In Soo kaget dibuatnya, tidak menyangka kemajuan Yoon Hee yang
benar2 pesat, Sung Joon pun tersenyum begitu pula Jae Shin yang melihatnya dari
samping.
Pagi-pagi Sung Joon bangun langsung melihat ke sebelah mencari-cari
Yoon Hee begitu pula Jae Shin namun Yoon Hee sudah tidak ada. Ternyata Yoon Hee
sudah berada di tempat latihan memanah, Sung Joon pun pergi mencari ke sana,
Sung Joon memperhatikan latihan Yoon Hee dan tiba-tiba Sung Joon sudah berada
di belakang Yoon Hee dan membenarkan posisi kaki Yoon Hee ketika memanah.
Supaya tidak bergeser-geser, Kaki Yoon Hee dikasih pemberat. Jae Shin pun
melihatnya dari samping juga.
Ketika waktunya makan, Yoon Hee makan dengan lahap seperti orang
kelaparan, tiba-tiba Jae Shin dari belakang memberinya apel, Yong Ha melihatnya
dengan heran dan tersenyum sambil mengulum Gulali (lollipop, kalo zaman sekarang), Yoon Hee pun memakan buah apel
pemberian Jae Shin dengan lahap.
Di taman Sungkyunkwan, dibawah pohon Yoon Hee masih berlatih
menguatkan telapak tangannya dengan cara push up dengan satu tangan diikat
dengan kain dan menarik-narik tangannya ditemani Sung Joon sambil membaca buku,
setelah beberapa lama Sung Joon melihat ke samping ternyata Yoon Hee sudah
ketiduran dengan posisi satu tangan masih terikat di kain sambil terkantuk-antuk.
Sung Joon pun membenarkan posisi tidur Yoon Hee, Sung Joon memindahkan buku
yang dibaca Yoon Hee, tiba-tiba tangan Yoon Hee yang terikat kain terlepas dan
kepala Yoon Hee nempel di pundak Sung Joon. Sung Joon tersenyum memandang Yoon
Hee. Sementara itu di dalam kamar genk In Soo membicarakan perkembangan Yoon
Hee.
“Dia masih belum memanah mencapai pusat sasaran? tapi perbaikan ketepatannya
sangat menakutkan!” Ujar salah satu teman Byun Choon.
“Siapa? tanya Byun Choon. ‘Kim Yoon Shik?’ hanya tersisa 2 hari sampai kompetisi memanah, apa mungkin bisa mengalahkan kita? Dasar-dasarnya sangat kokoh.” jawab teman Byun Choon menyepelehkan.
“Hei, kau pikir saya akan kehilangan muka dari Kim Yoon Shik? Kalah
dari KimYoon Shik yang lemah ?” jawab
Byun Choon.
Di tempat latihan memanah, Yoon Hee mulai berlatih memanah dengan
sasaran asli, tembakan pertama mengenai papan sasaran, tembakan yag kedua dan
seterusnya juga mengenai papan, dari balkon Prof. Jung bersama temannya Prof. Yoo
mengamati latihan Yoon Hee.
“Kim Yoon Shik, memiliki bakat besar di bidang memanah. Hanya
dengan waktu lima hari mampu membawanya bertahan, dia belum mampu memanah
dengan benar, dia jauh dibelakang semua orang, hanya mempunyai peluang yang
tipis, namun dia tidak menyerah, sebagai seseorang apakah ada sesuatu yang
lebih penting dari itu?” kata Prof. Jung
"“anda mengkhawatirkan orang itu?” Tanya Prof. Yoo.
In Soo dkk, tiba di tempat latihan, Byun Choon kaget melihat
sasaran panah Yoon Hee penuh dengan panah. Di saat tempat latihan sudah sepi,
Yoon Hee masih berlatih memanah, Jae Shin memperhatikan lalu mendatangi Yoon
Hee.
“Kau tidak menghiraukan orang? bahkan anak di desa dapat memegang
busur lebih kuat darimu, untuk orang-orang sepertimu yang bekerja begitu keras,
namun tidak memiliki hasil, hanya ada satu obat” kata Jae Shin.
“Oh senior?” kata Yoon Hee menyadari kehadiran Jaeshin.
“Pada saat-saat seperti ini, anggur merupakan obat penawar. Ada saat
khusus, Tidakkah kau tahu? Sebuah momen khusus, menahan di tangan sebelah kanan
sampai terakhir menunggu dan menunggu, pada akhirnya, saat ketika kau pikir kau
bisa, itulah momen yang khusus. Ujar
Jae Shin seraya memberitahu bagaimana
proses melepaskan panah agar anak panah berhasil tepat sasaran
“Saat khusus?” tanya Yoon Hee belum mengerti.
Tiba-tiba Jae Shin mengendong Yoon Hee, orang-orang yang masih di
tempat latihan kaget melihatnya, Jae Shin menurunkan Yoon Hee lalu, menarik
tangan Yoon Hee dan mencelupkan tangan Yoon Hee yang terluka ke wadah arak,
Yoon Hee beteriak karena perih, ia bahkan hampir menangis karena perihnya.
“Jika tanganmu seperti ini bagaimana kau bisa
bertahan sampai akhir? Itulah mengapa kau tetap tidak bisa memanah tepat
sasaran” kata Jae Shin.
“Mengapa senior
melakukan ini?” tanya Yoon Hee.
“Untuk melihatmu sukses dan melihat kebangganmu?” kata Jae Shin.
“Maaf, di kompetisi memanah. Apa yang ingin kau lakukan ketika menang?” tanya Jae Shin.
“Itu karena aku ingin menunjukkan bahwa aku bisa melakukannya. Untuk menunjukkan bahwa aku bisa dipercaya, menunjukkan pada diri sendiri, karena di dunia ini, aku butuh setidaknya satu orang untuk percaya padaku.” kata Yoon Hee
“Apakah kau mempelajari hal-hal seperti itu dari Lee Sung Joon?” tanya Jae Shin.
“Aku belajar ini dari anda senior, Senior Jadi, jika kau tidak datang, kau akan menyesal.” kata Yoon Hee.
“Apa? Apakah kau tidak perlu kepercayaan diri untuk menjadi juara?
tapi, kau tidak perlu khawatir, aku akan mengurus semuanya.” kata Jae Shin.
Jae Shin mau menepuk pipi Yoon Hee namun, Yoon Hee mengindar dan
tersenyum. Yoon Hee berpamitan lalu meninggalkan Jae Shin namun setelah
beberapa langkah Yoon Hee berbalik dan mengucapkan terimakasih untuk cincin kayu
yang dibuatkan untuknya, sambil menunjukkan cincin tersebut yang telah
terpasang di jempol Yoon Hee. Jae Shin pun tersenyum, tapi setelah Yoon Hee
pergi menjauh, Jae Shin mulai cegukan dari kejauhan Yong Ha melihat cegukan Jae
Shin dengan senyum manisnya.
Ditempat latihan Sung Joon melihat-lihat busur, tiba-tiba In Soo
datang dan menyapa Sung Joon.
“Apakah yang aku katakan, cukup mengesankan, aku harus mengucapkan
selamat kepadamu. Kau melatih Kim Yoon Shik, yang tidak dapat memegang busur, menjadi
hebat usaha anda patut yang dipuji.” kata
In Soo.
“Tapi dalam kompetisi memanah ini aku tidak tahu takdir berpihak
pada siapa?. aku tidak akan mudah mengalah padamu. kau sebaiknya menyiapkan
kekalahanmu.” kata In Soo lagi.
Tiba-tiba adiknya In Soo, Hyo Eun datang ke tempat latihan.
“Kakak” Hyo Eun memanggil kakaknya.
Genk In Soo kaget Hyo Eun datang, tapi perhatian Hyo Eun tertuju
pada Sung Joon.
“tuan
muda, anda disini juga. Saya tidak pernah berpikir dalam mimpi bahwa saya akan
bertemu anda disini.” kata Hyo Eun.
“Kenapa kau disini?” tanya In Soo pada adiknya.
Hyo Eun mengatakan kalau ia datang untuk memperjelas bahwa pada
saat upacara penyambutan (ospek), Lee Sung Joon benar datang ke
rumahnya. In Soo kaget. Lalu ia pergi meninggalkan Sung Joon dan adiknya untuk
bercakap-cakap.
Dalam perjalan Byun Choon bertanya ke In Soo.
“bagaimana kita bisa, melewatkannya, apakah seseorang membantu Lee
Sung Joon untuk mencapai rumah anda? lalu kenapa dia berbohong kalau ia tidak
menyelesaikan pertanyaannya.”
“Alasan mengapa Lee Sung Joon berbohong bahwa ia tidak pergi ke
rumah Byungpan itu. Dia ingin melindungi Kim Yoon Shik.” kata In Soo.
Sementara itu ayahnya In Soo menteri Ha menemui Prof. Choi.
“Hari ini aku disini bukan sebagai Byun Pan, tetapi sebagai seorang
ayah, Dae Seong Sa, Aku adalah ayah dari ketua mahasiswa sekolah Sungkyunkwan dan
di Sungkyunkwan sedang sibuk untuk mempersiapkan kompetisi memanah. Saya harus
datang untuk melihatnya” kata menteri
Ha.
In Soo datang menemui Prof. Choi, dan kaget ketika melihat ayahnya
ada disana. In Soo pun memberi salam pada ayahnya, dan bertanya:
“kenapa anda disini tanpa pemberitahuan sebelumnya, ayah?”
ayahnya langsung memberinya cawan dan menuangkan arak sambil
berkata:
“Sebelum
menyerang musuhmu. Serangan mendadak adalah metode terbaik, dengan tidak
memberikan lawan celah untuk lawan menang.”
Yoon Hee berjalan sambil memperagakan gerakan melepaskan busur,
namun ketika ia menengok ke sebelah ia melihat Hyo Eun dan Sung Joon bersama,
air mukanya pun berubah.
Sementara itu Yong Ha dan Jae Shin sedang bersama:
“ini aneh…..aneh…..aneh…., kau cegukan berarti ada seorang wanita
didekatmu, di Sungkyunkwan dilarang ada wanita, sehingga dimana wanita ini?” Selidik
Yong Ha
“Disana?” jawab Jae Shin sambil menarik Yong Ha memperhatikan Hyo Eun.
“jadi
karena dia? bagaimana bisa dengan wanita itu?” tanya Yong Ha
Yong Ha menghampiri Yoon Hee yang duduk di bawah pohon.
“Ah… akhirnya aku menemukan nama panggilan yang sempurna untuk Sung
Joon, mulai sekarang sampai seterusnya, julukan Sung Joon adalah “Garang.” kata Yong Ha.
“Garang?” tanya Yoon Hee.
“Ya. huruf ‘Ga’ dari kecantikan dan ‘Rang’ mempelai pria terbaik, Untuk
putri Byun Pan, bukankah Sung Joon mempelai pria terbaik?” kata Yong Ha.
“Ini sangat pas,
Garang”. kata Yong Ha
Mendengar kata-kata dari Yong Ha, Yong Hee makan jatahnya dengan
tergesa-gesa sampai tersedak. Sementara itu Hyo Eun menyiapkan bekal makanan
yang sudah dipersiapkan untuk Sung Joon.
“ada daging sapi, nasi bambu dan telur ikan yang baik untukmu” kata Hyo Eun. Lalu Hyo Eun mau menyuapi Sung Joon, namun Sung Joon
malu-malu menerimanya, tapi akhirnya mau
Sementara itu Byun Choon dkk, mengintip Hyo Eun dan Sung Joon.
“Siapa yang akan berpikir bahwa nona Hyo Eun akan pilih dia? tidak
hanya dia saja yang menginjak-injak perasaan orang lain. Ini adalah penderitaan
lahir!” kata Byun Choon
“Karena latar belakang saya dibandingkan dengan Lee Sung Joon yang
kebijaksanaan, pengetahuan, karakter, kemampuan, fisik. Ada begitu banyak,
bagaimana aku memiliki salah satu.” keluh
Byun Chon. Byun Choon melihat makanan dan membandingkan dengan milik Sung Joon.
Ia pun tidak mau makan makanannya.
Sementara itu Hyo Eun dan Sung Joon jalan-jalan di taman
Sungkyunkwan.
“Aku mendengar anda tidak enak badan, apakah anda lebih baik
sekarang?” tanya Hyo Eun.
“Bagaimana kau bisa tahu?” tanya Sung Joon.
“Itu………….saya mendengar dari kakak saya, kakak mengkhawatirkan anda, dia bahkan mengatakan bahwa saya harus mengunjungi anda disini di Sungkyunkwan. Jadi saya datang.” kata Hyo Eun
“Apakah kau berbicara tentang ketua?” tanya Sung Joon.
“Ya” jawab Hyo Eun.
“Lebih baik jika kau tidak datang lagi.” kata Sung Joon.
“apa??” tanya
Hyo Eun kaget.
“Ini karena hukum di Sungkyunkwan tidak mengizinkan wanita masuk ke Sungkyunkwan, jika anak-anak keluarga terhormat melanggar hukum seperti ini. Bagaimana kau bisa diharapkan menjadi contoh kepada rakyat? Jadi aku akan mengantar kau sampai disini” kata Sung Joon. Lalu Sun Joon pun meninggalkan Hyo Eun, tiba-tiba Hyo Eun bilang:
“tidak pernah lagi…. saya tidak akan pernah datang ke Sungkyunkwan
lagi. Jadi lain kali tuan muda harus datang menemui saya?” Sung Joon pun hanya tersenyum.
Sementara itu Raja bercakap-cakap bersama pengawal pribadinya
sambil bermain panah.
“Dengan standar seperti itu. saya tidak akan
membuka sendiri di depan para pejabat kan?” Tanya Raja
“Mulai besok,
semua akan terbuka satu per satu, yang mulia.”
“apakah anda mengacu pada mantan prof. SungKyunKwan? Prof. Kim Heon Seon? Apakah dia ada hubungan dengan Kim Yoon Shik?, Aku tidak tahu apa yang bisa kulakukan. Untuk mengurangi hutangku padanya.”
Sementara itu dalam perjalanan ke tempat latihan memanah Yoon Hee,
bertemu Prof. Jung, Yoon Hee pun memberi hormat pada Prof. Jung
“Lomba memanah besok. Kau bilang kau akan menjadi juara? saya ingat,
dengan kekuatan yang tidak dapat bahkan melepaskan anak panah hingga tepat
sasaran? Ini belum terlambat. Jika kau bertobat kesalahanmu dan menyerah. Saya
bisa menyelamatkan nyawa anda dan seluruh keluargmu”. Kata Prof. Jung.
“Aku……………..Aku akhirnya bisa melangkah ke depan. Sampai aku telah
menembakkan semua anak panah yang diberikan kepadaku, Aku tidak berencana untuk
menyerah” kata Yoon Hee. Lalu memberi hormat Prof. Jung
dan menuju tempat latihan.
Di tempat latihan Yoon Hee mulai berlatih menembakkan panahnya ke
papan target, panah ke satu, kedua, ketiga, ke empat, kelima, keenam berhasil
ditembakkan ke papan namun belum berhasil tepat ditengah-tengah sasaran.
Akhirnya ditembakan ke tujuh Yoon Hee berhasil menembakkan anak panahnya, tepat
dipusat lingkaran papan target. Yoon Hee pun senang melihatnya, Sung Joon yang
sedari tadi memperhatikan dari belakang pun tersenyum senang, dan ketika Yoon
Hee berbalik ke belakang, kaget melihat Sung Joon.
“Apakah anda, melihat itu? Aku berhasil menembakkan anak panah
tepat di tengah sasaran. Aku bisa melakukannya.” kata Yoon Hee bangga akan keberhasilannya
“Tentu saja, apakah kau pikir, kau akan gagal?” tanya Sung Joon.
“Kau tahu saya akan berhasil?”
tanya Yoon Hee.
“Tentu saja.” jawab Sung Joon.
“Aku yang melatihmu, Apakah kau pernah melihat apa saja yang tidak dapatku penuhi. Orang yang menangkap pengganti (joki ujian) tes ujian negaraa dalah aku, apakah kau lupa bahwa kau berbakat?” kata Sung Joon.
“ya benar” jawab Yoon Hee.
“Aku bangga padamu Kim Yoon Shik.” kata Sung Joon
Sementara itu di kamar In Soo dkk, membicarakan perkembangan pesat
Yoon Hee.
“Ia belajar pakai apa? Kim Yoon Shik mampu memanah sampai target,
perubahannya sangat cepat.” kata salah satu
teman In Soo.
“Kim Yoon Shik hanya memanah tepat sasaran sekali, aku melakukannya lebih dari 99 kali dan… ada Geol Oh bukan? Jika Geol Oh tidak muncul, Kim Yoon Shik ini pasti tidak berarti apa-apa.” kata In Soo. Lalu Byun Choon dan temannya meninggalkan kamar In Soo.
“Ya tentu saja, Kim Yoon Shik hanya memukul tepat sasaran sekali,
Byun Choon kau percaya dirikan? kau akan mati di tangan ketua jika kau sampai
kalah dari Kim Yoon Shik” kata teman
Byun Choon begitu keluar kamar In Soo.
Sementara itu menteri Lee menemui menteri Ha disebuah Gibang, yang
disambut oleh Cho Shun dan menteri Ha, tiba-tiba pemanah misterius menembakkan
panah yang menyerempet menteri Lee, tapi tidak mengenainya, semua orang panik
dan berteriak. Pemanah misterius pun langsung melarikan diri melompati genteng,
para prajurit pun mengejar pemanah misterius itu.
“tangkap
penjahat itu!!! tangkap cepat! cepat!!”
teriak menteri Ha.
“dia ada
disana”. teriak kepala pengawal
Sementara itu menteri Lee didatangi seseorang kepala pengawal.
“Apakah anda baik-baik saja menteri?” tanya kepala pengawal.
“Apakah itu tanggung jawabmu untuk bertanya kepada saya tentang
keselamatan saya, jika kau telah melakukan pekerjaan dengan benar dan
mempertahankan keamanan kota, kejahatan yang terjadi di kota ini tidak akan
terjadi”. kata menteri Lee.
“maafkan saya menteri”. jawab kepala pengawal.
Gerombolan prajurit terus mengejar pemanah misterius yang tak lain
adalah Moon Jae Shin, Jae Shin berlari diatas genteng, tiba-tiba gentengnya
pecah sehingga ia terjatuh ke tanah.
“Tangkap dia” teriak kepala
pengawal “dia tidak bisa pergi terlalu
jauh. Tangkap cepat!” teriak kepala prajurit.
Secepat kilat Jae Shin pun terkepung terjadilah pertarungan yang
sengit, Jae Shin pun tersudut ruang geraknya hingga wajahnya terkena sabetan
pedang, namun ia tidak terluka yang kena hanya penutup wajahnya robek separuh, ketika
posisi Jae Shin dekat tembok ia langsung kembali keatap. Tiba-tiba kepala
pengawal mengambil panah, lalu mengarahkannya ke Jae Shin, panah itu mengenai
pinggang Jae Shin, Jae Shin pun terjatuh dari atap, namun ketika rombongan
prajurit mengeceknya, yang ada hanya bekas noda darah.
Jae Shin berjalan-jalan tergopoh-gopoh, karena panah yang menancap
dipinggangnya. Dia pun berhenti sebentar lalu mematahkan anak panahnya, tiba-tiba
gerombolan prajurit sudah sampai didekatnya, buru-buru Jae Shin melarikan diri,
Jae Shin pun terpojok dan terkepung kembali, dia berusaha melawan, ia pun
berhasil merebut salah satu tombak, dan terjadilah pertempuran sengit kembali,
lalu tiba-tiba Jae Shin berpijakan pada pohon dan naik kembali keatap dan
meloloskan diri masuk ke wilayah Sungkyunkwan.
“Dia terluka, harusnya sulit baginya untuk melarikan diri, cepat
tangkap sebelum melarikan diri ke Sungkyunkwan”. teriak kepala prajurit.
“Ya” jawab para prajurit.
“Ini adalah wilayah Sungkyunkwan, militer tidak diperbolehkan
masuk”. kata pengawas Sungkyunkwan.
“mari kita pergi” kata
kepala prajurit, padahal Jae shin ada dibalik tembok.
Sementara itu menteri Lee mengadakan rapat dengan para
kroni-kroninya. Lalu menteri Hee membacakan apa yang tertulis di kertas yang
ditembakan pakai panah tadi.
“arus Joseon berada dibawah pemerintahan Noron, kebenaran darah
tercemar di Geum Deong Ji Sa. Hal ini harus diangkat ke permukaan, karena
mereka berusaha menutup-nutupinya mereka adalah orang-orang yang berdosa”
“Penjahat itu terlalu berani, terlalu naif percaya keadilan ada
didunia ini. Dan kebodohan dia ingin mengubah dunia hanya dengan satu panah” kata menteri Ha. Lalu merobek-robek kertas itu.
“Orang ini……adalah pemuda pandai. Dilihat dari keterampilan yang ditunjukkan dalam tulisan ini. Seperti milik sarjana di Sungkyunkwan. Jika itu adalah sarjana Sungkyunkwan pada kompetisi besok memanah, kita akan menangkap penjahat itu”. kata menteri Ha lagi.
Sementara
itu menteri Ha, mengumpulkan para prajuritnya.
“Di kompetisi memanah besok adalah kesempatan terakhir yang saya berikan kepada anda, saya mendengar bahwa penjahat tersebut bersembunyi di Sungkyunkwan, pastikan bahwa tidak orang yang yang membantu dia. ia kehilangan banyak darah setelah ditembak oleh panah”. kata menteri Ha memeri perintah pada anak buahnya.
“Di kompetisi memanah besok adalah kesempatan terakhir yang saya berikan kepada anda, saya mendengar bahwa penjahat tersebut bersembunyi di Sungkyunkwan, pastikan bahwa tidak orang yang yang membantu dia. ia kehilangan banyak darah setelah ditembak oleh panah”. kata menteri Ha memeri perintah pada anak buahnya.
Sementara itu Jae Shin yang terluka berusaha memanjat tembok masuk
ke Sungkyunkwan, namun banyak pengawas yang sedang ronda mengecek sekeliling
Sungkyunkwan . Para pengawas pun bertemu Prof. Yoo. Jae Shin pun hanya menunggu
di samping tembok sambil menahan lukanya.
Tiba-tiba Jae Shin kehilangan keseimbangan, yang akhirnya dia pun
terjatuh, lalu terdengar suara jatuh, tiba-tiba para pengawas menoleh, dan
langsung memeriksa keadaan disekitar mencari sumber asal suara itu. Karena para
pengawas tidak menemukan apa mereka kira suara tadi itu ulah kucing.
“Moon
Jae Shin, dia tinggal diluar lagi malam ini, kurangi lima poin nilainya!” kata
Prof. Yoo.
Sementara itu Prof. Jung mengumumkan kepada seluruh siswa
Sungkyunkwan…..
“Jika sampai besok pagi, Moon Jae Shin tidak kembali, maka di
kompetisi memanah besok diselenggarakan tim siswa yang ada diruangan yang sama,
Lee Sung Joon dan Kim Yoon Shik tidak akan mengambil bagian dalam kompetisi itu.” Ujar Prof. Jung
“Moon Jae Shin pasti akan kembali dan ambil bagian dalam kompetisi
besok, jadi silahkan tunggu dia, Profesor” pinta
Yoon Hee yakin.
Sementara itu Prof. Choi berdebat dengan Prof. Yoo mengenai masalah
hilangnya Jae Shin.
“Kita tidak bisa menunggu dia! menunggu saja disini untuk ia datang
kembali?” kata Prof. Choi
“Segera lakukan pencarian diseluruh wilayah Sungkyunkwan atau mengatur Lee Sun Joon dan Kim Yoon Shik, untuk berada di ruangan yang berbeda” kata Prof. Yoo
“Anda ingin saya membiarkan perdana menteri datang ke Sungkyunkwan, dan melihat anaknya sendiri tidak mampu ambil bagian dalam kompetisi. Berdiri disana seperti orang bodoh?” kata Prof. Choi.
“Tapi bukankah itu sebuah aturan, pikirkan tentang hal ini, untuk beberapa minggu terakhir mereka telah berdiri dibawah matahari. Menembak panah sampai jari-jari mereka terluka. Apakah anda ingin usaha mereka sia-sia? Bagaimana menurut anda, Prof. Jung?” Ujar Prof. Choi.
“Sampai lomba memanah besok pagi, masih ada beberapa waktu, mari kita beri mereka beberapa waktu, kalau begitu bagaimana kita istarahat untuk sementara waktu?” kata Prof. Jung.
Sementara itu dikamar Sung Joon dan Yoon Hee, belum juga tidur, mereka
memikirkan perkataan Prof. Jung mengenai Jae Shin.
“Jae Shin, senior yang saya tahu adalah seseorang yang tidak cocok
dengan Sungkyunkwan dan tidak peduli tentang sopan santun atau aturan, tapi….
untuk hal-hal yang lain yang ingin dilakukan. Ia tidak akan membiarkan semua
usaha mereka sia-sia. Dia bukan orang yang tidak bertanggung jawab. Itu
sebabnya, saya lebih khawatir.” kata
Yoon Hee.
Sementara itu di ruang penyimpanan obat di
Sungkyunkwan, Jae Shin berusaha mengobati lukanya sendirian, ia pun berusaha
mencabut panahnya, setelah berhasil dicabut Jae shin malah pingsan.
Sementara itu menteri Ha memperlihatkan sebuah sketsa pemanah
misterius kepada para prajurit.
“Ini adalah ilustrasi penjahat itu. Ingat penampilannya dan
bagaimana dia menembak. Jika penjahat itu siswa Sungkyunkwan. Di kompetisi
memanah besok satu-satunya kesempatan untuk menangkapnya. Penjaga militer
dibatasi masuk Sungkyunkwan. Besok kalian semua akan memakai pakaian sipil dan mencari
diam-dia mengerti?” Perintah menteri Ha.
“Kita harus menangkapnya sebelum raja mengetahui situasi ini” Ujar menteri Ha mempertegas arti penting tugas yang ia berikan.
Keesokan harinya, di Sungkyunkwan mulai dipersiapkan perlombaan
memanah, semua meja-meja, makanan dan minuman dipersiapkan, semua mahasiswa
Sungkyunkwan pun bersiap-siap menuju ke tempat lomba, para Gisaeng pun datang
untuk melihat dan memberi semangat. Kompetisi ini dilihat mulai dari anak kecil
sampai orang tua,para pejabat dan raja pun akan menonton siapa yang akan
bertahan di kompetisi memanah ini.
Sementara di itu dipasar berkumpul para rakyat mendengarkan
pengumuman akan adanya info langsung mengenai jalannya pertandingan di
Sungkyunkwan mereka berteriak-teriak sambil memainkan alat musik tradisional
korea. Disini ibu Yoon Hee dan pelayan Sung Joon juga ada.
“Tiga sen…tiga sen, siaran langsung dari persaingan kompetisi memanah
di Sungkyunkwan. Biaya tiga sen” teriak
penyiar kompetisi.
Sementara itu Raja dan para pejabat istana bersiap-siap menonton
kompetisi memanah ini.
“Mari pergi cuaca sangat cocok untuk kompetisi memanah ini, saya
mendengar beberapa hal yang terjadi tadi malam, menteri” kata Raja.
“Saya minta maaf yang mulia. Orang yang bersalah adalah saya”. kata menteri Lee.
“Saya seperti raja tidak berguna, penjahat itu tidak akan memiliki
kesempatan untuk menantang politik negara. Dan menciptakan masalah bagi
menteri”.kata Raja.
“Mohon jangan berkata begitu, Yang Mulia.” kata menteri Lee.
“Byun Pan, silahkan menangkap penjahat itu dengan cepat? saya tidak
bisa lagi tahan menghadapi masalah seperti ini” kata Raja.
“Saya akan melakukannya terbaik untuk menangkap dia dan untuk
menutup kasus yang mulia” kata menteri
Ha.
“Namun saya tidak akan mengizinkan itu harus dilakukan hari ini” kata Raja.
“Mengapa demikian?” tanya
Menteri Ha.
“Saya ingin meninggalkan semua masalah yang ada di istana, kalian
semua harus mengikuti kemana saya pergi hari ini.” kata Raja .
Sementara itu para peserta sudah berkumpul di lapangan
Sungkyunkwan.
“jika Moon Jae Shin, tidak datang pada saat ini, Lee Sun Joon dan
Kim Yoon Shik akan didiskualifikasi, sebagaimana dinyatakan sebelumnya? Dalam
kompetisi anda berdua dianggap gagal,” kata
Prof. Jung, Sung Joon, Yoon Hee dan Yong Ha pun bingung kenapa Jae Shin belum
muncul-muncul.
Sementara itu diruang penyimpanan obat di Sungkyunkwan , Jae Shin
mulai sadar dari pingsannya. Yoon Hee dan Sung Joon diledek genk In Soo dkk.
“Kau tidak dapat membujuk teman sekamarmu, jadi kenapa repot-repot
berbicara tentang unifikasi. Geol Oh tidak akan kembali. Kalian pasti akan
didiskualifikasi” kata Byun Choon
“sekarang masih ada waktu sebelum kompetisi memanah mulai” kata Yoon Hee.
Sementara itu para peserta bersiap-siap memakai seragamnya, Yoon
Hee dan Sung Joon hanya memandangi nomor peserta Jae Shin, Yong Ha melihat
kearah mereka berdua dengan bingung.
“Yang mulia
tiba.” teriak pengawal, Raja disambut oleh Prof.
Choi.
“dapat secara pribadi menyambut anda Sungkyunkwan, saya bisa mati
tanpa menyesal.” kata Prof. Choi.
“Apakah Sungkyunkwan milik Anda? Sampai sekarang aku selalu
berpikir sebagai Sungkyunkwan milik saya ?”
kata Raja.
“Milik anda yang mulia? Saya tidak setia? tolong saya ampuni saya.” kata Prof. Choi.
“Aku bercanda Dae Sa Sang” kata
Raja
Sementara itu lomba memanah akan segera dimulai.
“sekarang saya akan mengecek kehadiran terakhir,” kata Prof. Jung, lalu menyebutkan satu persatu peserta tiap kamar.
“Kepala kamar Ha In Soo, Lee Byun Choon, Gang Moo,” tanya Prof. Jung.
“ya, kami disini,” jawab
mereka.
“Bae Jae Jeo,
Kim Jung Min, Lee Jung Seo,?”
tanya Prof. Jung
“ya, kami
disini,” jawab mereka.
“Kim Woon Tak,
Bae Yeon Hae, An Hon Bo” tanya Prof.
Jung
“ya, kami disini,” jawab mereka.
“Kim Cehol Su,
Lee Jae Shin, Kim Yoon Jeok”
tanya Prof. Jung
“ya, kami
disini,” jawab mereka.
Sementara itu, Raja sebentar lagi sampai ditempat kompetisi
memanah, menteri Ha memberi kode perintah pada anak uahnya yang sudah menyamar
sebagai warga sipil agar mencari pemanah misterius (Jae Shin).
“cari
penjahat itu diam-diam jangan biarkan Yang Mulia atau penjabat lainnya tahu.
Jangan biarkan yang mulia menangkap penjahat tersebut. Jika situasi aman tidak
ada siapa-siapa, jangan lupa untuk menyingkirkan tanpa jejak.”
Sementara itu Jae Shin berusaha mengobati lukanya sendirian.
“Lee Sun Joon,
Kim Yoon Shik” tanya Prof. Jung
“ya,” jawab Sun Joon dan Yoon Hee.
“Moon Jae Shin?” tanya Prof. Jung, tapi tidak ada jawaban.
“Moon Jae Shin belum datang?” tanya prof. Jung.
“Seperti yang dijanjikan sebelumnya, karena tidak adanya Moon Jae
Shin maka Lee Sun Joon dan Kim Yoon Shik akan dianggap sebagai sarjana gaga” kata Prof. Jung, lalu Prof. Jung pun mencoret nama mereka bertiga
Sun Joon dan Yoon Hee pun hanya geram melihat itu, Yong Ha pun pun terlihat
sangat kecewa
Sementara itu Jae
Shin ternyata sudah memakai seragamnya dan bersiap ke tempat lomba, namun ia
melihat rombongan, Raja lewat jadi ia bersembunyi di balik pohon. Setelah
rombongan lewat, Jae Shin pun jalan ke arah tembok dan mencoba melompati tembok
itu , namun terjatuh , Ia pun bangun sambil memegang pinggangnya yang masih
sakit. Tiba-tiba datang orang-orang suruhan menteri Ha yang menyamar sebagai
warga sipil menangkap Jae Shin dan mengancam Jae Shin. Lalu datang kepala
polisi mencocokkkan tulisan lukisan pemanah misterius dengan wajah Jae Shin.
Oke Chingu lets see bonus picture in this lesson.... check this...
"kau selalu membantahku... dan sekarang kau datang padaku.... apa maumu sebenarnya Kim Yoon Shik?"
"Anak pintar... kau memnag harus menurut pada Oppa mu yang tampan ini... jangan ke pada Ga-Rang yang garang itu.."
" Kau lihat Sung Joon aku bahkan bisa bergantung dengan satu tangan... inilah kelebihanku Dae-Mul"
"Aku wangikan??? lihat kau langsung menempel padaku... hhhh pesonaku memang luar biasa"
"Hei lihat aku berolahrga melatih otot tanganku... kau malah asyik2kan membaca buku ini tak adil.."
"baiklah ku pinjamkan bahuku..."
"NAh begitu seharusnya cuci tangan jika sudah selesai bermain..."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar