LESSON 8 . . .
Menyadari Yoon Hee seorang gadis, Jae Shin
bener-bener kaget dan gemetar, ia mulai cegukan lagi. Ia pun menutup mulutnya
agar tidak berisik. Lalu ia berpikir untuk pergi dari sana. Ketika mau pergi ia
bertemu Sung Joon.
Sung Joon bertanya apa yang dilakukan Jae Shin
di situ. Jae Shin balik bertanya apa yang Sung Joon lakukan ditempat tersebut.
Sung Joon lalu mengalihkan dengan kembali bertanya apakah Jae Shin melihat Kim
Yoon Shik. Hal tu membuat Jae Shin gugup
dan berkata:
“Kim Yoon Shik… Daemul…??”. Ujar Jae Shin menutupi kekagetannya
Sung Joon mengatakan bahwa ia tidak melihat Kim Yoon Shik selama beberapa
jam dan Sung Joon berniat melangkah masuk kedalam ruang tersebut padahal Yoon
Hee masih asyik berendam di dalam sana. Jelas saja Jae Shin langsung
menghalanginya. Jae Shin bilang ini adalah Hyang Kwan Chung.” (Hyang Kwan
Chung: Tempat dimana mereka mengadakan upacara peringatan bagi guru besar
Sungkyunkwan).
“ingatan itu… Ini adalah tempat di mana hanya
mereka yang mengadakan upacara peringatan bisa masuk. Bagaimana bisa Kim Yoon
Shik bisa ada di sini?” ujar Jae Shin tiba-tiba berteriak marah
membuat Sung Joon kaget melihat ekspresi sunbaenya itu.
Tak lama Yong Ha pun datang, sepertinya ia
sempat mendengar atau mungkin juga melihat percakapan antara Sung Joon dengan
sahabatnya itu.
“dia
bisa ada di sini” ujar
Yong Ha mengagetkan keduanya
Semua menoleh ke Yong Ha yang mengembangkan
senyumnya. Yong Ha lalu menutup kipasnya dan berkata:
“Karena ini adalah tempat rahasia di mana
hanya pejabat yang bertugas dalam upacara peringatan yang bisa masuk. Jika
Daemul memiliki rahasia. Tidak ada tempat yang lebih baik dari tempat ini” Ujar Yong Ha melihat ke arah
Jae Shin. Sung Joon penasaran mendengar perkataan Yong Ha.
Jae Shin diam tak berkutik. Lalu Yong Ha
berjalan mendekat dan berkata:
“melihat langsung baru percaya. Kita lihat
saja apa Daemul ada di sini?” Ajak Yong Ha ingin memegang ganggang pintu
hendak membuka pintunya.
Jae Shin langsung berlari dan teriak:
“tidak” teriak Jaeshin sambil
mendorong Yong Ha menjauh dan Yoon Hee pun didalam mendengar suara ribut di
luar langsung waspada.
Yong Ha dan Sung Joon kaget dengan reaksi Jae
Shin. Yong Ha tersenyum curiga dan berkata:
“apa
yang begitu kamu takutkan?”.
“takut
apa?” Jawab
Jae Shin gelagapan
Yong Ha senyum dan mendekati Jae Shin:
“apa yang terjadi dengan si kuda liar
universitas? Kau gemetaran seperti keledai seperti ini”. Ujar Yong Ha jongkok
melihat kaki Jae Shin yang gemetaran.
“jadi kami tidak boleh melihat sementara kau
boleh melihat. Apakah kau menyembunyikannya sesuatu di sini?” Ujar Yong Ha lagi seraya
bangkit berdiri sementar Jae Shin masih berusaha mengelak.
“kau bisa melihatnya tapi kami tidak boleh
melihatnya bukankah itu curang?” Ujar Yong Ha masih medesak Jae Shin tapi Jae
Shin tetap berdiri menghalangi Yong Ha masuk.
“kurang ajar Ini adalah Hyang Chung Kwan, Di
tempat seperti Hyang Kwan Chung, harta yang dapat ditemukan hanya pot dupa.
Jadi aku minta kau pergi dari sini sekarang. Tinggalkan aku.” Ujar Jae Shin marah seraya menggedor-gedor
pintu untuk memperingatkan Yoon Hee.
Tapi saking semangatnya kunci slotnya patah
dan pintu terbuka sendiri. Yoon Hee yang sedang berpakaian tambah panik melihat
ada bagian pintu yang jatuh di depannya. Sung Joon bingung, Yong Ha senyum senang
meliat kelakuan Jae Shin. Jae Shin kaget lalu menutup rapat lagi pintunya dan
menghalangi Yong Ha.
“Chung Kwan Hyang yang hanya memiliki pot
kemenyan? Kau benar dan cahaya yang bersinar melalui celah pasti sisa api dari
pemujaan. Baiklah aku akan memberitahu penjaga agar mereka bisa memeriksanya di
depan seluruh Mahasiswa Sunkyunkwan.” Ujar Yong Ha dengan gayanya yang khas
Jae Shin bingung sambil berpikir. Yong Hapun
pura-pura pergi hendakmemberitahu penjaga lalu Jae Shin mengejar dan
menghalanginya dan bilang itu tidak perlu.
“aku tidak perlu melakukan itu kan? Akan lebih
baik jika aku memeriksanya sendiri.” Ujar Yong Ha yang berbalik ingin masuk ke
dalam merasa senang coz Jae Shin masuk jebakannya.
Jae Shin tak tinggal diam dan langsung menarik
baju Yong Ha dari belakang. Sampai terguling - guling karena Yong Ha tetap
ingin masuk tapi Jae Shin menahannya. Sung Joon hanya melihat mereka yang lagi berguling
- guling di tanah, lalu ia berjalan masuk. Jae Shin yang melihat Sung Joon
ingin menghentikan langkah Sung Joon tapi ia ditarik Yong Ha jadi tangannya
tidak sampai menggapai kakinya Sung Joon. Sung Joon lalu membuka pintunya dan
masuk ke dalam Yong Ha juga ikut masuk diikuti Jae Shin. Yong Ha yang antusias
mencari di sekitarnya sampai mengendus-ngendus jolang yang tadi dipakai Yoon
Hee. Jae Shin lega dan ikut melihat ke sekeliling.
“tepat
seperti yang kau lihat sekarang.” Ujar Jae Shin lega
“untungnya sepertinya ada bukti dari dupa yang
menyala.”
Ujar Sung Joon
“ah sepertinya aku akan hadir saat pemanggilan
malam.” Lalu
Jae Shin berjalan akan keluar, tapi ia terkejut melihat tetesan lilin yang
jatuh. Jae Shin terdiam dan menutupi lelehan lilin itu dengan sepatunya.
Ternyata Yoon Hee bersembunyi di atas rak
pemujaan. Ia berbaring di atas rak. Jae Shin sepertinya menyadari keberadaan
Yoon Hee.
“tunggu dulu, aku yakin aku melihat cahaya
dari luar.” Ujar
Yong Ha masih penasaran, Saking kesalnya Yong Ha memukul rak yang di atasnya
ada Yoon Hee. Yoon Hee kaget dan menutup mulutnya agar tidak bersuara.
Tiba-tiba datang Prof. Yoo
dan 2 petugas.
“apa yang kalian lakukan disini?” Tanya Prof. Yoo semuanya
menoleh dan terkejut apalagi Yoon hee, ia hampir menjatuhkan tempat lilinnya
untung saja tempatnya dipegang erat.
“Berani sekali menimbulkan keributan di Chung
Kwan Hyang! Ayo cepat katakan.” Ujar Prof. Yoo lagi
“sewaktu kami lewat kami melihat cahaya yang
berasal dari sini. Itu sebabnya…” Ujar Sung Joon
“sebuah cahaya?” ujar Prof.Yoo seraya melangkah
masuk, Yoon Hee melihat lilinnya mau jatuh untung cepat ia selamatkan lilin
tersebut.
“kalian berani bermain-main di tempat suci
Chung Kwan Hyang. Sungguh tidak sopan. Nilai kalian dikurangi 5 point.” Ujar Prof. Yoo
“ah Profesor…!” Bujuk Yong Ha, Prof. Yoo
melangkah keluar.
Yong Ha yang kesal memukul rak lagi. Prof. Yoo
menyuruhnya cepat keluar. Yong Ha keluar disusul Sung Joon, Jae Shin terdiam
memikir sesuatu lalu ikut keluar bersama yang lain. Yoon Hee bernafas lega.
Jae
Shin, Sung Joon, dan Yong Ha kembali ke asrama. Yong Ha melihat kamar Yoon Hee
masih gelap artinya Daemul belum kembali piker Yong Ha dalam hati. Yong Ha
duduk di depan kamar sambil memainkan cincinnya
“Kemana dia
pergi. Di Sungkyunkwan mana dia bisa bersembunyi. Aku bahkan belum melihatnya
sekilas pun. Benar begitu Geol-Oh?”
Yong Ha tersenyum ke arah Jae Shin.
Jae Shin hanya diam. Sung Joon berniat pergi
dan Jae Shin langsung bertanya:
“mau pergi kemana kau?” Sung Joon berhenti dan berkata
ia mau mencari Daemul. Jae Shin kelepasan ia berteriak pada Sung Joon
“berhenti di sana.” Yong Ha tersenyum curiga ke
arah Jae Shin. Jae Shin sadar Yong Ha lagi mencurigainya mulai menenangkan diri
“dia seorang pria dewasa, ia akan merangkak
pulang dengan selamat. Kau sia-sia khawatir padanya.” Jae Shin lalu masuk ke
kamarnya. Yong Ha bersiu-siul sambil tersenyum.
Sementara itu Yoon Hee sedang berlari menuju
kamarnya. Ternyata ia bertemu dengan Prof. Jung. Akhirnya mereka bicara di
klinik.
“aku mendengar ada ribut-ribut di Chung Kwan
Hyang. Apa itu karena kamu?” Tanya Prof. Jung dan Yoon Hee segera meminta
maaf.
“kehidupan sebagai seorang sarjana
Sungkyunkwan, apa kau menganggapnya sebagai suatu permainan sebagai seorang
gadis mulia?”
Tanya Prof. Jung lagi
Yoon Hee menerangkan kalau ia tidak berpikir
seperti itu.
“di Sungkyunkwan ini, meskipun kau seorang
gadis kau tidak perlu menjadi satu. Selain itu, hanya karena semua orang
memperlakukan kamu seperti seorang laki-laki. Kau tidak boleh lupa bahwa kamu
adalah seorang gadis lalu menurunkan penjagamu. Mulai saat kau yang seorang
gadis bilang ingin tetap berada di Sungkyunkwan. Jangan lupa bahwa tiap detik
kau berjalan pada tali kehidupan yang kau pertaruhkan. Orang yang membuat
pilihan berbahaya ini tidak lain adalah kau sendiri Kim Yoon Hee!”. Ujar Pro. Jung dan membuat Yoon
Hee mengerti dengan semua ucapan Prof. Jung.
Ha In Soo di kamarnya sedang berpikir bersama teman-temannya, Ia
mengetuk-ngetukkan jarinya ke meja.
“bukankah permintaan Kim Yoon Shik jika ia menang Dae Sa Rae adalah
agar aku mengakuinya sebagai mahasiswa Sungkyunkwan. Ia juga menuntut agar aku
minta maaf.” Ujar In Soo
Byung Chon yang hidungnya masih berdarah menimpali menyarankan agar
In Soo melupakan saja semuanya.
“apa yang bisa aku lakukan? Ini tim harmoni politik yang Raja telah
mengakuinya sendiri. Seorang pria harus memegang kata-katanya”.
Byung Chon langsung meminta maaf pada In Soo itu semua karena
kesalahannya.
“dengan seizin Anda, aku akan…”.
Ujar Kang Mo terputus karena Byung Chon memotong ucapannya:
“tidak… biar saya saja. Beri saya kesempatan sekali lagi”. Byung Chon memohon pada In Soo. In So tertawa terbahak-bahak.
Semuanya bingung melihat ekspresi In So.
“lucu. Cara kau keluar dari ketakutanmu. Jangan menganggap tidak
ada yang berani mencoba. Ini akan jadi tontonan yang menyenangkan. Akan lebih
baik jika Raja sendiri yang menendang mereka keluar dari Sungkyunkwan atau….
Jika mereka berbicara tentang harmoni politik, memalingkan muka satu sama lain.
Sebuah pilihan yang sulit”. Ujar In Soo
tersenyum licik.
Sementar itu Sung Joon dan Jae Shin di kamarnya. Keduanya tiduran
saling memunggungi dan sedang memikirkan Yoon Hee. Jae Shin teringat kejadian
saat ia tak sengaja melihat Yoon Hee mandi tapi langsung ia menghilangkan
pikirannya itu. Sung Joon teringat pembicaraannya dengan Yoon Hee di depan
kedai saat ia tanya keadaan tangan Yoon Hee. Keduanya lalu berbalik melihat
tempat tidur Yoon Hee. Lalu mereka saling melihat dan kesal kembali saling
memunggungi lagi.
Sementara itu Yoon Hee di depan kamar sedang menenangkan diri. Ia
menarik nafas panjang baru ia melepas sepatunya dan masuk ke dalam. Ternyata
Yong Ha sedang mengintip dari pintu kamarnya. Yong Ha tersenyum melihat Yoon
Hee masuk.
Jae Shin dan Sung Joon yang menyadari Yoon Hee sudah pulang
langsung pura-pura tidur memejamkan mata. Yoon Hee mengendap-ngendap melewati
mereka dan menaruh bajunya. Lalu ia melihat Sung Joon dan Jae Shin yang tengah
tertidur. Ia pun masuk kedalam selimutnya.
Jae Shin langsung mulai cegukan, ia berusaha menutup mulutnya. Yoon
Hee melihat lagi keduanya dan ia menarik selimutnya menutupi mulutnya. Jae Shin
terus cegukan akhirnya gak tahan dan berlari keluar kamar. Ia lalu duduk di
teras kamarnya. Yong Ha ternyata sudah ada disitu, Jae Shin kaget.
“kau melihat sesuatu?” ujar
Yong Ha seraya mendekati Jae Shin. “sekembalinya
dari Chung Kwan Hyang., benar kan?”
Sementara itu Sung Joon yang belum tidur bertanya kepada Yoon Hee
dari mana saja ia hingga pulang terlambat.
“selain itu aku juga mendengar kalau kau berkelahi. Apa yang
merasukimu? Hilang saat panggilan malam bahkan berkelahi… apakah kau menjadi
seperti Geol-Oh sekarang?” tanya Sung Joon
seraya berbalik melihat Yoon Hee, ternyata Yoon Hee sudah tertidur.
Sung
Joon melihat gaya tidur Yoon Hee yang memegang selimutnya. Sung Joon melihat
tangan Yoon Hee lalu ia memasukkan tangan Yoon Hee ke dalam selimut. Sung Joon
tertegun melihat wajah Yoon Hee.
“dia seorang gadis kan? Kim Yoon Shik?” Tanya Yong Ha kembali menyelidiki Jae Shin, Jae Shin mengelak
sambil tersenyum
“apa kau gila? apa
yang kau bicarakan”.
Yong Ha tersenyum lalu terus mendesak Jae
Shin.
“kau akan lebih mudah menipu hantu, aku Goo
Yong Ha, kau tahu? Yang bisa menebak warna celana dalam seorang gadis hanya
dari aroma serbuk makeup-nya. Aku Goo Yeorim Yong Ha. Juga Goo Yong Ha yang
sudah temanmu selama 10 tahun.” Ujar Yong HA seolah mengingatkan Jaeshin agar
tidak berusaha membohonginya.
“yah sangat bangga padamu, lalu apa?”. Tanya Jae Shin pura2 tidka
mengerti maksud ucapan Yong Ha
“Cegukan… kau berlari keluar karena tidak
tahan berada di ruangan yang sama dengan seorang gadis. Itu berarti seseorang
di dalam ruangan yang adalah seorang gadis ... Lee Sung Joon tadi bersama kita.
Berarti tinggal satu Daemul Kim Yoon Shik.” Jelas Yong Ha
Jae Shin langsung berpikir kebenaran analisis
Yong Ha. Jae Shin langsung mengetok-ngetok kepala Yong Ha seraya menyuruh Yong
Ha kembali kekamarnya dan tidur. Jae Shin sendiri lalu bangkit menuju kamarnya:
“Jangan membuat kebiasaan keluar dari kamar.
tidur dengan mata terbuka dan berbicara dalam tidur”. Ujar Jae Shin menganggap
Yong Ha sedang tidur berjalan (ngelindur).
“kita akan lihat berapa lama kau akan bertahan
sekamar dengan seorang gadis”. Ujar Yong Ha yang masih sempat di dengar
JaeShin.
Jae Shin berhenti mendengar perkataan Yong Ha
lalu ia tersenyum sambil membuka pintu dan masuk ke kamarnya. Setelah masuk dan
menutup pintu Jae Shin berdiri dan melihat Yoon Hee. Dalam bayangannya Yoon Hee
berpakaian seorang gadis JaeSHin lalu melihat bibir Yoon Hee dan iapun cegukan
kembali, Jae Shin menutup mulutnya, ia melihat bajunya tipis maka iapun
mengambil bajunya dan memakainya. saat dipakai ada saputangan yang jatuh dari
baju luarnya itu iapun memungutnya dan teringat dengan gadis yang ditolongnya
si pemberi saputangan itu. Lalu ia merasa familiar dan dilihatnya Yoon Hee, ia
pun tersenyum menyadari gadis itu Yoon Hee, dan JAeShin kembali cegukan.
Di kamarnya Yong Ha guling-gulingan merasa
kesal tidak bias menangkap Kim Yun Shik, jelas Yong Ha merasa harga dirinya
debagai Yeorim terlukai akibat ulah Yoon Hee.
“Kim Yoon Shik, kau licik. Seorang gadis
memasuki Sungkyunkwan dan menipu Raja serta meremehkan hukum bangsa.” Ujarnya pada diri sendiri.
Lalu Yong Ha berpikir itu mungkin saja terjadi.
Lalu ia bangun dan duduk:
“tapi menipuku Yeorim Goo Yong Ha.
Kebanggaanku tidak akan membiarkan hal itu. Yah tentu saja tidak. Kalau bukan
Karena Geol-Oh aku sudah menemukan buktinya” Yong Ha menoleh ke kamar sebelahnya yang
kamar Jae Shin.
Sementara itu Jae Shin menutupi dirinya dengan selimut, masih
cegukan terus padahal ia telah menutup mulutnya dengan saputangan. Lalu Jae
Shin menoleh ke belakang untuk melihat Yoon Hee. Jae Shin kaget melihat posisi
tidur Yoon Hee yang deket dengan Sung Joon. Jae Shin melongo melihatnya sampai
mulutnya menganga dan saputangannya jatuh dari mulutnya.
Keesokan paginya. Anak kecil yang melayani memukul kentongan untuk
membangunkan mahasiswa. Sung Joon terbangun pertama kali, ia membuka mata dan
melihat orang yang tidur di dadanya. Sung Joon terkejut saat tahu Jae Shin
tidur disampingnya bukan Yoon Hee lalu ia melihat Yoon Hee tidur menjauh dekat
pintu. Sung Joon bangkit lalu mencolek-colek Jae Shin dengan telunjuknya untuk
membangunkan sambil memanggilnya “senior…senior..”.
Jae Shin kaget langsung teriak
“dapatkah
hilang”.
Kontan aja Sung Joon kaget dan Yoon Hee terbangun mendengar
teriakan Jae Shin.
“senior mengapa kau di sana?”
Ujar Yoon Hee yang juga kaget karena posisi tidurnya telah berubah.
Sung Joon dan Jae Shin menoleh ke arah Yoon Hee. Yoon Hee
menghampiri Jae Shin dan bertanya:
“apa yang salah? Dengan baju-baju dan selimut.”
Jae Shin gugup dan teriak:
“pergi!” Yoon Hee kaget
“senior”. Ujar Yoon Hee
“malaria. Aku
pikir aku terkena malaria”. Ujar JaeShin
mencari alasan.
“malaria?” lalu Yoon Hee
mau menyentuh dahi Jae Shin, tapi Jae Shin langsung mundur:
“itu benar. Jadi
jangan dekat-dekat.”
Sung Joon yang mendengarnya langsung mundur ke belakang ambil jarak
dengan Jae Shin lalu berdehem dan menyentuh dahinya. Yong Ha menguap dan masuk
ke toilet lalu ia melihat Yoon hee dan menghampirinya mengambil tempat di
sebelahnya.
“tadi malam apa
kau sempat mandi?” Tanya Yong Ha
“terima kasih pada kau, aku pergi setelah melalui beberapa
masalah”. Ujar Yoon Hee
“mengapa? Apa terjadi sesuatu di Chung Kwan Hyang?”. Tanya Yong Ha mulai menyelidik
“saya tidak bisa pergi ke dekat Chung Kwan Hyang”. Ujar Yoon He membuat Yong Ha kaget mendengarnya
“kau tidak
pergi? Kenapa?”. Tanya Yong Ha masih menyelidik
Yoon Hee selesai dan keluar dari tempatnya sambil berkata:
“setelah mendengar tentang hantu perawan aku tidak jadi pergi.
Gadis itu pasti sudah menunggu seorang pria untuk masuk. Dan aku bukan
siapa-siapa, tapi aku Daemul. Jadi aku ingin memintamu membantuku mencuci baju
tapi kau tidak ada. Kau juga seharusnya tidak pernah pergi ke dekat Chung Kwan
Hyang. Siapa yang tahu kalau hantu itu gadis yang patah hati mungkin akan
menuntut keadilan pada anda.” Ujar
Yoon Hee yang bergegas keluar tapi dihalangi Yong Ha
“tunggu dulu, jadi kau benar-benar tidak pergi ke sana? Aku yakin
telah melihat cahaya dari Chung Kwan Hyang”.
Yong Ha buru-buru menutup mulutnya dengan tangan karena ia keceplosan dan Yoon
Hee pura-pura kaget
“apakah anda pergi ke sana semalam?” Yoon Hee tersenyum lalu berbisik ke Yong Ha.
“lihatlah, cahaya itu… pasti hantu itu meminta kau senior”. Yong Ha langsung pucat pasi. Yoon Hee menepuk-nepuk bahu Yong Ha
sambil berkata:
“jadi
hiduplah lebih baik dari sekarang”. Yoon Hee keluar dari toilet sambil
tersenyum jail meletin lidahnya berhasil mengerjai seniornya itu.
Semua mahasiswa keluar dari kamarnya dengan
wajah sumringah. Semuanya senang karena mereka akan pulang ke rumah dan
mengantri untuk menerima uang saku.
Pengumuman: Hari ini adalah
hari libur, setiap 8 dan 23 tiap bulan. semua mahasiswa saat kembali ke rumah
diharapkan tidak mencoreng reputasi sekolah, boleh memanjakan diri dengan
memanah, memancing, taruhan dan hiburan. Bila kembali ke Sungkyunkwan tidak
boleh membawa kembali uang dan barang berharga lainnya dan benda terlarang
lainnya. Jadi sadar akan hal itu juga dalam persiapan untuk Ujian tertulis yang
diberikan oleh Yang Mulia, (setiap 10
bulan). Saya harap Anda akan mencurahkan waktu untuk belajar juga.
tunjangan yang diberikan kepada Anda hari ini .... adalah darah, keringat dan
air mata rakyat. Jadi jangan menyia-nyiakan itu. Hingga akhir.”
Sementara itu Prof. Yoo menugaskan para
petugas sekolah untuk memeriksa kamar para siswa. Untuk membersihkan
contekan-contekan yang ditemukan. Ada petugas yang menemukan buku porno malah dimasukin
lagi ke bawah kasur, yang mereka ambil hanya contekan para siswa saja.
Yoon Hee yang tengah mengantri merasa senang
sekali menerima uang sakunya. Saat akan pulang ia dihampiri oleh Kim Won Tak
dkk.
“hey Daemul, katakan padaku dengan jujur. Apa
kau senang karena akan pulang atau kau senang karena uang ini?”. Ujar Ahn Do hyun sambil
menunjukkan uangnya. Yoon hee tersenyum senang.
“dia sepertinya tidak memiliki isteri dan anak
di rumah jadi tentu saja ia suka uang.” Ujar Bae
Hae Won
“Konfusius mengatakan…..” ujar Won Tak tapi terputus
oleh Do hyun yang langsung menyumpal mulut Won tak dengan uang. Yoon hee
tertawa:
“mendapatkan uang ini dan pulang membuat saya
senang.” Dan Semuanya
tertawa dan bercanda dengan Yoon Hee. Yoon Hee ikut tertawa senang.
Ternyata Jae Shin sedari tadi memperhatikan
Yoon Hee. Jae Shin penasaran:
“apa begitu?” lalu ia beranjak pergi tapi datang
Yong Ha dengan pucat pasi menghampiri Jae Shin.
“katakan, saat di Chung Kwan
Hyang. Katakan sejujurnya tanpa ragu. Apakah ada orang disana?”. Ujar Yong hA
yang masih penasaran.
Jelas Jae Shin malas meladeni dan pergi tapi Yong
Ha malah menghalangi dan mencengkeram baju Jae shin sambil teriak:
“cepat
katakan sesuatu!”.
“kenapa kau seperti ini, pagi-pagi. Seperti
orang yang melihat hantu, wajah putih pucat.” Ujar Jae Shin seraya merapikan poninya iapun
kemudian melepaskan tangan Yong Ha dari bajunya dan pergi meninggalkan Yong Ha
yang masih kebingungan bin penasaran.
Prof. Choi mengikuti Prof. Yoo yang masuk ke ruang pengajar sambil
membawa barang sitaan dari kamar pelajar.
“Pikirkan seperti ini Prof. Yoo, para pelajar jika ada barang yang
mau mereka bawa dari rumah tidak peduli betapa berharga barang yang mungkin
mereka bawa. Haruskah kita melarang mereka melakukannya?”. Tanya Prof. Choi
Prof. Yoo menatap tajam Prof. Choi. Prof. Choi kemudian meralat ucapannya,
maksudnya adalah bisakah mereka berpura-pura tidak tahu kalau para siswa
membawa benda berharga itu.
“Mungkin karena para siswa bersyukur bertemu orang tua mereka lalu
mereka ingat kepada pengajar mereka di Sungkyunkwan yang sudah seperti orang
tua bagi mereka dan ingin memberikan hadiah dan memohon padanya agar diterima
lalu Prof. Choi akan menghadiahkan hadiah itu pada Baginda yang sudah seperti
ayah baginya.” Ujar Prof. Choi dan Prof. Yoo hanya menatap
tajam.
“Apa yang salah dengan pemikiranKu?” Tanya Prof. Choi
“mungkin Prof. Jung mengerti perasaannya” Ujar Prof. Choi lagi
Dan Prof. Jungpun berbalik memakai kacamata pembesar dan
mengagetkan Prof. Choi. Prof. Choi tanya apa yang dipakai Prof. Jung dimatanya.
Ternyata benda itu adalah kaca pembesar yang dihadiahkan Yang Mulia untuk ujian
berikutnya. Prof. Choi mencobanya dan melihat sekelilingnya lalu ia kaget
melihat wajah Prof. Jung yang sangat dekat.
“Bahkan dari jauh bisa menangkap mahasiswa
yang mencontek. Ini seperti mata kedua.” Ujar Prof. Jung
“wow Prof. Jung kau memang selalu selangkah
lebih maju dari aku. Untuk ujian masuk yang akan datang kau mempersiapkannya
jauh ke depan. haha… apa itu mahal?” Tanya Prof. Choi seraya memuji
“apa kau kebetulan sudah tahu apa pertanyaan
Yang Mulia untuk ujian bulan ini?” Tanya Prof. Yoo dan Prof. Choi langsung
memperhatikan Prof. Jung.
“siapa yang bisa menerka apa yang akan
diujikan, setan saja tidak bisa menebak”. Ujar Prof. Jung sambil tersenyum sambil
mencoba lagi kacamata pembesarnya.
Raja menuangkan tangramnya yang dari kayu. Lalu membentuk bagian
tangram itu menjadi kapal dan lain-lain. (Tangram terdiri dari sebuah bangun
datar persegi yang dipotong-potong menjadi tujuh bagian digunakan untuk
mengeksplorasi bentuk bangun datar.). menteri bertanya pada Raja tentang
suatu masalah. Raja tersenyum dan bilang masalah itu akan ada yang
menyelesaikannya. Raja akan menggunakan masalah itu sebagai bahan ujian bulan
depan. Raja juga bilang ke menteri kepercayaannya kalau orang yang dapat
menyelesaikan ujiannya kali ini tak peduli itu adalah putra Noron Lee Sung
Joon, menteri tidak bisa mengubah pikirannya lagi.
Sung Joon menunggu di depan Sungkyunkwan. Saat ia melihat Yoon Hee
keluar sambil tersenyum melihat uangnya ia menghampirinya.
“bahkan sebagai pelajar Sungkyunkwan, tidak ada yang berubah tetap
fokus pada uang. Tidak mampu mencari tahu apa yang penting, kau persis sama.” Ujar Sung Joon
“aku tidak punya
hal yang ingin kusampaikan.” Ujar
Yoon Hee
Sung Joon lalu menyodorkan bungkusan pada Yoon
Hee. Yoon Hee terkejut dan bingung.
“kau
bilang kau punya adik yang sedang sakit”. Ujar Sung Joon
“bagaimana kau bisa ingat hal itu?” Ujar Yoon Hee bingung dan pemberian Sung Joon.
“karena kau sudah membawanya, aku akan
menerimanya.” Ujar
Yoon Hee berjalan pergi sambil tersenyum.
Ternyata di depannya ada In Soo dkk yang
mendekat.
“oh tidak, aku satu langkah terlambat”. Ujar In Soo membuat Yoon
Hee juga Sung Joon melihat dengan bingung
“terimalah Kim Yoon Shik”. Ujar In Soo serra tersenyum licik disusul
Byung Chon yang melemparkan bungkusan ke depan Yoon Hee.
“apa maksudnya ini?”. Ujar Yoon Hee sedikit
tersinggung, Jae Shin dan Yong Ha yang melihat segera mendekat, semua pelajar
mengerubungi mereka.
“aku datang untuk mengatakan kalau aku
berpikir ketika kita semua meninggalkan Sungkyunkwan, makanan sisa dari dapur
semua akan menjadi sia-sia, Kemudian, akan dibuang pada rumput-rumput dan akan
menjadi makanan untuk sapi dan ternak lainnya. Kim Yoon Shik, seperti yang kau
ketahui dengan baik ini semua darah, keringat, dan air mata rakyat. Aku tidak
bisa membuang darah, keringat, dan air mata rakyat sebagai pakan untuk sapi.
Kami, yang akan suatu hari menjadi pejabat pemerintah.” Ujar In Soo
menyampaikan maksudnya dan jelas membuat Yoon Hee merasa terhina, Sung Joon sendiri kesal
melihantany dan bertanya apa maksud In Soo.
In Soo mengatakan kalau ia berpikir siapa yang pantas mengurus
makanan sisa itu yang lebih baik dari Kim Yoon Shik. Semua yang melihat
penghinaan itu kasihan melihat Yoon Hee. Yoon Hee tersinggung dan mulai
mengepalkan tangannya karena marah. Sung Joon maju dan bilang makanan itu bukan
untuk Kim Yoon Shik. In Soo balik tanya kenapa? Sung Joon bisa melakukannya
mengapa ia tidak bisa melakukan itu. Sung Joon marah, Yoon Hee melihat
bungkusan yang tadi dikasih Sung Joon.
“apakah kau ingin aku mengakuimu sebagai pelajar Sungkyunkwan jika
kau menang Dae Sa Rae? Itulah jawabanku. Sebagai seorang pelajar Sungkyunkwan
setidaknya kau harus menikmati kemewahan ini”. Ujar In Soo tersenyum licik, Byung Chon tertawa mengejek dan
bilang bukankah itu hak? Temannya ikut tertawa membenarkan.
Jae Shin kesal dan datang menghampiri In Soo dan mencengkeram
bajunya.
“diam kau”. Ujar Jae Shin marah
“lihat pendukung Kim Yoon Shik ada di sini, kelompok harmoni
politik atau apapun itu.” Ujar Byung Chon
Jae Shin tambah marah dan mau memukul In Soo.
“hentikan senior. Aku.. aku baik-baik saja”. Ujar Yoon Hee, Jae Shin terkejut, In Soo tersenyum menang lalu
Kang Mo melepaskan tangan Jae Shin dari In Soo.
Yoon Hee membungkukkan badannya matanya berkaca-kaca:
“Terima kasih Presiden” Ujar
Yoon Heed dan membuat Jae Shin kesal melihat Yoon Hee
“apa yang kau
katakan sekarang”. Ujar Jae Shin heran
Yoon Hee lalu mengambil bungkusan yang diberikan In Soo. Jae Shin
marah dan menyuruhnya meletakkan itu. Yoon Hee menolak ia tetap akan
mengambilnya karena itu sangat berguna bagi rumahnya. Jae Shin tambah kesal,
Yong Ha bingung melihatnya. Sung Joon kasihan melihat Yoon Hee. Yoon Hee lalu
beranjak pergi dari sana. Sung Joon mengejarnya dan memegang bahunya. Yoon Hee
hanya berbalik menatap Sung Joon lalu kembali berjalan. Sung Joon hanya bisa
melihat Yoon hee dengan sedih.
“dengar Moon Jae Shin, Lee Sung Joon”. Ujar In Soo dan Sung Joon
menoleh ke In Soo.
“kau bilang kau akan menjadi salah satu yang
terlepas dari partai politik. Kalian tidak akan menjadi satu dengan Kim Yoon
Shik. Apakah kalian Noron atau Soron. Karena kau anak yang berharga yang tidak
perlu merasa khawatir tentang makanan sejak kau lahir”. Jae Shin marah dan mau
menonjok In Soo tapi tangannya dihalangi oleh Kang Mo.
“Mari kita bergaul dengan baik mulai sekarang.
Kita dari situasi yang sama”. Ujar In Soo senyum licik
Jae Shin muak denger ocehan In Soo.
“tutup mulutmu, baunya…” Ujar Jae Shin, lalu Jae Shin
pergi meninggalkan In Soo yang tetap tersenyum licik. Sung Joon menatap In Soo dengan
tajam.
Yoon Hee menyusuri pasar dengan wajah
sedihnya, diam-diam Jae Shin mengikutinya dari belakang. Sung Joon pulang ke
rumahnya, ia disambut oleh pelayannya. Sung Joon melihat banyak sekali pot
tanaman baru. Ia tanya ke pelayannya ada apa dengan pot bunga ini. Pelayannya
meremehkan kalau Sung joon telah jadi anak yang tidak berbakti karena ia lupa
ulang tahun ayahnya. Sung Joon bilang ia tidak lupa ulang tahun ayahnya tapi ia
merasa aneh karena hadiah itu biasanya tahun-tahun lalu dikembalikan lagi namun
sekarang ini berbeda. Lalu muncul ibunya yang bilang kalau ayahnya sekarang
sudah mulai tua. Malah sekarang ayahnya mengundang beberapa orang untuk jamuan
makan. Untuk mempersiapkan meja makan ibunya ikut sibuk. Ibunya senang sekali
melihat Sung Joon dan bilang Sung Joon telah tumbuh jadi pemuda yang tampan.
Sung Joon juga tersenyum senang melihat ibunya lalu ia tanya dimana ayahnya?
Menteri Lee sedang berlatih catur igo. Lalu
pengawalnya lapor kalau Sung Joon datang ingin bertemu. Menteri Lee jawab ia
sudah tahu dan sedang menunggunya. Sung Joon masuk dan tersenyum melihat
ayahnya. Ayahnya menyodorkan catur mengajaknya bertanding. Mereka akhirnya
menobrol sambil bermain catur igo.
“saya sedikit terkejut mendengar ayah
mengadakan jamuan ulang tahun, tidak pernah terjadi sebelumnya”. Ujar Sung Joon dan Ayahnya
tersenyum
“tidak benar-benar perjamuan. Anggur tahun
lalu ternyata baik dan saya ingin berbagi dengan orang lain. Keterampilan
memanahmu telah membaik”. Ujar Ayahnya
“saya masih harus belajar banyak ayah”. Ujar Sung Joon pada
ayahnya, Ayahnya hanya tersenyum.
“tim harmoni politik, Raja tampak sangat
senang. Pekerjaan bagus tapi tidak ada manfaatnya untukmu. Untuk menghidupkan
Raja sebagai musuhmu beberapa hari….”. Ujar ayah Sung Joon dan membuat putranya
sedikit bingung
“Maksud
ayah aku harus bertentangan dengan Raja?”.
“Apa
kau takut?”
“apakah itu jalan yang benar, itu yang saya
takutkan”. Dan
ucapan Sung Joon tersebut malah membuat ayahnya marah
“ Negara Joseon kita adalah Negara bangsawan.
Imjin invasi (serangan dari jepang di
1592) dan Perang Byungja (dengan
dinasti Qing di 1636), selama dua perang faktanya satu-satunya pilihan
keluarga Raja adalah pergi meninggalkan rakyatnya dan pergi dari istana atau
tunduk pada penyusup biadab itu. Pada saat itu orang yang memimpin warga dan
menjaga pos adalah kaum bangsawan. Menghukum bangsawan dengan tuduhan yang
memecahbelah pihak dan mengisolasi kekuasaan di tangan Raja adalah alasan
sebenarnya dari harmoni politik. Aku tidak percaya bahwa kau adalah orang bodoh
yang akan jatuh untuk alasan palsu tersebut. namun akan lebih bijaksana untuk
tidak melakukan tindakan yang akan memimpin dunia dengan paham yang salah”. Jelas Ayah Sung Joon
“apa ayah mengatakan kalau dunia ini penuh
salah paham?”
“dengan anak Namin yang tidak dikenal itu atau
dengan seseorang dari keluarga Soron. Bergaul dengan mereka sebagai teman
sekamar”. Ujar
Ayah Sung Joon
“aku.. tidak memiliki mereka
sebagai teman sekamar, ayah. Meskipun miskin, dia tidak pernah malas dalam
belajarnya. Seseorang yang berpikir keluarganya lebih dari kebanggaan sendiri,
pelajar Kim Yoon Shik. Dan… dia yang tidak pernah ragu demi keadilan, pelajar
Moon Jae Shin. Aku … belajar lebih banyak dari mereka”. Ujar Sung Joon yang membuat
ayahnya semakin marah
“ini adalah perintah, apakah
perlu saya jelaskan lebih jauh”. Hadik ayahnya dan membuat Sung Joon terdiam.
Sementara itu Yoon Hee sedang berjalan pulang lalu ia melihat
seorang penjual makanan dan mendatanginya. Yoon Hee meminta penjual itu
membungkuskan beberapa makanan. Setelah dibungkus, ia membayarnya. Saat
berbalik ternyata ia melihat dua kakak beradik yang melihat penjual itu dengan
tatapan lapar. Yoon Hee teringat adiknya lalu ia memberikan dua potong
makanannya. Keduanya menerima dengan gembira. Lalu si kakak melihat adiknya dan
memberikan makanannya. Yoon Hee terharu lalu memberikan sebagian makanannya
pada si kakak sambil mengelus rambutnya.
Yoon Hee lalu melanjutkan perjalanannya. Jae Shin masih terus
mengikutinya diam-diam. Yoon Hee terus berjalan lalu ia melihat hiasan rambut
dan membelinya. Lalu ia melihat para gadis di sebelahnya sedang tertawa senang
memilih pita, iapun melihat pita warna merah jambu. Jae Shin ikut
memperhatikannya lalu ia memandang saputangan Yoon Hee. Yoon Hee memilih pita
itu dan terlihat tertarik.
“bagaimana anda tahu keinginan wanita begitu baik? itu harganya 5
sen. Anda harus membelinya”. Ujar
Penjual pita tersebut.
Lalu Yoon Hee menoleh dan terkejut melihat gadis disampingnya
adalah Hyo Eun dan ia melihat kearah Yoon Hee. Yoon Hee buru-buru menaruh pita
itu dan bergegas pergi. Hyo Eun bingung. Lalu Jae Shin menghampiri dan memegang
pita yang tadi dipegang Yoon Hee. Hyo Eun yang sedang mencoba pita di bajunya
melihat Jae Shin. Jae Shin terlihat seperti mau membelikan buat Yoon Hee tapi
ia menyadari ada yang membuntutinya dan melihat pantulan mereka di kaca. Jae
Shin meletakkan pita itu dan bergegas pergi. Hyo Eun yang penasaran langsung
melihat pita itu:
“apakah ini juga pilihan laki-laki?” lalu Hyo Eun membeli pita itu sambil tersenyum senang.
Jae Shin terus berjalan cepat dan bersembunyi.
Saat orang-orang yang mengintainya lewat ia menangkap salah seorang dari mereka
dan mendesaknya untuk mengatakan siapa yang menyuruhnya melakukan pengintaian
itu. Orang itu diancam dan ngaku kalau yang nyuruh Byung Pan (menteri perang).
Jae Shin bertanya balik kenapa menteri Ha memerintah untuk mengikutinya dan
orang itu menjawab mereka tidak mengikuti Jae Shin tapi Kim Yoon Shik.
Lalu Jae Shin kembali ketempat tadi dan
melihat sekeliling mencari Yoon Hee. Tapi ia kehilangan jejak. Jae Shin
penasaran siapa sebenarnya identitas sejati Kim Yoon Shik.
Kapten
melapor ke menteri Ha kalau ia kehilangan jejak Yoon Shik. Menteri Ha marah dan
menggebrak meja. Kapten lalu bilang kalau Kim Yoon Shik bukanlah Hongbyuk Seo
karena dilihat dari sikap memanahnya dan postur tubuhnya sangat berbeda dari
Hongbyuk Seo. Menteri Ha marah dan memukul bawahannya
“siapa yang
menyuruhnya menganalisa. Cukup menangkapnya saja. Apa dia Hongbyuk Seo (pembawa pesan merah) atau Chung Byuk
Seo (Biru) apapun itu tangkap
saja dia”.
Lalu In Soo datang. Keduanya menoleh ke In Soo,
kapten lalu pergi keluar. In Soo menghampiri ayahnya dan memberikan bingkisan
pada ayahnya. In Soo duduk didepan ayahnya.
“aku dengar ayah akan menghadiri pesta ulang
tahu menteri Hwa Sang”. Tanya
In Soo dan Ayahnya membenarkan
“aku juga ingin tahu apa yang merasuki orang
teliti seperti dia hingga mengadakan pesta ulang tahun”. In Soo hanya tersenyum
“dia ingin memamerkan pengaruhnya”. Ujar In Soo dan Ayahnya
bingung
“kenapa? Kepada siapa?” In Soo lagi2 tersenyum
“bahkan jika Raja ingin membangkitkan para
sarjana muda, bahwa kekuatan yang benar-benar bergerak di Joseon bukanlah
kekuatan keluarga kerajaan Jeongjo tetapi Jin Sung (kepala keluarga) Lee Jwa sang sendiri”. Jelas In Soo
Lalu ayahnya bertanya tentang kim Yoon Shik, In
Soo balik bertanya kenapa ayahnya ingin tahu. Ayahnya protes kenapa anaknya ini
sangat rewel. In Soo bilang semua yang ada hubungannya dengan Sungkyunkwan
tidak harus terjadi tanpa dengan sepengatahuannya.
Ayahnya kesal dan bilang kalau ia berhutang
budi pada ayahnya Yoon Shik.
“ayah takut anaknya mungkin akan meminta ayah
melunasi hutang. Ayah tenang saja dia tidak akan mampu melakukannya”. Ujar In Soo dan Menteri Ha
tersenyum
“itu bagus tapi … Raja telah mengumumkan
tentang teman sekamar, tentang harmoni politik”. In Soo tersenyum sinis
“itulah pada akhirnya saya akan membuat Lee
Sung Joon salah satu orang saya”. Menteri Ha penasaran
“bagaimana caranya?”. In So tersenyum
“ayah tidak tahu? Hyo Eun”. Menteri Ha bingung
“Hyo Eun? Bagaimana bisa dengan putriku?”. In So tersenyum licik.
Sementara itu yang dibicarakan, Hyo Eun sedang mendatangi peramal.
Ia memilih kartu-kartu untuk dibacakan. Hyo Eun lalu bertanya kapan mak
comblangnya akan datang, eh si peramal bilang itu tidak akan terjadi. Hyo Eun
lantas bangkit dan marah bilang peramal itu mengada-ngada. Ia juga bilang apa
peramal itu tahu siapa dia. Lalu pelayannya membujuknya agar mau duduk kembali.
Mereka menceritakan kesesuaian ramalan peramal itu. Hyo Eun mau tidak mau duduk
kembali dan bertanya pada peramal apa yang harus ia lakukan.
Yong Ha yang juga kebetulan ada disana bersama para gisaeng tersenyum
mendengar dan melihat langsung kejadian tesebut, Yong Ha tidak habis pikir
bagaimana bisa ada orang yang percaya kartu yang ia ambil dapat merubah hati
seseorang. lalu kedua gisaeng disampingnya komentar kalau ocehan peramal itu
mujarab. Yong Ha senyum penasaran “pantas tempat itu diberi nama sedang
mengoceh”.
lalu Yong Ha bangkit tapi ia langsung ditarik kedua gisaeng itu.
Mereka cemburu dan tanya hati siapa yang mau Yong Ha rubah, Yong Ha hanya
tersenyum lalu bilang kalau jantungnya, kedua gisaeng bingung.
“segala sesuatu tentang perempuan yang baik tetapi akan selalu
membosankan, bagaimana senangnya jika tidak demikian. Lalu aku akan menghemat
biaya rayuan”. Yong Ha menopang dagunya sambil tersenyum.
Cho Sun menutup bukunya dan ikut komentar agar Yong Ha tidak
berpikir seperti itu, jika ia menemukan gadis itu maka Yong Ha harus
memperkenalkannya padanya karena ia ingin tahu mungkin itu gadis yang luar
biasa. Yong Ha tersenyum mendengarnya.
Kembali ke Hyo Eun. Si peramal bilang kalau orang yang dikejar Hyo
Eun sangat dingin bahkan ia tidak menyadari ada gadis yang lewat di depannya.
Hyo Eun kesal dan tanya apa maksudnya Sung Joon tidak bisa melihat dia? Hyo Eun
memilih kartu lagi lalu peramal membacakan artinya. Intinya si Hyo Eun harus
menunjukkan kalau ia seorang gadis. Hyo Eun bingung Lalu si peramal membisikkan
sesuatu ke Hyo Eun. Hyo Eun kaget dan marah-marah ia tidak akan melakukan itu.,
pelayannya bertanya mengenai apa yang dikatakan si peramal. Hyo Eun menolak
memberitahukannya tapi dia tidak akan melakukan hal itu sambil memandang
peramal dengan kesal.
Yoon Hee datang ke toko buku Hwang. Tuan Hwang marah karena Yoon
Hee menolak menulis surat cinta padahal Yoon Hee adalah orang yang akan
melakukan segalanya demi uang. Yoon Hee duduk terpaku dan meminta tuan Hwang
untuk memberikan pekerjaan lain selain menulis surat cinta. Yoon Hee tersenyum
dan bilang ia akan mengerjakannya dengan baik sebelum kembali ke Sungkyunkwan.
Tuan Hwang bilang apa Yoon Hee mau ia mati karena gadis yang sedang jatuh cinta
memiliki emosi yang tidak stabil. Yoon Hee mengeluh mau gimana lagi ia memang
tidak bisa menulisnya. Yoon Hee bilang ia tidak pernah menulis atau pun
menerima surat cinta. Tuan Hwang keceplosan kalau uang yang ia berikan dimuka
yang sebesar 50 nyang itu dari putra Jwa Sang yaitu Sung Joon. Yoon Hee kaget
dan memastikannya kembali. Tuan Hwang langsung menutup mulutnya dan menamparnya
karena ia tidak sengaja membocorkan rahasia. Yoon Hee lalu pergi keluar ia
meninggalkan tuan Hwang yang terus memukul-mukul mulutnya. Tuan Hwang melihat
barang bawaan Yoon Hee.
Yoon Hee terus berjalan dalam keadaan marah, ia mengepalkan
tangannya. Cho Sun melihat Yoon Hee dan ingin menyapanya tapi Yoon Hee
melewatinya begitu saja membuat Cho Sun menatapnya sedih.
Kedua gisaeng melihat Cho Sun dan bertanya dia kenapa, wajahnya
sangat pucat seperti melihat hantu saja. Yong Ha langsung marah dan bilang
tidak ada hantu. Cho Sun dengan wajah sedih bilang ia akan kembali ke Gibang
moran. Gisaeng yang lain tanya tapi kenapa bukannya mereka kesana ingin membeli
baju baru.
“jika saya memakai pakaian baru dan berdandan cantik dan dia tetap
tidak melihat kearahku. Setidaknya sekarang aku punya alasan.” Jawab Cho Sun, Yong Ha bingung dan ikut melihat kearah yang
dilihat Cho Sun.
Sung Joon sedang belajar dan ia teringat kejadian tadi siang
tentang insiden penghinaan In Soo. Sung Joon tidak konsentrasi membacanya. Lalu
pelayannya bilang ada tamu untuknya. Sung Joon pun keluar dan melihat punggung
seseorang, ia senang menyangka itu Yoon Hee lalu menghampirinya.
Saat didekati dan orang itu menoleh ternyata Hyo Eun yang datang
dengan baju laki-laki. Sung Joon kaget melihat penampilan Hyo Eun. Hyo Eun
tersenyum dan bilang kalau ia adalah putri bangsawan maka ia harus menjaga
dirinya dari pandangan orang. Bagi Hyo Eun rumah Sung Joon lebih sulit
didatangi daripada Sungkyunkwan.
Sementara itu menteri Lee mengadakan jamuan makan. Menteri Ha
memberinya ucapan selamat. Semua menteri juga memberi selamat. Menteri Lee
tanya pada menteri yang mengurusi Raja, apakah ia akan memberitahu Raja tentang
pertemuan hari itu karena Baginda mereka mendapatkan banyak makanan dan minuman
di perjamuan. Menteri Ha juga ikut bicara dengan melihat semua yang datang dan
memberi selamat. Menteri Ha meminta perdana menteri memberitahu Raja tanpa
mengurangi rinciannya. Semuanya tertawa, Menteri Lee tersenyum. Menteri itu
menolak, ia tidak akan memberitahu Raja karena orang yang suka gosip tentang
orang lain akan banyak berbicara tentang pesta mewah sama menyedihkannya dengan
memperlihatkan pengaruh sebagai opini publik sama buruknya dengan mengatakan
hal yang buruk tentang Menteri Jwa Sang.
Menteri Lee terlihat kesal lalu mencoba tersenyum
“oh …apakah anda percaya kalau Yang Mulia terpengaruh pada skandal
yang ada di dunia ini. Yang mulia lebih tau dari orang lain kesetian saya untuk
Joseon.” Menteri Lee tertawa.
Sementara itu …..
“Ini akan menjadi masalah jika kau terus melakukan hal ini. Keluar
seperti ini dan datang kemari dengan pakaian laki-laki melanggar aturan. Mulai
saat ini jika kau memiliki pesan untuk saya utus saja pelayan untuk
mengirimnya.” Ujar Sung Joon menasihati Hyo EUN yang
berpakaian laki2 bahkan Sung Joon mengiranya Yoon Hee namun kecewa ketika tahu
itu adalah Hyo Eun
Hyo Eun lalu mendekat dan mengalungkan tangannya ke leher Sung
Joon. Sung Joon kaget lalu melepaskan tangan Hyo Eun. Ia melihat kertas
ditangan Hyo Eun dan merebutnya. Hyo Eun tetap memegangnya erta sehingga
kertasnya robek. Hyo Eun panik bagaimana ini, padahal cuma 15 menit saja.
“apa kau memiliki perasaan terhadapku?” Ujar Sung Joon dan membuat Hyo Eun kaget.
“jika begitu berhentilah. Saya tidak percaya bahwa hati seseorang
bisa digerakkan oleh sesuatu seperti jimat ini. Dan Saya benar-benar membenci
tipuan bodoh tersebut. Saya tidak ingin menjalin hubungan dengan Anda sebagai
seorang kekasih atau teman”. Tambah
Sung Joon lagi, Hyo Eun hampir menangis mendengarnya.
“dan jangan kembali lagi, saya berharap bahwa kita tidak akan
bertemu lagi”. Ujar Sung Joon tidak menghiraukan Hyo Eun,
dia malah berbalik dan pergi meninggalkan Hyo Eun.
“lalu apa yang harus saya lakukan?” Sung Joon terhenti. Hyo Eun bicara sambil mau nagis
“Aku marah juga. Karena aku benci diri sendiri karena cara ini, Aku
mencoba untuk tidak datang. Saya tidak pernah bermimpi bahwa saya akan
melakukan hal-hal bodoh seperti itu. Tapi sebelum aku tahu, aku tidak bisa
membantu tetapi untuk berdiri di depan Anda seperti ini tampak seperti orang
bodoh. Saya senang bahwa hal-hal yang tampaknya hanya terjadi di novel roman
yang terjadi padaku. Hatiku bergetar sehari-hari. Meskipun demikian, suatu hari
saya menyadari. Aku datang untuk tahu. Bahwa Anda tidak berbagi perasaan yang
sama seperti saya. tapi tidak apa-apa. Karena aku sangat menyukai orang seperti
Anda. Saya sangat menyesal”. Ungkap
Hyo Eun dan membuat Sung Joon kasihan dan berbalik melihat Hyo Eun. Sung Joon
berjalan mendekati Hyo Eun yang hampir menangis.
Hyo Eun malu lalu buru-buru pergi. Karena
terburu-buru Hyo Eun menabrak pelayan yang sedang membawa piring sehingga
piringnya jatuh dan menimbulkan suara ribut. Ternyata Hyo Eun tepat berdiri di
depan ruang acara perjamuan. Semua menteri yang hadir langsung menoleh melihat
asal suara ribut itu. Semuanya berkomentar:
“bukankah itu putri menteri perang.” Menteri Ha kaget melihat putrinya
lalu teriak.
“Hyo
Eun , kau..”
sambil menunjuk Hyo Eun.
Menteri Lee juga melihat Hyo Eun. Hyo Eun melihat ayahnya dan semua
menteri ia malu sekali. Lalu datang Sung Joon dan melihat Hyo Eun. Sung Joon
melihat kearah para menteri lalu mau mengajak Hyo Eun. Saking gugupnya Hyo Eun
tidak bisa bergerak lalu Sung joon menggendong Hyo Eun pergi dari situ. Ayahnya
Sung Joon melihat kejadian itu, menteri Ha terlihat bingung.
Sung Joon menggendong Hyo Eun ke tempat semula dan menurunkannya.
“Tidak ada yang akan terjadi. Jangan khawatir terlalu banyak ...”. Ujar Sung Joon dan tiba-tiba Hyo Eun mencium pipi Sung Joon. Sung
Joon kaget dengan tindakan Hyo Eun.
“bagaimana kau bisa menyuruhku menyerah untuk orang seperti anda”. Ujar Hyo Eun dan Sung Joon hanya terdiam.
Kembali ke perjamuan. Menteri Ha minum dan
menatap menteri Lee yang sedang minum sambil berpikir. Menteri Ha tanya
sepertinya menteri Lee belum tahu, tapi ia juga baru tahu hal itu. Menteri Ha juga
bilang anak-anak zaman sekarang berbeda dengan zaman mereka, tapi tidak boleh
juga asal memarahi mereka karena itu semua adalah bagian dari menjadi muda.
Menteri Ha tertawa, menteri Lee hanya diam meminum anggurnya.
Sung Joon mengantar Hyo Eun sampai pintu
gerbang rumahnya lalu ia bilang kalau Son Dol akan mengantar Hyo Eun dengan
selamat. Hyo Eun tersenyum senang. Lalu pelayannya melihat Yoon Hee dan
memberitahu Sung Joon. Sung Joon menoleh dan melihat Yoon Hee lalu menyuruh
pelayannya segera mengantar Hyo Eun pulang.
Yoon
Hee yang melihat Sung Joon sedang bersama Hyo Eun berbalik pergi. Sung Joon
mengejarnya.
“bukankah kau
kemari untuk melihat saya? Kim Yoon Shik?
“Ujar Sung Joon
Yoon
Hee terus berjalan lalu Sung Joon mengejar dan menahannya. Yoon Hee berbalik
dan menatap Sung Joon tajam.
“sampai saat ini
apa kau bersenang-senang? Melihat saya bersemangat berkeliling sebagai sarjana
Sungkyunkwan tidak mengetahui apa-apa, berapa banyak Anda diam-diam mengejek
saya?”. Ujar Yoon Hee dan membuat Sung Joon bingung
“Apa yang kamu bicarakan?”. Tanya Sung Joon tidak mengerti
“uang 50 nyang.
Saya mendengar semuanya dari tuan Hwang. Pernah suatu ketika saya ingin melihat
wajah anda.” Mata Yoon Hee berkaca-kaca menahan marah. Sun
Joon terdiam merasa bersalah.
BONUS PiCT .... MICKY YOOCHUN as SUNG JOON
Yang laen nyususl yaaaaaa..... sekarang bonusnya MICKY dulu....