Annyeong Chingudeul.. mian.. lesson 5 rada telat.. awal tahun neh makin banyak kerjaan coz.. jadwal pada berubah... (JJiiiiaaahhh CurCol lagi..)
Lesson 5
Moon Jae Shin terlihat kesal dan membanting peralatan panahnya. Sun
Joon menghampirinya:
“jika kau
berniat mencari kepala mahasiswa harap tahan dirimu”
Jae Shin sinis menanggapinya:
“kenapa?apa
karena dia Noron juga seperti kau?”.
“Situasi ini terjadi karena aku jadi akulah orang yang harus
menyelesaikannya.” Ujar Sung Joon
Sementara itu Yoon Hee mulai sadar. Saat
terbangun ia terkejut berada di ruang medis. Lalu ia mencari benda yang diberi
ibunya. Yoon Hee mencari benda itu sampai di bawah ranjang, lalu ia melihat
sepasang kaki mendekat. Ia pun bangun ternyata itu Prof. Jung yang melihatnya
dengan tajam. Takut dengan tatapan professor, Yoon Hee pamit akan pergi. Saat
melangkah ke luar, Prof. Jung bertanya:
“apa
benda ini yang kau cari?” sambil menunjukkan suatu benda.
Yoon Hee terhenti dan berbalik. Alangkah
terkejutnya ia saat tahu benda yang dicari ada di tangan Prof. Jung.
“apa kau seorang gadis?” Tanya Prof. Jung lagi dan membuat Yoon Hee bertambah kaget
“Jawab aku Kim Yoon Shik. Apa kau seorang
gadis?” Tanya
Prof. Jung sekali lagi, Yoon Hee hanya
tertunduk matanya berkaca-kaca.
Sementara itu Yong Ha sedang berpikir penasaran:
“tidak mengizinkan seorang pun masuk ruang medis bahkan melarang
departemen kesejahteraan untuk melihatnya. Ada apa sebenarnya?” ujar Yong Ha seolah bicara pada dirinya sendiri.
Yong Ha kemudian mendekati Jae Shin yang sedang tidur-tiduran.
“apa kau tidak penasaran dengan yang terjadi pada Daemul?” Tanya Yong Ha
“Daemul?”
Tanya Jae Shin kurang mengerti maksud Yong Ha.
Yong Ha meralatnya kalau ia sedang membicarakan Kim Yoon Shik. Yong
Ha bilang kalau kedewasaan Yoon Shik diakui oleh Cho Sun sehingga tidak
seharusnya ia menjadi Daemul.
“konyol”. Comment Jae Shin
“itu pendapaku karena itu sama sekali tidak cocok dengan wajah
cantiknya. Daemul harus memiliki beberapa rahasia. Sebuah rahasia yang sangat
berbahaya dan mengerikan yang tidak dapat diungkapkan kepada siapa pun.” Jelas Yong Ha
Sementara itu Yoon Hee berlutut pada Prof.
Jung:
“maafkan
saya”.
Pinta Yoon Hee
“memasuki Sungkyunkwan sebagai wanita, bagaimana bisa kau masih punya nyali memohon ampunan. Persis seperti kau masuk ke Sungkyunkwan saat pertama.” Ujar Prof. Jung dengan nada tinggi
“saya ingin terus hidup. Saya … hanya ingin
terus hidup untuk ibu saya dan adik saya yang sedang sakit. Saya harus
mendapatkan uang. Saya pergi ke tempat ujian untuk keluarga saya, dan ternyata
seperti ini.”
Ujar Yoon Hee berkaca-kaca. Prof. Jung terlihat sedih dan menghela nafas.
“semua yang saya katakan benar, tolong percaya
Profesor” kata
Yoon Hee berkaca-kaca.
“saya tidak pernah menerima seorang wanita
sebagai murid, baik yang telah saya terima penuh alasan bodoh. Menipu yang
mulia melanggar protokol. Kejahatan anda dan keluarga anda sangat besar hukuman
mati tidak akan terelakan.” Ujar Prof. Jung
Yoon Hee kaget mendengarnya dan terus memohon:
“keluarga saya tidak bersalah. Jika hukuman
harus dijalankan maka silakan menghukum saya sendiri, tidak peduli apapun
hukuman itu saya dengan senang hati menerimanya”
“semua kejahatan itu dilakukan untuk ibumu dan
adikmu yang sakit, seperti yang kamu katakan, jadi mereka telah bersekongkol sehingga
kau melakukan kejahatan seperti ini. Bagaimana bisa membiarkan mereka untuk
terus hidup.” Ujar
Prof. Jung
Yoon Hee hampir menangis mendengarnya.
“apa kau mengerti sekarang? Tidak ada yang
bisa diselesaikan dengan menggunakan alasan dan menyalahkan. Kembalilah dan
tunggu hukumanmu. Sebelum hukuman itu ditetapkan tidak ada yang boleh tahu
tentang hal ini. Ingatlah ini satu-satunya cara agar tidak menambah hukumanmu.” Ujar Prof. Jung lagi
Yoon Hee keluar dari ruang medis dengan linglung. Ketiga temannya
Won Tak dkk, menunggu diluar dan langsung bertanya bagaimana keadaan Yoon Hee.
Tapi Yoon Hee tetap berlalu tanpa mempedulikan mereka. Semuanya hanya melihat
kasihan.
Sementara itu di tempat latihan. Byung Chon berkata pada temannya
kalau Kim Yoon Shik itu cukup aneh. Ia juga berpikir kenapa semua orang
melindungi Yoon Shik. Temannya setuju kalau Soron dan Noron benar-benar
bekerjasama. In So menimpali:
“pencampuran Noron dan Soron adalah yang diharapkan oleh Yang
Mulia. Sepertinya sifat kecewean Kim Yoon Shik lebih kuat dari kekuatan Yang
Mulia.”
In So bersiap-siap melepas panahnya secara tiba-tiba Sun Joon
datang dan berkata:
“itu tindakan pengecut. Panah itu seharusnya tidak ditujukan kepada
Kim Yoon Shik, tetapi untukku?”
In Soo menarik lagi panahnya dan berkata:
“itu peringatan terakhir dari saya, pindahlah
ke asrama barat tempat Noron berada, kemudian saya akan memberikan jabatan
wakil kepala Mahasiswa dari upacara penyambutan.”
Byung Chon merasa itu posisinya dan ingin
protes pada In Soo:
“ketua
itu posisi saya” tapi
temennya langsung menyuruhnya diam.
“jika kau bersedia maka saya akan memberikan
posisi sebagai kepala mahasiswa berikutnya”. Ujar In Soo
“jika
saya menolak, apa yang akan terjadi?” Ujar Sung Joon
“karena itulah kau masih harus belajar banyak,
Karena kekeras-kepalaan bodohmu itu. Kelompok anda dicampur Noron, Soron, dan
Namin yang keluar dari jalur kelompok.” Ujar In Soo mulai geram
“sebuah penghapusan partai-partai apa selalu
salah?”
Tanya Sung Joon semakin membuat kesal
“sebuah penghapusan? Campuran dari beberapa
orang tanpa membedakan partainya?” Ujar In Soo tertawa sinis
“aku tidak pernah percaya pada pendapat
menjijikan seperti itu” Tambah In Soo lagi, Byung Chon dkk ikut
tersenyum sinis mendengarnya.
“penghapusan itu adalah aliansi Soron dan
Namin yang akan mendorong kita, Noron keluar. Itu hanya trik bodoh Yang Mulia.” Ujar In Soo seraya memegang
bahu Sung Joon
In Soo melepas bahu Sung joon dan bilang kalau Sung Joon
memenangkan kompetisi panahan ini di depan semua menteri istana itu berarti Sung
joon mengangkat kedua tangannya dan mendukung Yang Mulia. Lalu In Soo mengambil
busur dan panahnya, ia bersiap memanah dan mengarahkan panahnya ke arah Sun
Joon.
“apa kau mau jadi target panah di Noron, bukan, ayahmu” Ujar In Soo menantang
“Kau benar. Apa berarti jika menang di
kompetisi memanah ini. Saya benar-benar tidak terpikirkan sebelumnya. Oleh
karena itu saya akan melakukannya bahkan lebih… untuk menang.” Balas Sung Joon
“apa?” Tanya In So kaget
“untuk melihat apakah strategi penghapusan
Yang Mulia itu omong kosong. Atau jika anda telah dibutakan oleh kekuasaan
sewenang-wenang anda. Bagaimana kita tahu jika belum mencobanya.” ujar Sung Joon
“baik, cobalah. Karena pengalaman langsung
tidak akan pernah terlupakan” kata In Soo penuh kejengkelan
Sementara itu Yoon Hee langsung masuk ke ruang
kelas. Ia menutup pintu kelas dan teringat semua perkataan prof. Jung beberapa
saat lalu, matanya mulai berkaca-kaca lagi. Akhirnya Yoon Hee menangis juga.
Ternyata
di ruang itu ada Jae Shin yang sedang tiduran dan mendengar suara tangisan. Pas
dilihat ternyata Yoon Hee. Jae Shin awalnya ingin membiarkan Yoon Hee dan
kembali tidur tapi akhirnya ia bangun dan Yoon Hee melihatnya langsung
memalingkan wajahnya tidak ingin dilihat. Jae Shin juga gak enak dan berkata:
“itu sangat
maskulin tidak membiarkan orang lain melihat air matamu.”
Yoon Hee mulai risih dan hendak pergi. Jae Shin menahannya dan
memegang bahunya.
“kau bisa
tinggal, aku akan yang akan pergi.”
Ujar Jae Shin
Jae Shin mulai melangkahkan kakinya lalu berhenti dan bilang pada
Yoon Hee agar menangis sekeras-kerasnya seperti orang dewasa. Jae Shin lalu
keluar meninggalkan Yoon Hee. Yoon Hee masih menahan tangisnya dan menutup
mulutnya agar tidak terdengar. Di luar Jae Shin menoleh lagi sepertinya ia
mengkhawatirkan Yoon Hee.
Sementara itu In Soo CS, Byung Chon menertawakan keinginan Sung
Joon dan bilang Sung Joon seperti orang bermimpi karena berharap kemenangan.
Semuanya memihak dan beranggapan Sung Joon tidak akan menang walaupun ia jago
melompat karena ada Ha In Soo yang hebat. Tiba-tiba ada anak panah melesat
tepat di depan In Soo. Ternyata Jae Shin yang datang dan menghampiri In Soo.
“bagaimana
perasaanmu?”
Tanya Jae Shin dengan gaya cueknya
“apa
yang kau lakukan?”. Tegur
In Soo masih Shock
“santai menjadikan nyawa orang sebagai
lelucon. Bagaimana rasanya jadi korban?” Ujar Jae Shin
lalu Jae Shin menoel-noel kepala In Soo
“lebih baik kau ingat dengan baik” Ujar Jae Shin membuta In So
marah dan memegang tangan Jae Shin.
“jika tidak lain kali aku akan menembakkannya
di sini sebagai gantinya.” Ujar Jae Shin serius seraya menunjuk dada In
Soo.
Jae Shin selesai dengan ancamannya dan pergi.
Temannya In Soo ada yang ingin mengejarnya tapi In Soo menahannya dan
membiarkan Jae Shin pergi.
Sementara itu di toko buku,
Hyo Eun sedang melihat-lihat buku. “karena
takut kakakku marah, tuan muda itu tidak mencariku lagi sejak hari itu. Dia
mungkin sangat merindukanku sampai akan gila.” Ujar Hyo Eun
Pelayannya bilang agar Hyo Eun melupakan orang
itu, jika dia takut pada saudaranya maka ia berarti pengecut. Hyo Eun marah
sama pelayannya dan bilang kalau tuan muda itu takut kemarahan kakaknya akan
dilampiaskan pada dirinya jadi tuan muda itu bertindak hati-hati. Pelayannya
mau protes lagi tapi Hyo Eun keburu marah dan berkata:
“apa
kau tahu artinya cinta?”
Hyo Eun membawa beberapa buku ke meja Hwang. Hwang menyelipkan
sebuah buku di atas buku yang dipilih Hyo Eun. Hyo Eun melihatnya dan bilang
itu bukan buku yang ia pilih. Hwang bilang itu hadiah kepada pelanggan setia. Buku
itu roman percintaan yang menguras air mata. Hyo Eun antusias mendengar cerita
Hwang. Hwang melanjutkan Kisah cinta antara seorang anak pejabat tinggi dengan
seorang gadis pelayan. Tetapi pada akhirnya mereka menemukan fakta kalau mereka
saudara kandung, dan gadis itu menderita penyakit yang tidak ada penyembuhnya.
Hyo Eun penasaran dan bertanya apa mereka hidup bahagia? Hwang bingung jawabnya
mereka memang saling mengasihi tapi mereka tidak bisa menikah jadi bisa dikatakan
tidak juga. Hyo Eun kesal mendengarnya dan bilang kalau penulis cerita itu
sangat kejam karena membiarkan tokohnya hidup menderita.
Hyo Eun mau melangkah pergi tapi ia ingat
sesuatu dan berbalik. Hyo Eun tanya ke Hwang tentang surat cintanya apa sudah
ada kabar dari orang itu. Hwang yang menyebutnya penulis terbaik di SKK. Hwang
tersenyum dan bilang kalau saat ini di SKK sedang ada kekacauan besar. Hyo Eun
kaget dan tanya ada apa di SKK? Hwang memperagakan memanah dan bilang karena
ada kompetisi memanah.
“kompetisi
memanah?”
Tanya Hyo Eun bingung
Sung Joon masuk ke perpustakaan dan mencari
Yoon Hee tapi tidak menemukannya di sana. Saat menuju kamarnya ia melihat
mahasiswa yang sedang belajar dan menyangka itu Yoon Hee dan berdehem dan mahasiswa
itu berbalik ternyata bukan Yoon Hee. Sung Joon terlihat kecewa dan masuk ke
dalam kamarnya dan hanya melihat Jae Shin yang sedang tiduran sambil melempar
bola kertas. Sung Joon langsung keluar dan mencari Yoon Hee. Jae Shin kayaknya
tahu kalo Sung Joon mencari Yoon Hee.
Sung Joopun pergi keluar dan ia mau ke ruang
kelas ternyata Yoon Hee keluar. Matanya masih terlihat berkaca-kaca. Yoon Hee
melihat Sung Joon dan tetap berlalu sampai Sung Joon dulu yang menyapa Yoon
Hee.
“apa
kau baik-baik saja?”
tanya Sun Joon khawatir.
Yoon Hee berhenti tanpa menoleh.
“apa badanmu tidak apa-apa?” Ujar Sun Joon berbalik dan
melihat Yoon Hee dari belakang. Yoon Hee hanya menganggukkan kepala dan pergi
meninggalkan Sung Joon
Sementara itu prof. Jung keluar dari ruang medis, danYong Ha sudah
menunggu dan menyodorkan buku kesehatan dan bertanya apa penyakitnya Kim Yoon
Shik? Yong Ha memberi hormat pada Prof. Jung dan tanya penyakit apa yang
membutuhkan masa tenang pemulihan. Yong Ha terus bertanya kalau pada buku
kesehatan itu juga tidak dicantumkan penyakit dan spesialisasi organ tubuh yang
sakit. Obat pun tidak ditulis. Yong Ha juga tanya Prof. Jung bahkan tidak
meninggalkan catatan denyut nadi. Kenapa begitu?
Prof. Jung hanya tersenyum dan bilang cukup
menarik dan meminta Yong Ha melanjutkan analisisnya. Yong Ha menyebutkan
kelalaian Prof. Jung sebagai kesalahan. Serta tidak ditulisnya kondisi Kim Yoon
Shik di buku catatan medis karena Kim Yoon Shik memiliki penyakit yang tidak
dapat disembuhkan atau karena dia memiliki tubuh yang seharusnya tidak boleh
ada di Sungkyunkwan. Yong Ha bilang kalau ia hanyalah mahasiswa yang memiliki
rasa ingin tahu yang besar. Prof. Jung tersenyum dan bilang kalau catatan medis
mahasiswa adalah rahasia. Tidak seorang mahasiswa pun yang bisa mengaksesnya
Tetapi jika bocor maka orang itu akan menerima hukuman cambuk 10 kali dengan
kulit yang terbuka.
Yong Ha tersenyum dan langsung ciut. Prof.
Jung melihat ke kanan dan kiri lalu tersenyum:
“guru
yang menutupi kesalahan muridnya.”
Yong Ha tersenyum lega dan membungkuk dan
memberikan buku catatan medis itu pada Prof Jung.
Rapat dewan istana, dalam rapat menteri perang
Ha mengajukan petisi agar kompetisi memanah di hilangkan sesuai pilihan Kakek
Raja, Raja Yeong Jo. Semua menteri memohon pada Raja agar kembali ke jalan
semula. Raja tersenyum dan berkata ke menteri Ha:
“walaupun orang tua menganggap anak mereka
yang meninggal sebelum mereka telah berdosa menguburnya jauh di dalam hati,
tetapi anak - anak mencari jejak orangtuanya meninggal. Itulah yang namanya
cara hidup.”
Raja menanyakan pendapat menteri kehakiman.
Menteri kehakiman membenarkan ucapan Raja seraya melihat menteri tertinggi Lee,
sehingga menteri pertahanan bilang sejujurnya ia tidak tahu apa hubungan
kompetisi memanah dengan cara hidup.
“kompetisi panahan adalah kepentingan bersama
ayah saya dan para Profesor Sungkyunkwan saat beliau masih hidup. Semua orang
bisa menganggapnya sebagai kerinduan anak laki-laki terhadap ayahnya. Tapi saya
sebagai Raja negeri ini saya dapat membuat keputusan besar tersebut.” Ujar Raja menjelaskan dan
membuat semua menteri tak berkutik.
Menteri Lee dan menteri Ha bertemu membicarakan sesuatu. Menteri
Lee berkata Raja sudah tidak menunjukkan lagi kemarahannya seperti saat menjadi
putra mahkota. Menteri Ha menuangkan minuman sambil berkata:
“Raja sudah
semakin tua sehingga hatinya sudah agak melembut.”
Menteri Lee memberikan catatan pertemuan Yang Mulia. Menteri Ha
menerimanya dan kaget membacanya Jung Yak Yong.
“pertama ia mengirim Prof. Jung ke Sungkyunkwan
dan sekarang kompetisi memanah untuk mengingat ayahnya. Raja selalu memberi
perintah rahasia kepada Prof. Jung setiap hari. Aku bodoh, prof. Jung tidak
diturunkan dari jabatannya.” Ujar Mentri Lee, Menteri Ha terlihat berpikir
sesuatu.
Prof. Jung mengunjungi makam profesor terdahulu. Ia menyentuh papan
nisan gurunya. Prof. Jung:
“anda akan mengorbankan hidup anda untuk kebenaran. Saya masih
mengikuti jalan panjang yang anda pilih guru.”
Prof.
Jung terlihat bersedih. Prof. Jung keluar dan mulai berpikir. “insiden Geum Deung Ji Sa dan situasi Yoon
Hee anak guru. Keduanya merupakan tugas berat untuk saya pecahkan. Guru …”
Prof. Jung teringat kejadian masa lalu saat ia berkunjung ke rumah
gurunya. Ia melihat seorang gadis cilik sedang belajar di luar menulis
pelajaran. Saat didekati anak itu menyuruhnya diam karena ia sedang belajar.
Prof bertanya siapa nama gadis kecil itu, lalu tiba-tiba ibunya datang dan
memarahinya. Saat mau dipukul Yoon Hee kecil berlindung di belakang Prof. Jung.
Setelah ibunya pergi Yoon Hee menyebutkan namanya. Kim Yoon Hee. Prof. Jung
senang mendengarnya.
Prof. Jung mendatangi kamar Yoon Hee dan menatapnya dengan sedih.
Sementara itu di dalam Yoon Hee tidak bisa tidur. Ternyata bukan hanya Yoon Hee
yang tidak bisa tidur. Jae Shin dan Sung Joon juga. Keduanya mengkhawatirkan
kondisi Yoon Hee yang jadi pemurung.
Di rumah Yoon Hee. Ibu melipat kain dengan suka cita. Yoon Shik
yang sedang membaca buku menyuruh ibunya istirahat sebelum melanjutkan. Yoon
Shik juga bilang ia berterimakasih pada kakaknya karena tidak perlu memikirkan
biaya berobat lagi. Ibu sedih karena selama ini tidak memberikan pakaian yang
bagus untuk Yoon Hee. Saat Yoon Hee remaja ia hanya memakai baju biasa. Yoon
Shik menggeser mejanya ke tembok dan menghampiri ibunya. Yoon Shik menyentuh
kain itu dan bilang warnanya sangat indah, kakak pasti akan terlihat cantik
memakainya. Ibu tersenyum . Yoon Shik dalam hatinya pasti ngerasa sedih.
Raja melihat daftar nama dan tanya ke Prof.
Jung apa pemuda cantik Kim Yoon Shik itu adalah putra Prof. Kim Sheon Eon?
Prof. Jung ragu menjawabnya tapi akhirnya membenarkan. Raja kelihatan senang
dan bilang kalau ia sudah merasakan kekuatan yang terpancar dari wajah
tampannya. Ternyata keturunan tidak bisa dibodohi. Raja ingin menemui Kim Yoon
Shik. Prof. Jung kaget dan berusaha menghalangi. Raja ingin Kim Yoon Shik
meneruskan pencarian Geum Deung Ji Sa.
Prof. Jung mencegah dan bilang kalau Yoon Shik
hanya sarjana muda yang belum tahu apa-apa. Raja masih berkeras kalau ada Prof.
Jung di sampingnya maka itu semua mungkin. Prof. Jung tetap nggak setuju karena
Kim Yoon Shik sama sekali belum tahu materi ayahnya.
Raja bangkit dan tanya kalau selama ini Prof.
Jung tidak pernah membantah apa yang dikatakannya. Jadi karena ini nasihat dari
Prof. Jung maka Raja tidak akan bertanya apa alasannya. Raja lalu tersenyum dan
bilang menunggu kompetisi memanah akan semakin sulit. Prof. Jung tersenyum lega
sementara Raja tertawa senang.
Sung
Joon menyodorkan busur kepada Yoon Hee. Sung Joon bilang jika Yoon Hee mau
latihan maka cepatlah karena kompetisi memanah sebentar lagi. Ketiga temannya
Won Tak dkk mencegahnya dan bilang kalau Yoon Hee masih sakit. Sung Joon bilang
Prof. Jung tidak akan membiarkan pasien yang masih sakit keluar dari ruang
medis, benar kan? Yoon Hee teringat perkataan Prof. Jung lagi, Yoon Hee
langsung bilang iya ia akan melakukan latihan memanah. Semua temannya kaget.
Yoon Hee latihan memanah. Ia menjatuhkan anak
panahnya sebelum menembakkannya. Setiap kali terjatuh Sung Joon lansung berteriak
“lakukan lagi” terus berulang setiap kali Yoon Hee gagal
melepaskan atau menjatuhkna anak panah.
Yoon Hee terus mencoba sampai tangannya luka.
Matanya mulai berkaca-kaca tapi kemudian ia ingat saat Raja menyuruhnya masuk
ke SKK dan saat adiknya memberikan papan namanya dan menyuruhnya hidup dengan
baik dengan namanya. Saat Yong Ha mengumumkan dirinya diterima di SKK dan
memberikan seragam SKK, saat kuliah perdananya sampai saat ia ketahuan oleh
Prof. Jung. Tapi Yoon Hee terus mencoba lagi. Semua orang yang melihat mereka
pasti berpikir Sung Joon sangat kejam. Hae Won malah berpikir Sung Joon sangat
ingin menang dengan suara bulat untuk menunjukkannya pada Raja. Sementara itu
Jae Shin yang lagi tiduran di atas pohon juga terganggu dengan teriakan Sung
Joon yang seolah tengah menyiksa Yoon Hee.
Sementara Ha In Soo sedang membersihkan busurnya bersama CS. Byung Chon
tertawa senang karena Geol Oh mengundurkan diri saat kompetisi panahan yang
lalu. Sementara Kim Yoon Shik sedang belajar menggunakan tangan kanannya. Ha In
Soo tidak puas dan ingin Sung Joon yang merasakan kesulitan dengan bandannya
sendiri. Lalu ia meminta Byung Chon menjalankan rencananya.
Kepala pejabat SKK mempersiapkan segala hal untuk menyambut yang Mulia
di kompetisi memanah. Sampai jalan yang dilewati disapu bersih karena jalan itu
akan dilewati Baginda. Saat kursi tempat duduk baginda dibawa dan mau jatuh
kepala pejabat SKK langsung berlari menyelamatkan kursi itu dan berteriak Yang
Mulia akan duduk di kursi ini. Sampai peralatan makannya pun dibersihkan,
bahkan setitik bubuk cabe pun tidak boleh ada di sana.
Lalu kepala pejabat masuk ruangannya dan
bersorak girang karena pada hari itu Baginda akan ke Sungkyunkwan berarti
beliau akan melihatnya, lalu ada petugas datang mengingatkannya kalau mereka
harus bersiap-siap untuk pesta. Pejabat Choi langsung teringat sesuatu. Ternyata
pejabat Choi sedang menyeleksi gisaeng yang akan menghibur mereka saat
kompetisi. Gisaeng berdatangan dan langsung diseleksi olehnya. Ada yang
berdasarkan kecantikan dan bakat. Tapi ada juga yang lulus karena sogokan, lalu
datang gisaeng Cho Sun. pejabat Choi langsung terpana dan meluluskannya. Cho
Sun mengatakan ia datang ke SKK membawa anak buahnya untuk melihat pertandingan
ini. Pejabat Choi kaget kalau Cho Sun datang sendiri ke SKK secara pribadi. Cho
Sun membenarkan karena kompetisi di SKK ia ingin melihatnya apalagi Raja akan
hadir juga. Pejabat Choi bilang acara ini khusus diminta Yang Mulia.
Cho Sun sedang diukur untuk dibuatkan baju. Ia
pun memilih sendiri aksesoris yang akan ia kenakan. Cho Sun tampak senang dan
tersenyum. Anak buahnya khawatir Cho Sun jatuh terlalu dalam karena seorang
pelajar cantik. Anak buahnya memandangi Cho Sun yang sedang mencoba bedaknya.
Gisaeng itu bilang itu karena dendam, Cho Sun ingin menang. Sejak saat upacara
penyambutan, mahasiswa itu tidak pernah datang lagi. Gisaeng satunya lagi
bilang Cho Sun belum pernah merasakan hal seperti itu sebelumnya.
Diwaktu yang bersamaan Yoon Hee masih berusaha
latihan memanah. Ia berusaha menarik busurnya dengan kuat saking kuatnya
melukai pipinya. Akhirnya Yoon Hee menitikkan air mata dan bilang ia ingin
menyerah.
“kau
bahkan belum memulainya”. Ujar Sung Joon
“aku muak dan aku tidak ingin berlatih lagi”. Ujar Yoon Hee mulai
menyerah dengan tekadnya
“bagaimana kau bisa bilang kau sakit? Kim Yoon Shik, kau bahkan
belum pernah memegang busurmu dengan benar.”
Ujar Sung Joon tidka terima ucapan Yoon Hee yang gampang menyerah
Yoon Hee memandang Sung Joon dengan kesal. Sung Joon berpikir pikiran
Yoon Hee kacau karena kasus penembakan tempo hari. Sung Joon meminta Yoon Hee
untuk menghadapi lawannya jangan menghindar ketakutan.
“Hey Noron” Ujar Jae Shin
yang tidak tahan melihat latihan Yoon Hee dan Sung Joon
Sun Joon dan Yoon Hee menoleh kearah Jae Shin.
“apa diotakmu cuma ada pikiran menang mendapatkan pengakuan Raja?
apa tidak ada pikiran lain diotakmu selain kekuasaan, menjadi pejabat? Kau
benar-benar seorang Noron.” Ujar Jae Shin
lagi
“senior!”. Ujar Sung Joon seolah tidka terima ucapan Jae Shin padanya
“dia hampir tertembak panah di otaknya. Tidak bisakah kau
melihatnya masih trauma karena kejadian itu?”
Ujar Jae Shin seraya menarik tangan Yoon Hee tapi langsung dihalangi Sung Joon.
“jika dia pergi karena takut ia tidak akan mengambil busur dan anak
panah lagi.” Ujar Sung Joon
Jae Shin kesal melihat Sung Joon. Ternyata Byung Chon dan temannya
sedang mengamati mereka dan tersenyum senang.
“dengan penjelasan dan alasan tidak akan berubah” Ujar Sung Joon bertahan dengan pendapatnya
Yoon Hee tersinggung dan langsung melepaskan tangannya. Jae Shin
menatap Yoon Hee kasihan. Yoon Hee melihat Sung Joon dengan kesal.
“jangan mengatakannya begitu ringan di depan saya, karena bagi saya
itu benar-benar nyata. Ketika kau bermain santai dengan busur dan anak panah,
saya sedang sibuk menafkahi keluarga saya. Itulah mengapa saya tidak pernah
menyentuh busur. Apa perlu saya jelaskan untuk anda Lee Sung Joon saya seorang
Namin tanpa latar belakang yang dapat berbicara tentang harapan. Saya bahkan
tidak tahu seperti apa ayah saya, karena saya Kim Yoon Shik.” Ujar Yoon Hee seolah mengeluarkan segala kekeksalannya pada Sung
Joon
“itulah sebabnya aku ingin kau ambil
kesempatan ini. Aku dengar jika menang dalam turnamen ini akan memiliki banyak
kesempatan untuk menjadi pejabat resmi.” Ujar Sung Joon masih tak mau mengalah
“jadi… kau mengatakan kalau ini semua untuk
kebaikan saya. Apa kau tahu semua yang saya alami sekarang ini karena kamu. Kau
berpikir kenyataannya kau bahkan tidak
mengenal dunia yang nyata ini. Seperti tuan muda yang terlindungi. Untuk
membiarkan saya menjadi seorang pejabat, untuk mengambil kesempatan ini. Untuk
anda ini adalah kesempatan yang logis tapi bagi saya ini adalah hal yang
mustahil bahkan jika saya pergi melalui gunung atau air terjun. Itu semua
mukjizat. Apa kau mendapatkan itu?” Ujar Yoon Hee dan memmbuat Sung Joon hanya
terdiam melihatnya.
“jangan bertindak seolah kamu tahu segalanya
di depanku karena itu akan membuatku ingin membunuhmu.” Ujar Yoon Hee lagi dan pergi
meninggalkan Sun Joon. Sun Joon mengejar Yoon Hee. Jae Shin terdiam
Saat mau mengejar Yoon Hee ada orang yang
memotong tali pengikat bambu tepat saat Sung Joon lewat sehingga tongkat –
tongkat bambu langsung jatuh menimpa Sung Joon. Semuanya kaget melihat Sung Joon.
Yoon Hee langsung berbalik dan terkejut melihat Sung Joon terkapar.
Sug Joon dibawa ke ruang medis. Prof. Jung mengobatinya dan
membalut lukanya. Prof. Jung bilang Sung Joon tidak mengalami patah tulang tapi
untuk kompetisi panahan….. pejabat Choi langsung masuk dan histeris melihat
kondisi Sung Joon. Prof. Choi malah bilang jika saja ia bisa meminjamkan
bahunya untuk Sung Joon.
Ternyata Won Tak dkk menguping dari luar. Yoon Hee juga terlihat
cemas. Prof. Choi teriak kalau sup yang dimasak harus tulang sapi. Prof. Jung
membantu Sung Joon memakai baju. Sung Joon tanya pada Prof. Jung apa ia bisa
ikut kompetisi panahan. Prof. Choi mengatakan itu bisa diatur ia akan membuat
Sung Joon otomatis menang dan langsung menuju ke final. Prof. Jung bilang
kompetisi panahan bisa jadi masalah buat Sung Joon. Prof. Choi bingung dan tanya ke Sung Joon apa
ada seseorang yang punya dendam padanya yang ingin melukainya? Sung Joon hanya
diam.
Yoon Hee, Won Tak, dkk sedang berendam kaki. Hae Won bilang kalau
yang punya dendam pada Sung Joon lebih dari satu apalagi saat melihat perlakuan
Sun Joon pada Daemul, ia saja ingin membunuh Sun Joon. Yoon Hee terlihat sedih
mendengarnya. Hae Woon langsung diketok kepalanya dan menutup mulutnya saat
melihat Yoon Hee tambah sedih. Hae Woon hanya penasaran ingin tahu siapa
pelakunya. Yoon Hee lalu menenangkan diri dengan merendam wajahnya di bak.
Yong Ha sedang bersama In Soo dkk.
“kau pikir aku Ha In Soo menggunakan cara licik karena takut Sung
Joon akan mengalahkanku di kompetisi panahan. Apa itu benar?” Ujar In Soo dan Yong Ha melihat-lihat busur sambil berkata:
“yangku katakan
mungkin semua orang akan mencurigai anda.”
“mereka tidak punya nyali menggunakan cara
licik seperti itu, aku juga bukan orang bodoh. Jika aku benar-benar menginginkan
Lee Sung Joon aku tidak akan menunggu sampai sekarang. Akulah ketua mahasiswa
SKK. Apa kau berpikir ia cukup baik untuk menjadi lawan saya? Aku bisa
menghapus namanya dari daftar sekolah dan aku bisa menyiksa dia sampai setengah
mati”.
Ujar In Soo
“ah,
jadi menakutkan”. Yong
Ha tersenyum
“yang saya inginkan adalah Sung Joon datang
secara sukarela. Aku udah memberinya kesempatan untuk datang ke sisiku.” Ujar In Soo lagi
Sementara itu Sung Joon sedang duduk termenung,
Won Tak dkk mengintip Sung Joon dan mengatakan
Sung Joon orang aneh, ambisius. Ternyata Sung Joon tetap memutuskan untuk ikut
serta dalam kompetisi panahan. Pelayannya Don Sol sudah melarang dan memintanya
pulang. Sung Joon tetap berkeras lalu dilihatnya Yoon Hee datang.
Sung
Joon mengambil busurnya dan mendekati Yoon Hee. Sung Joon menarik busurnya
dengan tangan kirinya.
“saat ini lengan kiri saya memegang busur untuk pertama kalinya
seperti kau Kim Yoon Shik. Dengan lengan kiri ini aku akan mendapatkan sebuah
molgi”. Ujar Sung Joon
Hae Won yang mendengar bertanya:
“apa itu molgi?”
“molgi itu menembakkan 5 panah berturut-turut ke pusat papan
sasaran. Keterampilan tingkat tinggi.” Jawab
Won Tak sekenanya
Hae Won berkata Sung Joon terluka tapi masih ingin berbuat itu.
Mereka beranggapan keinginan Sun Joon itu adalah suatu keajaiban.
“jika butuh keajaiban maka biar aku yang melakukannya. Jika
berhasil kau Kim Yoon Shik harus mencoba lagi. Aku ingin masuk dalam kompetisi
panahan itu jadi aku perlu kau.” Ujar
Sung Joon lalu pergi meninggalkan Yoon Hee yang masih bingung. Tidak lupa Don
Sol mengikuti tuan mudanya dari belakang. Yoon Hee melihat Sung Joon pergi.
Hyo Eun mendengar kabar kalau Sung Joon
terluka karena terkena tembakan panah. Pelayannya bilang bukan seperti itu. Sung
Joon tertimpa kayu-kayu yang lepas ikatannya dan terluka bukan dipanah. Hyo Eun
panik dan segera keluar.
Sementara itu menteri Ha masih berpikir kalau
Yang Mulia mengirim Jung Yak Yong ke Sungkyunkwan tapi untuk apa? Apa Yang
Mulia sedang memberi misi rahasia pada Jung Yak Yong? apa itu? Menteri Ha
tampak berpikir tapi ia belum menemukan jawabannya. Saat berbalik Hyo Eun telah
berdiri dihadapnnya.
Hyo Eun ingin pergi ke Sungkyunkwan. Ucapan
Hyo Eun membuat Ayahnya kaget. Hyo Eun
bilang kakak adalah ketua mahasiswa SKK bagaimana bisa mereka berdiam seperti
ini. Mereka harusnya membuatkan snack untuk para mahasiswa yang sedang
mempersiapkan kompetisi panahan.
Menteri Ha pusing dan bilang ia sedang banyak
pikiran jadi jangan diganggu.
“ayah
serahkan semuanya padaku.” Ujar Hyo Eunmulai merajuk
Ayahnya bilang SKK bukanlah tempat untuk Hyo
Eun bermain-main, ia tidak bisa ke sana sendirian. Hyo Eun ngambek dan marah
lalu mau pergi tapi ayahnya bilang agar ia yang mempersiapkan segalanya, Hyo
Eun berubah senang dan mendekati ayahnya. Ayahnya bilang menjadi keluarga dari
ketua mahasiswa seharusnya sedikit belas kasihan. Hyo Eun mengiyakannya.
Sementara itu Sung Joon terus berlatih memanah. Ia terus berlatih
tanpa mempedulikan rasa sakit tangannya. Pertama-tama ia ditertawakan Won Tak
dkk karena panahnya sama sekali tidak melesat. Tapi melihat kegigihan Sung
Joon, Won Tak dkk mulai mendukungnya. Sung Joon terus latihan. Saat di ruang
kelas pun ia tetap melatih lengan kirinya. Yoon Hee melihat Sung Joon berlatih
di kelas. Sung Joon berlatih hingga malam. Akhirnya ia dapat menembakkan
panahnya ke papan sasaran walau belum mengenai titik pusatnya. Won Tak dkk yang
melihatnya memberikan tepuk tangan.
Ha In Soo CS yang melihat kemajuan Sung Joon mulai terlihat cemas.
Moon Jae Shin ada di sekitar arena latihan dan mendengar tepukan tangan untuk
Sung Joon. Ia senang juga mendengarnya. Sambil tiduran ia membuat cincin busur
dari kayu. Yoon Hee juga melihat Sung Joon latihan dari jauh.
In Soo latihan memanah. Yong Ha datang dan bertepuk tangan untuk
keberhasilan In Soo menembakkan panah tepat sasaran. Yong Ha memuji In Soo
mengagumkan dan sepertinya harapan In Soo terkabul memiliki lawan yang pantas
dari Sung Joon. Yong Ha mengira In Soo akan senang tapi melihat ekspresi In Soo
membuat Yong Ha aneh. Yong Ha bilang kalau In Soo tidak perlu khawatir Sung
Joon bukan lawan yang tangguh karena Geol Oh tidak akan membantunya dalam
kompetisi.
In Soo malah bilang itu yang membuatnya marah kenapa berjuang
begitu keras jika tahu akan kehilangan. Orang-orang bodoh itu sangat merusak
pemandangan. In Soo melepas panahnya dan tepat sasaran lagi. Yong Ha bertepuk
tangan.
Sung Joon masih terus latihan memanah sampai petugas datang dan
menyuruhnya istirahat. Kepala Universitas bahkan menyuruh memadamkan lampu
karena Sun Joon hanya akan berhenti latihan jika lampu dipadamkan. Tapi Sun
Joon tidak mengindahkannya dan terus saja berlatih.
Sementara itu para Soron sedang berkumpul.
Mereka membicarakan kalau Sun Joon tetap ingin memegang busur di depan Yang
Mulia. Seorang Noron yang berlaku seperti Noron. Tapi mengapa mereka Soron juga
harus ikut serta. Salah satu dari mereka bahkan bilang apa perlu kakinya yang
dipatahkan. Ternyata Jae Shin yang diatas pohon mendengar mereka dan marah. Jae
Shin langsung turun dan bertanya jadi mereka yang melakukan itu pada Sun Joon.
Para Mahasiswa Soron mundur ke belakang ketakutan. Mereka meminta Jae Shin
menjaga rahasia ini, karena Jae Shin juga Soron. Jae Shin muak dan memukul
mereka.
“kalian ingin aku tutup mulut? Apa kalian juga
tidak punya malu?”.
Ujar Moon Jae Shin membuatnya semakin ketakutan
“Moon
Jae Shin!”. Jae Shin”
Ujar salah satu Soron
“jika kalian ucapkan kata lain aku pastikan
kalian tidak akan membuka mulut kalian lagi.” Ujar Jae Shin melengos pergi.
Sung Joon dalam keadaan gelap masih berusaha latihan memanah. Yoon
Hee melihatnya khawatir. Tiba-tiba ada yang menembakkan api sehingga arena
latihan terang. Ternyata Moon Jae Shin yang melakukannya. Sung Joon makin
semangat latihan dan terus menembakkan panahnya. Yoon Hee yang melihatnya dari
jauh kembali teringat perkataan Sung Joon tadi pagi tentang mukjizat.
“apa yang sedang
kau pikirkan Daemul?” Tanya Yong Ha
“senior mengapa kau ingin
tinggal di Sungkyunkwan?” Tanya Yoon Hee seraya berbalik menghadap Yong
Ha
Yong Ha mulai berpikir dan tersenyum
“aku… bagiku ini untuk melawan masyarakat
Joseon yang membosankan, dan standar status yang menggelikan.” Jawab Yong Ha
“Ah.. tidak ada pilihan,
jika saya tidak menjadi pejabat maka saya tidak akan dapat memiliki selir. Itu
sebabnya aku harus mentolerir kehidupan ini.” Tambah Yong Ha
Yoon Hee pun pergi ke kamarnya. Yong Ha
melihatnya lalu melihat Sung Joon dan tersenyum. Yoon
Hee mengepak barangnya sepertinya ia sudah bertekad pergi meninggalkan SKK. Ia
melihat kamarnya dan menyentuh seragamnya dengan sedih.
Yoon Hee bertanya pada petugas apa mereka
melihat Prof. Jung. Petugas mengatakan Prof. Jung sedang ada diruang obat dan
meminta Yoon Hee menunggu di sana. Yoon Hee menunggu dan melihat buku. Ia
tertarik dan membuka buku itu. Lalu datang Prof. Yoo menodongnya dengan
pertanyaan:
“Yuk
Song Ki Eu Ja” (sebuah kumpulan
kesusastraan).
Awalnya Yoon Hee kaget tiba-tiba ditodong dari
belakang. Prof. Yoo mengulangi pertanyaannya:
“Yuk Song
Ki Eu Ja, baris berikutnya!”
“itu
Song Chi Ki Ji” Jawab
Yoon Hee
“apa
artinya?”.
“Jika Anda ingin pikiran dan motif untuk jujur, maka Anda harus terlebih
dahulu mencapai pengetahuan. Ini adalah penjelasan untuk "Mencari
kebenaran melalui studi" Jawab Yoon Hee
“Kim Yoon Shik kau lulus.” Ujar Prof. Yoo dan membuat Yoon
Hee bingung
Prof. Yoo menuju kursinya dan bilang dalam
ujian kali ini kau lulus.
“kau dapat menjelaskan dirimu sendiri dengan
lancar, lulus. Kau juga belajar dengan tulus, lulus juga.” Jelas Prof. Yoo
“bagaimana kau bisa tahu namaku?” Tanya Yoon Hee masih bingung
Prof. Yoo menjawab semua ada di buku panduan.
Ada beberapa catatan yang memang harus dicatat. Prof. Yoo juga menyuruh Yoon
Hee mengambil buku yang tadi ia pegang. Prof. Yoo bilang buku itu ia dapat dari
gurunya saat ia pertama kali masuk SKK Yoon Hee merasa ia tidak pantas menerima
hadiah berharga itu. Prof .Yoo bilang nanti Yoon Hee bisa memberikan buku itu
kepada mahasiswa lain yang berpengetahuan. Yoon Hee senang menerimanya. Lalu
ada suara panggilan teman-temannya. Prof. Yoo menyuruhnya segera keluar menemui
temannya. Yoon Hee keluar yang langsung ditarik ama Won Tak dkk. Ternyata Yoon
Hee dibawa ke arena latihan. Sung Joon masih terus latihan dibawah hujan deras.
Pelayannya sudah memohon untuk berhenti tapi ia tetap saja memanah.
Pelayan Sung Joon memohon pada Yoon Hee untuk
membujuk tuan mudanya yang keras kepala. Akhirnya Yoon Hee menyerahkan bukunya
pada temannya dan menghampiri Sung Joon.
“apa yang coba kau lakukan? Dalam hujan ini, terlebih lagi kau terluka”
Ujar Yoon Hee
“aku sudah jelas mengatakannya padamu, jika
kau membutuhkan keajaiban maka biarkan aku melakukan satu untul dilihatkan
padamu.” Jawab
Sung Joon
“aku juga sudah mengatakannya dengan jelas
jangan mencampuri urusan saya. Mengapa? Mengapa kau lakukan ini padaku?” Tanya Yoon Hee lagi
“lihat kemari. Sebagai anak dari keluarga Noron, target ejekanmu.
Hidupku tidak terlalu besar kelihatannya. Di dunia ini setiap orang tidak dapat
memilih orang tua mereka sendiri, tidak dapat memilih kelahiran mereka.
Satu-satunya pilihan adalah memilih bagaimana menjalankannya. Itulah
satu-satunya. Kau berpikir kau seorang Namin yang kesepian, bagaimana dunia
memperlakukanmu sangat tidak adil. Kau ingin mengeluh tentang itu kan? Tapi
jika kau terus mengasihani dirimu dan menyalahkan langit dan lainnya”. Ujar Sung Joon berusaha membuat Yoon Hee mengerti
“Kau berpikir kalau aku baik?”
Tanya Yoon Hee, dan Sung Joon membenarkannya.
“salah satu yang membuat kau
terperangkap adalah masyarakat yang tercela. Jika kau ingin membebaskan diri.
Itu terserah kau. Selama kau manusia kau harus menghadapi papan targetmu
sendiri. Sebelum kau selesai menembaki mereka semua tidak mengizinkannya pergi.
Yang terpenting Kim Yoon Shik, sebuah panah bengkok tidak akan dapat mencapai
target tersebut.” Ujar Sung Joon lalu pergi meninggalkan Yoon Hee. Saat pergi
ia berpapasan dengan Jae Shin. Jae Shin melihat Yoon Hee dan menghampirinya.
“hey Daemul, kau disiksa seperti ini olehnya
saya merasa puas. Di masa depan, apakah orang itu atau orang lain selama mereka
menunjuk ke arahmu maka kau harus membuat mereka merasakan rasa sebesar kepalan
tanganmu.”
Ujar Jae Shin sambil menarik tangan Yoon Hee dan mengepalkannya. Setelah
dilepas ternyata Jae Shin memakaikan cincin busur buatannya. Yoon Hee terkejut
sekaligus senang.
Jae Shin bilang sekarang tidak akan terasa
sakit lagi. Lalu Jae Shin memperagakan cara memanah, dan seolah-olah mereka
menarik busur dan melepaskannya, lalu Yoon Hee terkejut melihat panah yang
menancap di tengah papan sasaran. Ternyata Sung Joon berhasil melakukan molgi. Yoon Hee lantas bergegas pergi ke
suatu tempat meninggalkan Jae Shin yang memanggilnya.
Yoon
Hee berlari menuju ruang medis. Ia melihat cincin kayu pemberian Jae Shin dan
terus berlari. Sesampainya di sana ia menemui Prof. Jung dan bilang ia tidak
bisa pergi dari Sung Kyun Kwan. Gurunya kaget. Yoon Hee bilang gurunya tidak
bisa menyuruhnya pergi dari sini karena walaupun nama Kim Yoon Shik bukan
miliknya. Tapi Raja telah menandatangi jawaban yang ditulis oleh dirinya.
Selain itu yang menyuruhnya masuk Sung Kyun Kwan adalah Raja sendiri kenapa ia
yang disalahkan. Prof. Jung marah karena Yoon Hee berani membawa nama baginda.
“saya hanya
ingin tahu apa yang saya lakukan salah? Anda mengatakan bahwa pengetahuan
dipelajari untuk kepentingan rakyat. Wanita, apa mereka bukan rakyat?” Tantang Yoon Hee
“pengetahuan yang dimaksud tidak cukup dengan
pemikiran dan membaca. Sungkyunkwan adalah tempat para pria calon pejabat masa
depan. Hal yang mustahil bagi seorang wanita.” Ujar Prof. Jung
Yoon Hee menitikkan air mata dan berkata:
“apa karena pria dan wanita itu berbeda?” dan Prof. Jung
mengiyakannya pertanyaannya.
“kemudian jika tidak ada perbedaan, lalu apa?
Sebagai seorang wanita jika saya tidak berbeda dari seluruh mahasiswa,
bagaimaan jika begitu?” Tanya Yoon Hee tak puas
“apa?”. Prof jung kaget
“Profesor anda mengatakan ilmu yang ada untuk
ditanyakan, anda mempertanyakan logika yang mereka ambil untuk dunia ini ,kan?” UJar Yoon Hee.
“apa
yang sedang kau coba katakan?” Tanya Prof Jung
“berikan saya satu kesempatan. Ini pertama kalinya dalam hidup saya
tahu tentang arti pengetahuan.” Ujar
Yoon Hee seraya berlutut dihadapan Prof. Jung.
Yoon
Hee teringat saat Prof. Jung memberikan kuliah perdana:
“ini pertama kalinya saya
bertemu seseorang yang menghargai bakat saya”
Ujar Yoon Hee teringat pertemuannya dengan Sung Joon.
“ini juga pertama kalinya dalam hidup saya bertemu seseorang yang
menyanyangi saya.” Yoon Hee teringat Jae Shin yang memberikan
cincin kayu.
“tolong
beri saya satu kesempatan lagi. Berikan saya pertanyaan tentang dunia ini.
Sebuah kesempatan untuk bermimpi tentang sebuah dunia baru. Tolong beri saya 1
kesempatan lagi.” Pinta Yoon Hee.
Bonus Pict:
"Jangan mencariku Yoon Hee, aku tahu kalau kau menyamar selama ini"
"Ayo kita bersihkan dulu hidungmu.. akumembawa pembersih khusus untukmu,, karena aku adalah Ha In Soo yang baik hati"
"Kita berpencar disini, semua harus mencari diseluruh tempat jangan ada yang terlewat, waktunya latihan, dia pasti lagi nangkring"
"Hitung Sampai tiga yang menang menjadi raja... 1...2... 3 Putih Hitam Basing"
"Huh... kau payah Sung Joon, lihat caraku memanah dan perhatikan baik2"
"Kau harus menariknya seperti ini..... sekuat mungkin... mengerti??"
"Kira-2 mereka masih mencraiku tidak yaa??"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar