Adegan dibuka oleh seorang pria yang bermain piano dipinggir pantai, ingatannya melayang ke masa lalu. Pria itu, Cha Song-ju, semasa kecil bersahabat erat dengan gadis bernama Han Jung-suh. Keduanya saling mendukung satu sama lain, terutama saat ayah dan ibu masing-masing meninggal.
Jung-suh yang mengagumi kebaikan hati Song-ju serta kemahiran pemuda itu bermain piano serta sulap mulai berubah kehidupannya ketika sang ayah Han Su-ha jatuh cinta pada Tae Mira. Wanita yang berprofesi sebagai aktris ini sendiri menyimpan masa lalu kelam, ia hidup terpisah dengan suaminya Han Pil-su yang tinggal bersama dua anak mereka Han Tae-hwa dan Han Yuri.
Su-ha akhirnya menikahi Mira, meninggalkan sang suami yang ringan tangan dan dua anaknya yang telah beranjak remaja. Jung-suh yang melihat betapa sang ayah mencintai Mira mulai akrab dengan ibu tirinya di awal pernikahan mereka. Keadaan mulai berubah ketika Tae-hwa dan Yuri pindah ke rumah keluarga Han.
Kehidupan yang sulit membuat Yuri bagai kalap melihat kemewahan disekelilingnya. Menempuh pendidikan disekolah yang sama dengan Jung-suh, ia menjelek-jelekkan saudara tirinya didepan teman-teman barunya dengan mengatakan bahwa Jung-suh lah orang yang menumpang tinggal dirumahnya.
Saat pulang, Yuri melihat seorang pemuda tampan yang ternyata adalah Song-ju. Ia iri melihat perhatian pemuda itu pada saudara tirinya. Hadiah pakaian yang diberikan Song-ju pada Jung-suh dengan licik diakui sebagai miliknya, sehingga keduanya bertengkar.
Saat pembagian rapor sekolah, Mira berseri-seri mendengar Yuri mendapat peringkat dua di kelas namun berubah masam saat tahu Jung-suh lebih unggul. Bibit-bibit kebencian mulai timbul, Jung-suh yang berusaha membela Yuri ditampar dengan keras. Tidak hanya itu, ia juga berusaha memisahkan hubungan anak tirinya tersebut dan 'menyodorkan' Yuri pada Song-ju.
Setelah menyapa Mira, Song-ju meminta ijin untuk masuk kekamar Jung-suh dan melihat-lihat. Gadis itu sendiri bersembunyi didalam kamar dan bertemu Tae-hwa yang sedang melukis. Saat pemuda itu pulang, Yuri menyatakan niatnya untuk merebut Song-ju dari tangan Jung-suh.
Niat tersebut didukung oleh Mira, yang bersiasat dengan membujuk ayah gadis itu. Paginya saat mengobrol, Jung-suh menangis terisak-isak mendengar niatnya bersekolah diluar negeri bersama Song-ju dihalangi sang ayah. Apalagi ketika mendengar bahwa alasannya adalah supaya gadis itu bisa lebih mengenal Yuri dan Mira.
Saat bersama Song-ju ditaman bermain, ia menangis karena takut tidak bisa bertemu pemuda itu lagi. Dengan senyum lembut, Song-ju menutupi wajahnya dan Jung-suh dengan mantel dan mengatakan bahwa apapun yang terjadi, ia pasti akan kembali menemui gadis itu dan melukis untuknya.
Disaat hari keberangkatan Song-ju, Jung-suh dikurung Yuri didalam lemari oleh Yuri. Gadis itu hanya bisa menangis dengan penuh keputusasaan sementara saudara tirinya dan Mira berhadapan dengan pemuda itu dan ibunya di airport. Dalam kesendiriannya, ia menemukan rekaman berisi suara Song-ju yang mengungkapkan cintanya pada Jung-suh.
Gadis itu bisa lepas berkat pertolongan Tae-hwa secara tidak sengaja, dan bergegas menuju bandara. Yuri yang melihat sosok Jung-suh kaget, namun tersenyum penuh kemenangan ketika melihat Song-ju telah pergi. Senyumnya hanya bertahan sebentar, Song-ju ternyata terus menunggu kehadiran Jung-suh dan mendadak muncul dari balik pintu keberangkatan.
Jung-suh terkejut melihat kehadiran pemuda itu, dan mengutarakan bahwa cinta pemuda itu tidak bertepuk sebelah tangan. Sebelum pergi, Song-ju memberikan seuntai kalung kepada gadis yang dicintainya itu.
Sejak perpisahan itu, hidup Jung-suh berada dibawah kekejaman Mira dan Yuri. Bahkan, surat-surat pemuda itu ditahan. Meski begitu, Sung-juh tetap bahagia karena tahu bahwa ada pria ditempat lain yang mencintainya dengan sepenuh hati.
Sikap Mira semakin menjadi dari hari ke hari, ia bahkan memarahi Tae-hwa yang dianggap masih berhubungan dengan ayahnya Phil-su. Melihat itu, Tae-hwa yang marah mendorong ibunya hingga menabrak meja.
Akibatnya fatal, sang ayah Su-ha menamparnya. Mendapat perlakuan tidak adil, Jung-suh lari keluar rumah diikuti Tae-hwa. Disebuah telepon umum, ia menelepon Song-ju namun tidak tega memaparkan kejadian sebenarnya.
Dari jendela, Yuri melihat kejadian itu dan merasa muak karena keduanya adalah kakak-beradik. Namun, Mira menenangkan kegundahan hati anak kesayangannya itu dan mengatakan bahwa seandainya keduanya pacaran maka akan sangat menguntungkan bagi masa depan Yuri dan Song-ju.
Kejadian itu membuat Jung-suh marah pada keluarga Mira yang dianggap merusak kebahagiaannya, termasuk Tae-hwa yang terus mengikutinya. Namun, pengorbanan pria itu saat keduanya terlambat tiba disekolah membuat hati gadis itu tersentuh. Keduanya berhubungan erat, bahkan saat dipilih sebagai siswa teladan, Tae-hwa menyatakan siap menjaga Jung-suh selamanya didepan sekolah.
Namun, prestasi siswa teladan yang didapat Tae-hwa tidak menggugah hati ibunya Mira. Dalam kesedihannya, Tae-hwa kembali dihibur Jung-suh. Tak terasa, waktu telah berlalu dan keduanya tumbuh dewasa dengan Tae-hwa yang masih setia menunggu cinta adik tirinya.
Menjelang keberangkatan Jung-suh untuk sekolah diluar negeri, Tae-hwa mengajaknya nonton bareng namun ditolak. Sambil setengah memaksa, Tae-hwa mendatangi kamar gadis itu dan berusaha memeluknya. Adegan itu dilihat oleh Yuri yang langsung menampar Jung-suh, keduanya lagi-lagi bertengkar hebat sampai terdengar bunyi dering telepon.
Rupanya Song-ju yang menelepon, pria itu memberitakan bahwa dirinya sudah sampai di Korea . Jung-suh langsung berlari untuk menjemput Song Ju. Yuri yang panik membawa mobil ibunya dan dengan sengaja menabrak Jung-suh. Sadar apa yang dilakukannya, gadis itu panik, memasukkan tubuh kakak tirinya kedalam mobil, dan melaju ke rumah sakit.
Begitu masuk kedalam rumah sakit, niat membawa Jung-suh yang masih terbujur dibangku belakang mobil mendadak hilang. Yuri mengambil dompet saudara tirinya dan memasukkannya kedalam saku seorang korban lain yang telah meninggal dengan keadaan wajah yang sudah tidak dapat dikenali lagi.
Keruan saja, semua menyangka Jung-suh telah meninggal. Yang paling terpukul adalah Song-ju, yang tidak menyangka sama sekali kepulangannya ke Korea hanya untuk mengantar sang kekasih ke liang kubur. Hanya Tae-hwa dan ayah kandungnya yang mengetahui rahasia itu, mereka merawat Jung-suh yang ternyata mengalami amnesia dan kemudian mereka mengganti namanya menjadi Kim Ji-su.
Begitu sampai di bandara, Song-ju meninggalkan Yuri yang telah menjadi tunangannya. Gadis itu disambut sang ibu, yang langsung dicecar pertanyaan tentang keberadaan Jung-suh yang menghilang bersama ayah dan kakaknya sejak kejadian tabrakan itu.
Jung-suh yang telah berganti nama menjadi Ji-su sendiri hidup bahagia dan bekerja sebagai penjual pakaian ditemani oleh Tae-hwa. Keduanya pergi bermain ke pantai, yang secara kebetulan adalah pantai dimana Song-ju berada. Saat melihat-lihat sebuah rumah di pinggir pantai itu, Ji-su melihat Song-ju yang sedang bermain piano dengan wajah muram.
Keduanya nyaris bertatapan muka kalau saja Tae-hwa tidak muncul dan mengajak Ji-su pulang. Saat mengemudi kembali kekota, mobil Tae-hwa menabrak mobil orang asing yang ternyata adalah asisten Song-ju yang memintanya pulang untuk meneruskan bisnis keluarga.
Kehadiran Song-ju dan ide-idenya membuat Yuri dan Mira berusaha mencari muka, namun di belakang keduanya mulai gundah karena terlihat jelas bahwa pria itu belum bisa melupakan Jung-suh meski telah bertunangan.
Ji-su rupanya diberitahu bahwa ia adalah korban sebuah kebakaran dan kedua orang tuanya telah meninggal. Dirumah, Tae-hwa menanyakan apakah gadis itu menyukainya, yang dengan cepat dijawab YA. Ditempat lain, hal serupa juga dilakukan Yuri, namun Song-ju berkelit dengan mengatakan bahwa mereka telah bertunangan sehingga hal itu sudah tidak perlu dipertanyakan lagi.
Ketika meninjau pasar swalayan milik perusahaannya, Song-ju secara sekilas melihat wajah Ji-su. Ia terkejut dan langsung mengejar gadis itu sampai ke stasiun bawah tanah, namun tidak berhasil menemukannya. Kejadian itu membuatnya terpukul, ia mengira bahwa itu hanya khayalan belaka. Namun, kejadian di taman bermain mengubah semuanya.
Saat melihat komedi putar, Song-ju sambil menggenggam kalung mengira bayangan Jung-suh kembali mempermainkannya. Namun rupanya itu bukan khayalan, ia langsung mengejar Ji-su yang berjalan sambil berpelukan dengan Tae-hwa. Pertemuan itu membuat Tae-hwa panik dan menarik gadis itu pergi, namun diperjalanan kaki Ji-su terkilir.
Berjalan tertatih-tatih dan kebingungan dengan sikap Tae-hwa yang meninggalkannya, Ji-su berpapasan dengan Song-ju. Pria itu dengan wajah tidak percaya terus menatap gadis itu, dan tidak percaya walau Ji-su telah memberitahu namanya.
Tidak menyerah, Song-ju mengejar bis yang ditumpangi Ji-su dan terus berusaha meyakinkan gadis itu bahwa dirinya adalah Jung-suh yang selama ini disangka telah meninggal, bahkan menunjukkan foto mereka saat masih remaja. Namun, tingkah itu malah membuat Ji-su takut dan lari meninggalkannya.
Dalam kegundahannya, Song-ju melihat boneka yang dulu kerap dipakai bermain Jung-suh dan membatin dengan penuh keyakinan bahwa pertemuan tersebut bukan sengaja sambil memegang kalung. Ditempat lain, Ji-su juga melakukan hal yang sama sambil mengingat kejadian siang itu.
Ketika tersadar, Song-ju menemukan surat dari Yuri didepan rumah pantai. Ia kaget mendengar ungkapan perasaan gadis itu, dan lari menyusul. Rupanya, gadis itu berniat bunuh diri dengan menenggelamkan diri, namun Song-ju tiba tepat pada waktunya dan dan berhasil menyelamatkan nyawa gadis itu.
Yuri dibawa pulang kerumahnya, Mira yang terkejut melihat kondisi putrinya langsung marah-marah ke Song-ju yang dianggap mempermainkan perasaan orang. Namun, hal itu tidak bisa menutupi rasa ingin tahu pemuda itu tentang Ji-su. Berpura-pura sebagai pembeli, Song-ju mendatangi toko Ji-su.
Kemunculan pemuda itu tentu saja mengejutkan, apalagi sikap Song-ju yang dianggap sangat lancang. Bahkan saat hendak naik kereta api bawah tanahpun, Song-ju terus mengikuti. Ji-su baru berhasil lolos setelah mencuri tiket kereta Song-ju, yang membuatnya harus berurusan dengan pihak berwajib.
Mendengar rencana untuk mengembangkan pakaian lokal, Song-ju langsung setuju karena tujuan utamanya adalah merekrut Ji-su. Ia mendatangi Tae-hwa yang salah tingkah, pertemuan mereka terlihat oleh Yuri yang langsung pucat-pasi. Untuk menutupi kejahatannya, ia berusaha menakut-nakuti sang kakak supaya pergi.
Tae-hwa direkrut sebagai pelukis di taman bermain, sementara Ji-su menandatangani kontrak kerja dengan perusahaan Song-ju. Ketika datang kekantor pria itu, ia bertemu dengan Yuri yang wajahnya langsung pucat bagai melihat orang mati hidup kembali.
Namun, ia tidak bisa menolak karena ada ancaman hukuman bagi orang yang melanggar kontrak. Dengan menggerutu, Ji-su menanyakan pada salah satu rekan kerjanya kenapa orang seperti Song-ju bisa menjadi direktur. Dari rekan tersebut, ia baru tahu kalau pemuda itu adalah anak pemilik.
Pekerjaan baru membuat Ji-su satu ruangan bersama Yuri, yang makin meradang saat tahu masuknya gadis itu adalah berkat rekomendasi Song-ju. Karena panik, ia memecahkan gelas dan menelepon sang ibu. Dengan tenang, Mira malah meminta supaya putri kesayangannya itu untuk cepat-cepat meresmikan pernikahannya dengan Song-ju.
Ji-su memulai tugasnya dengan mendatangi sebuah butik dan mencoba satu-persatu pakaian disana. Saat keluar, ia kaget mendengar semua pakaian yang dicoba telah dibayari seseorang, tak jauh dari sana Song-ju tersenyum dan mengatakan bahwa itu dilakukan supaya bisa mengetahui kualitas produk saingan. Dengan entengnya, pria itu meninggalkan Ji-su yang membawa banyak tas belanjaan.
Melihat kemesraan Ji-su dan Tae-hwa ditelepon, Song-ju berulah dan menugaskan gadis itu untuk mendesain pakaian di jam istirahat. Sambil menyimak hasil rancangan, diam-diam Song-ju mencuri pandang. Adegan itu dilihat Yuri, yang langsung memanas-manasi Tae-hwa yang sedang menyelesaikan tugas menggambar dinding taman bermain.
Keduanya berlari ke ruangan Song-ju, namun sang direktur dan Ji-su telah pergi ke rumah pantai. Di perjalanan, Song-ju memutar kaset berisi rekaman suara berisi pernyataan cintanya beberapa tahun silam, dan mengatakan bahwa yang namanya cinta pasti akan kembali. Dipinggir pantai, ia mengajak Ji-su bermain, seolah mengulang masa-masa indahnya bersama Jung-suh.
Saat didalam rumah pantai, Ji-su mendengar permainan piano Song-ju dan bisa merasakan kesepian dan penderitaan yang dirasakan pria itu. Setelah selesai, Song-ju meminta ijin untuk memeluk Ji-su, air matanya menetes karena kesedihan yang mendalam. Saat keluar, keduanya berpapasan dengan ayah Jung-suh yang kaget dan menyangka bahwa Ji-su adalah Jung-suh.
Kepergian Ji-su membuatnya bertengkar hebat dengan Tae-hwa. Sambil menangis, gadis itu berjanji untuk tidak lagi mengulangi perbuatannya. Saat pagi tiba, Ji-su menyiapkan surat pengunduran dirinya dan bertekad untuk tidak lagi bertemu Song-ju.
Awalnya, Ji-su berniat untuk menyerahkan surat pengunduran dirinya namun gagal. Pembicaraan teralih karena hari itu ternyata adalah ultah Song-ju, pemuda itu meminta supaya Ji-su tidak pergi sampai acara tiup lilin. Dengan sulapnya, Song-ju memberi hadiah pada gadis itu.
Mendadak telepon Ji-su berdering, namun gadis itu mematikannya untuk menepati janji. Setelah meniup lilin, wajah Song-ju semakin mendekat kearah Ji-su, namun keduanya tidak berciuman karena ditahan oleh tangan gadis itu yang terasa basah oleh air mata sang direktur. Untuk membahagiakan pria yang berultah itu, Ji-su memberi hadiah istimewa.
Ia berjanji ikut ketempat tinggal Jung-suh bersama Song-ju, dan meminta untuk dibiarkan pergi setelah menjawab semua misteri seputar dirinya. Bisa dibayangkan bagaimana reaksi seisi rumah, Yuri terbelalak kaget dan pura-pura ngambek, Mira sempat pura-pura pingsan, sementara ibu Song-ju dan ayah Jung-suh terkejut karena tidak menyangka sama sekali.
Usai mengobrol dan melihat barang-barang peninggalan Jung-suh, Song-ju dengan berat hati melepas kepergian gadis itu dengan mencium keningnya sambil bercucuran air mata. Keduanya saling bertatapan sebelum berpisah, diluar Ji-su langsung menghampiri Tae-hwa yang dengan setia menunggu kedatangannya.
Keduanya memutuskan untuk bertunangan, Tae-hwa memberikan cincin sederhana sementara Ji-su membuang kalung yang tanpa disadari adalah pemberian Song-ju. Karena melihat cincin itu, Song-ju yang naik darah menolak presentasi Ji-su sehingga gadis itu semakin naik pitam. Saat makan direstoran, Tae-hwa dan Ji-su duduk dengan posisi saling memunggungi dengan Song-ju dan Yuri.
Setelah keempatnya duduk disatu meja, Song-ju memainkan piano yang kebetulan berada disana. Mendengar lagu yang dimainkan sama dengan saat berada dirumah pantai, Ji-su yang sudah tidak tahan lagi mengajak Tae-hwa pergi. Malamnya, Song-ju menghabiskan waktu dengan mabuk di diskotek, namun ia menyempatkan diri mampir di kantor dan menyelimuti Ji-su yang tertidur karena lelah.
Saat bangun, gadis itu keheranan melihat jas yang menyelimuti pundaknya dan langsung menebak bahwa itu ulah Song-ju. Keduanya makan malam dengan menghabiskan pizza yang dipesan dan mengobrol di caroussel. Selain itu, Song-ju juga mengajak Ji-su bermain ski es di taman bermain. Keceriaan dan senyum gadis itu semakin mengingatkan Song-ju pada Jung-suh yang telah tiada.
Obrolan dengan Song-ju membuat Ji-su mendapat ide baru untuk desain, ia bekerja hingga larut untuk menyelesaikan rancangannya. Kerja kerasnya tidak sia-sia, di presentasi Ji-su mendapat acungan jempol dari Song-ju, pertanda bahwa produk itu siap diluncurkan kepasaran.
Ketika berdua didalam lift, Ji-su mengucapkan terima kasih pada Song-ju dan dengan jujur mengatakan bahwa penutup kepala miliknya-lah yang menjadi inspirasi. Kebersamaan mereka dilihat Yuri yang dibakar api cemburu, yang kemudian menyusul keduanya lewat tangga. Gadis itu kemudian mencari gara-gara dengan memberi Ji-su tugas tambahan.
Kabar keberhasilan Ji-su diceritakannya pada Tae-hwa yang sedang melukis, kemesraan mereka saat bercanda membuat Song-ju yang mengintip dari kereta menjadi panas. Namun nasib kembali mempertemukan keduanya saat hendak membeli cincin pertunangan, Ji-su yang kesal langsung menyerahkan tugasnya dengan cara dilempar, yang diikuti tatapan garang Yuri.
Malamnya, Ji-su terpaksa membatalkan janji dengan Tae-hwa karena bagiannya diperintahkan untuk datang merayakan keberhasilan produk baru di sebuah pub. Dalam sebuah permainan, Ji-su kebagian berpasangan dengan pemuda itu, yang meneguk setiap arak yang disodorkan pada gadis itu saat kalah.
Saat berdansa, Song-ju ambruk dipelukan Ji-su dan meracau kalau dirinya hampir gila memikirkan Jung-suh. Tidak kuat menahan kesedihan, gadis itu lari meninggalkan Song-ju yang ambruk dilantai. Saat berlari dijalan, ia ditabrak sebuah mobil yang ternyata dikemudikan Yuri.
Melihat Ji-su yang ditabrak, Yuri bukannya minta maaf malah menatap sinis. Ia tidak sadar kalau peristiwa tersebut membuat ingatan Ji-su pulih, ia sadar kalau identitas diri yang sebenarnya adalah Jung-suh. Sambil menangis, Jung-suh berlari ke pantai dan mencari kalung pemberian Song-ju yang dibuangnya.
Gadis itu bertekad menceritakan semuanya pada Song-ju. Saat di lift, ia naik berbarengan dengan Mira yang datang sebagai undangan untuk peresmian lukisan taman bermain. Wanita setengah baya itu menatap sinis, namun wajahnya langsung berubah ketika Jung-suh memanggilnya dengan panggilan ibu tiri.
Saking terharunya melihat Song-ju, tubuh Jung-suh nyaris saja jatuh kalau saja tidak ditahan pria itu. Yuri yang masih belum sadar ingatan saudara tirinya itu kembali dengan wajah cemberut menarik Song-ju untuk meneruskan inspeksinya.
Waktu peresmian gambar, Jung-suh melihat Song-ju dari lantai dua. Pria itu menceritakan tujuan dibuatnya gambar itu, yaitu memenuhi janjinya pada wanita yang dicintainya. Tae-hwa yang mendapat kesempatan untuk ikut memberi sambutan melihat gadis itu, dan tanpa memperdulikan orang lain meninggalkan podium dan berlari menyusul.
Saat Mira memberitahu ingatan Jung-suh telah pulih, wajah Yuri mendadak pucat. Keduanya kemudian berpapasan dengan Jung-suh, yang mengatakan bahwa semua penderitaan yang dialaminya bakal dibalas tuntas. Saat ibu Song-ju yaitu Suh-yun muncul, Mira berpura-pura pingsan. Sia-sia usaha Jung-suh memberitahu siapa dirinya.
Kuatir semua kejahatannya terbongkar, ia memohon pada sang kakak untuk tidak menceritakan dosanya. Namun, Tae-hwa tidak menggubris. Saat jam 12 malam tepat, Jung-suh yang menanti kehadiran Tae-hwa malah mendapatkan Song-ju yang muncul dengan menaiki caroussel.
Ketika mengobrol, Song-ju dengan blak-blakan bercerita bahwa hatinya telah melepas Jung-suh karena kini telah ada wanita lain. Menghabiskan malam, keduanya menaiki kereta kuda dan berpakaian ala pangeran dan putri dalam cerita Cinderella. Setelah berbicara panjang-lebar, Jung-suh semakin terharu ketika mengetahui ternyata Song-ju belum melupakan dirinya sama sekali.
Saat pulang kerumah, Tae-hwa menolak membukakan pintu dan meminta Jung-suh untuk kembali kerumahnya. Ucapan itu membuat gadis itu menangis meraung-raung, sebab tidak akan ada yang percaya identitas sebenarnya setelah sekian tahun menghilang.
Jung-suh dan Song-ju dipanggil oleh Suh-hyun, keduanya mendapat teguran keras bahkan Jung-suh/Ji-su dipecat. Saat memberikan surat pengunduran diri pada Song-ju, air matanya meleleh. Saat meninggalkan kantor dengan bis, Jung-suh tidak sadar kalau Song-ju terus mengikuti dengan mobilnya.
Mau tidak mau, gadis yang telah menemukan tempat tinggal sementara itu kembali kerumah dan merawat luka-luka Tae-hwa. Kesedihannya semakin berlipat ketika membaca surat Tae-hwa dimana terselip daun klover berdaun empat, ia memutuskan untuk kembali setelah semuanya selesai.
Baru saja beristirahat, mendadak pintunya diketuk orang. Pria itu ternyata Song-ju, yang setelah menegur Ji-su/Jung-suh karena membuka pintu sembarangan kemudian mengajak keluar. Penolakan gadis itu membuatnya bergeming, dengan santainya ia menerobos masuk dan tidur-tiduran di kasur. Mau tidak mau, Ji-su/Jung-suh menuruti permintaan pria itu.
Makan disebuah kedai dipinggir jalan, Song-ju mengerenyit jijik melihat jenis makanan yang dijual disana. Berkat bujukan Jung-suh, pemuda itu bersedia menghabiskan makanan yang dipesan. Karena tidak cocok, Song-ju harus bolak-balik kamar kecil karena perutnya terus bermasalah. Sambil menunggu diluar, Jung-suh menciumi bau jas pria itu dan menemukan kalung kenangan mereka berdua.
Ketika keluar, Song-ju mengatakan berniat membuang kalung itu namun dicegah Jung-suh. Saat minum berdua, Jung-suh yang mabuk membuka identitas dirinya. Sayangnya, Song-ju tidak sadar akan hal itu. Prihatin dengan kondisi gadis itu, Song-ju memanggulnya pulang dan menungguinya tidur.
Saat bangun dipagi hari, ia terkejut mendapati Ji-su/Jung-suh sudah pergi. Melalui ponselnya, gadis itu menyatakan niatnya pergi jauh bersama Tae-hwa. Song-ju hanya bisa melihat kepergian Jung-suh bersama 'rival'nya tersebut dari kejauhan. Diperjalanan, Jung-suh jatuh sakit dan membuat Tae-hwa mengambil keputusan drastis.
Waktu memantau tempat penjualan syal rancangan Ji-su, Song-ju mendapat telepon dari Tae-hwa. Tidak memperdulikan panggilan Yuri yang keheranan, dengan leher berbalut syal pria itu memacu mobilnya ke rumah pantai miliknya dimana mobil Tae-hwa telah menunggu.
Rupanya Tae-hwa telah memberitahu semua termasuk identitas Ji-su yang sebenarnya. Sambil memanggul tasnya, Tae-hwa membisikkan ucapan selamat tinggal pada Jung-suh yang tertidur dan kemudian menghilang. Saat bangun, Jung-suh kaget melihat Tae-hwa telah pergi. Dari kejauhan, Song-ju muncul dan berjalan menuju arahnya.
Saat berhadapan, keduanya bertatapan lama sekali sebelum Song-ju memanggil namanya : Jung-suh. Keduanya menggabungkan kalung masing-masing, kemudian berlari ke pantai sambil meneriakkan nama pasangannya. Didalam rumah, keduanya melihat foto peninggalan beberapa tahun silam sekaligus menebus waktu yang telah hilang.
Pertemuan Jung-suh dan sang ayah berlangsung mengharukan, keduanya berpelukan sambil bertangisan. Kesempatan itu tidak disia-siakan Mira dan Yuri (yang berpura-pura hendak pergi) untuk bersandiwara, keduanya sukses membuat Song-ju serba salah.
Jung-suh hanya bisa menatap dengan penuh amarah lakon ibu-anak tersebut, Suh-yun ibu Song-ju menjadi serba-salah. Putranya langsung menengahi dan meminta semuanya tenang supaya Jung-suh bisa beristirahat setelah 'menghilang' selama lima tahun. Setelah berpamitan dengan kekasihnya tersebut, pria itu langsung beranjak pergi.
Saat membereskan kamar, Jung-suh didatangi Mira dan keduanya terlibat perdebatan sengit. Saat sendiri, ia teringat akan Tae-hwa dan masa lalu saat mereka bersama. Saat keluar kamar, gadis itu melemparkan kapal-kapalan dari kertas yang dipungut Tae-hwa diluar dengan pesan supaya pemuda itu bisa bahagia.
Paginya saat dijemput Song-ju, Mira meminta supaya Yuri bisa ikut dengan pemuda itu dan Jung-suh. Saat dikantor, semua terbelalak mendengar identitas baru Ji-su, terutama melihat perhatian Song-ju yang begitu besar pada wanita itu. Yuri yang jengkel sengaja memanas-manasi Jung-suh dengan mengajak Song-ju membeli baju untuk persiapan tunangan.
Suasana berlangsung canggung karena Song-ju bagai bermain petak-umpet dengan Yuri untuk menunjukkan cintanya pada Jung-suh. Sepanjang perjalanan pulang, Song-ju terus menatap Jung-suh yang duduk dikursi belakang mobil. Saat sampai dirumah, Jung-suh disindir Mira sebagai orang yang tidak tahu malu karena merintangi hubungan Yuri dan Song-ju.
Keesokan harinya saat dikantor, Song-ju melalui pesan di email meminta Jung-suh untuk turun menemuinya namun ditolak. Dengan sedikit paksaan, pria itu berhasil memaksa sang wanita pujaan untuk mengikutinya ke toko perhiasan. Saat menemukan cincin yang pas, Song-ju mengatakan akan memakaikan cincin itu kejari wanita yang dicintainya.
Keduanya ditemui Yuri yang mendadak muncul. Setelah sempat bertengkar dengan Jung-suh (namun tidak diketahui Song-ju), ketiganya makan siang bersama. Kaki Song-ju berusaha mengenai kaki Jung-suh namun secara tidak sengaja mengenai kaki Yuri dengan keras.
Saat sedang melihat lukisan ditaman bermain, Jung-suh bertemu Tae-hwa yang berusaha menghindarinya. Pria itu terkejut mendengar hubungan wanita itu dengan Song-ju tidak mulus, dan pergi meninggalkannya.
Song-ju yang terus menyaksikan keduanya mendekati Jung-suh dan memeluk wanita itu yang sedang bercucuran air mata. Sambil mengatakan bahwa menangis tidaklah cocok untuk Jung-suh, Song-ju berjanji bakal menjadikannya wanita tercantik saat pesta pertunangan.
Mira kembali berulah, dihadapan wartawan ia menceritakan bahwa anaknya Yuri dan Song-ju telah mencintai satu sama lain sejak kecil. Berita itu terpampang disebuah majalan, dan terlihat oleh Tae-hwa. Pria itu dengan marah langsung menelepon sang adik.
Pesta pertunangan yang semakin dekat membuat Jung-suh gelisah. Apa yang ditakutkan gadis itu menjadi kenyataan. Dihadapan hadirin, dengan lantang Song-ju mengatakan bakal memakaikan cincin kepada wanita yang dicintainya. Setelah mengatakan hal itu, ia melangkah mendekati Jung-suh yang terus menunduk dan memberikan cincin itu.
Bersamaan dengan itu, Jung-suh melihat sekilas wajah Tae-hwa yang meronta ditangkap polisi. Ia langsung bangun dan melangkah pergi diiringi kilatan blitz lampu fotografer, meninggalkan Song-ju yang terpaku. Yuri yang memungut cincin itu tersenyum penuh kemenangan.
Ketika mendengar identitas Tae-hwa yang sebenarnya, Song-ju menyusul kekantor polisi. Dengan hati perih, ia menyatakan siap menjadi sahabat Jung-suh. Pihak kepolisian akhirnya membebaskan Tae-hwa, dan diluar ia terlibat pertengkaran dengan Jung-suh sebelum membuang cincin pemberian gadis itu.
Song-ju yang terus mengawasi dari kejauhan tidak tahan lagi dan menarik Jung-suh kedalam mobil, keduanya mengobrol ditaman bermain. Sambil tersenyum Song-ju mengeluarkan cincin tunangannya dan melempar benda itu sambil mengatakan bahwa ia lebih percaya persahabatan lebih abadi dari hubungan cinta.
Dengan penuh keyakinan, pemuda itu mengatakan bahwa dengan menjadi sahabat, ia bisa terus berada disamping Jung-suh. Ucapan itu membuat mata gadis itu berkaca-kaca. Mendadak Song-ju berbalik dan meminta Jung-suh ikut membantu mencari cincinnya, dengan polos pemuda itu mengaku sengaja membuang benda itu supaya kelihatan lebih keren.
Setelah ketemu, Song-ju berusaha memakaikan cincin itu ketangan Jung-suh dengan alasan itu adalah cincin persahabatan. Saat bermain di arena ski es, keduanya saling berpelukan, kemudian berciuman. Saat tiba dirumah, Yuri bersandiwara dengan meminta supaya Jung-suh tidak mengganggu tunangannya, tindakan itu membuat sang ayah salah sangka.
Jung-suh berniat mendatangi rumah Tae-hwa, sayang pria itu tidak ada dan pintunya dikunci. Tae-hwa yang dikenal dengan nama Chul-su melihat gadis itu, kemudian hanya melihat dari kejauhan tanpa berani mendekat dengan air mata berlinang.
Lelah menunggu, Jung-suh memutuskan untuk pulang namun ia berbalik arah ketika melihat mobil Song-ju diparkir disana. Didalam, Mira terus memprovokasi pria itu hingga untuk melupakan masalah yang dialami, ia memutuskan untuk minum sampai mabuk. Jang Ee San Nim sang asisten menjemputnya, namun saat perjalanan pulang mobil dihentikan ketika melihat Jung-suh.
Song-ju langsung turun dari mobil dan meminta wanita yang dicintainya itu menemaninya, namun Jung-suh menolak meski pemuda itu mulai menyanyi. Saat berusaha mencegah Jung-suh pergi, Song-ju ambruk sambil menggumam bahwa betapa sulitnya mereka menjadi sahabat. Sejak kejadian itu, hubungan mereka dikantor menjadi sangat canggung.
Tae-hwa mendatangi Mira dan mengatakan ingin mengunjungi rumah sang ibu untuk bernostalgia, ia juga mengancam akan membeberkan semua kejadian yang sebenarnya. Meski nampak tenang, sepeninggal putranya Mira menelepon seseorang dan memerintahkan untuk mencari lukisan Chul-su (nama Tae-hwa).
Waktu tiba dirumah, Tae-hwa diculik oleh segerombolan penjahat. Meski sempat babak-belur dipukuli, ia selamat berkat informasi Jang Ee San Nim asisten Song-ju kepada polisi. Ditaman bermain saat melihat carroussel, Jung-suh bertemu dengan Song-ju. Pria itu meminta Jung-suh untuk pergi kerumahnya yang terletak dipinggir hutan.
Setiba disana, ternyata tempat itu sudah ditinggali Tae-hwa. Meski berusaha menghindar, penjelasan Jung-suh membuatnya berlinang air mata, keduanya berpelukan sambil meneriakkan nama masing-masing. Saat sendirian, Tae-hwa membaca surat dari Song-ju yang memintanya untuk terus menjaga Jung-suh selamanya.
Saat tertidur, Jung-suh terus mengigau dan memanggil nama Song-ju. Panik melihat keadaan gadis itu yang kembali demam tinggi, Tae-hwa menelepon Song-ju dan memintanya untuk datang. Saat tiba, ia kaget melihat kondisi Jung-suh dan menelepon sang asisten untuk memanggil ambulans.
Terbangun oleh suara dering ponsel Song-ju, Jung-suh memutuskan untuk pergi menyusul Tae-hwa ke stasiun karena tidak ingin hidup pria yang dicintainya itu lebih menderita lagi. Saat terbangun dan melihat gadis itu tidak ada, Song-ju memacu mobil sekencang-kencangnya ke stasiun kereta api. Disana, ia menggedor setiap gerbong sambil memanggil nama Jung-suh.
Saat tiba dirumah, Song-ju sambil menggenggam tangan Jung-suh menyatakan niatnya menikahi gadis itu dan membatalkan pertunangannya dengan Yuri. Ucapan itu membuat Yuri 'bernyanyi' dan mengungkapkan siapa sebenarnya Chul-su, yang ditimpali oleh akting Mira.
Ucapan tersebut bukannya membuat Song-ju mundur malah sebaliknya, ia marah dengan Yuri yang menutupi fakta itu. Yuri yang gelagapan beralasan bahwa dirinya mendapat ancaman dari Tae-hwa. Saat hendak menggandeng Song-ju, pria itu dengan tegas melepaskan tangannya. Setelah Song-ju pulang, Jung-suh menegaskan bahwa dirinya mencintai Song-ju dan tidak ingin membohongi diri lagi.
Mira berusaha mempengaruhi keputusan itu dengan menelepon Suh-hyun, bisa ditebak, sang ibu marah besar atas kelakuan anaknya. Namun, Song-ju dengan tegas mengatakan siap melepas semua yang ia miliki supaya bisa bersama Jung-suh yang telah dicintainya sejak kecil. Ucapan itu membuat sang ibu marah dan memecat Song-ju.
Kabar dipecatnya Song-ju dengan cepat tersebar luas dikalangan karyawan, mereka menanyakan kebenaran kabar itu kepada Jung-suh yang kebetulan masuk ruangan. Didalam, ia bertengkar dengan Yuri dan dengan tegas mengatakan akan selalu berada disamping Song-ju. Gadis itu masuk keruangan Song-ju dan membantu pria itu menyelesaikan urusannya.
Ketika beristirahat, Jung-suh keluar untuk membeli makanan. Saat melewati carroussel, ia teringat akan masa-masa indah keduanya, dan berujar minta maaf karena telah menyusahkan Song-ju. Mendadak, muncul tulisan yang membuatnya tersenyum. Saat keduanya makan, Song-ju kembali mengucapkan kalimat yang muncul dalam tulisan di taman bermain.
Dikantor, Jung-suh diminta menyelesaikan tugasnya oleh Yuri. Kesempatan itu digunakan sang adik tiri untuk mengatakan bahwa kembalinya Song-jue kepelukan Jung-suh hanyalah bersifat sementara. Ucapan itu tidak diperdulikan Jung-suh, yang menghabiskan siang itu bersama Song-ju dilapangan bola. Malamnya, mereka tidur sambil berpelukan dikamar Song-ju.
Masalah lukisan Tae-hwa mulai menemukan titik terang setelah ayahnya Pil-su bertemu dengan Mira. Dari pembicaraan mereka, bisa ditebak bahwa dalang dari semua kejadian yang menimpa Tae-hwa berasal dari ide busuk sang ibu. Saat tiba dirumah, Pil-su menceritakan semuanya pada Tae-hwa.
Paginya saat berpapasan, Yuri memaki Jung-suh karena mengetahui sang kakak bermalam dikamar Song-ju. Mendadak, Tae-hwa muncul dan menarik tangan Yuri. Jung-suh terkejut mendengar penuturan pria itu yang mengatakan dalang semua peristiwa itu adalah Mira dan Yuri, namun saat hendak mengejar Tae-hwa yang pergi, pandangan Jung-suh mengabur.
Kesulitan tidak hanya dialami oleh Jung-suh, Song-ju gagal dalam usahanya melamar pekerjaan meski berusaha keras. Uang yang tersisa pun tidak seberapa, namun meski begitu hidupnya bahagia karena bisa bersama Jung-suh yang kini mengenakan kaca mata.
Yuri semakin kuatir dengan perkembangan keadaan, namun Mira menenangkannya dengan mengatakan bahwa Song-ju tidak akan kuat hidup berlama-lama di losmen murahan. Tebakannya meleset, namun keadaan paska diturunkannya pria itu membuat perusahaan gonjang-ganjing.
Saat bermain ke pantai dimana kenangan mereka terbentuk, Song-ju memberikan sepasang cincin yang harganya tidak seberapa. Dengan wajah malu, pria itu mengatakan bahwa hanya itulah yang bisa dibeli dengan uang hasil kerja kerasnya. Gadis itu tersenyum sambil berlinang air mata, dan mencium lembut bibir Song-ju.
Mendadak dari belakang muncul mobil mewah yang dikemudikan Jang Ee San Nim untuk menjemputnya. Song-ju menolak, namun Jung-suh membujuknya dan mengatakan bahwa apapun yang terjadi, ia percaya akan keteguhan hati Song-ju termasuk cinta pemuda itu kepadanya.
Song-ju kembali tepat pada saat rapat pemegang saham, dengan aksinya yang cool ia masuk ke ruangan dan meminta maaf karena terlambat. Saat tiba diruangannya, Yuri telah menunggu. Namun dengan santun pemuda itu menegaskan bahwa cintanya kepada Jung-suh tidak berubah.
Spekulasi tentang kembalinya Song-ju menjadi berita hangat dikoran, Tae-hwa yang membacanya tidak tahan dan memutuskan untuk kembali dan membeberkan semuanya. Berita tersebut juga dibaca Jung-suh, yang kemudian menelepon Song-ju. Selesai berbicara, pandangannya mendadak kabur dan ia jatuh pingsan.
Vonis dokter kali ini benar-benar mengejutkan, diperkirakan ada tumor di bagian mata Jung-suh yang selain bisa membuatnya buta total namun juga mengancam nyawa gadis itu. Gadis itu menelepon Song-ju dari depan kafe, dan semakin trenyuh mendengar ucapan pria itu yang mengatakan akan terus menunggu kedatangan gadis itu sampai kapanpun.
Saat keduanya bertemu, Song-ju keheranan melihat Jung-suh terus memandanginya dengan seksama. Gadis itu beralasan bahwa meski telah menatap pria itu berulang-ulang, namun hatinya masih rindu. Song-ju tidak sadar ucapan tersebut sebagai pertanda akan kesedihan Jung-suh yang bakal kehilangan penglihatannya.
Song-ju yang tidak sadar akan maksud ucapan Jung-suh mengantar gadis itu pulang. Setelah ia pergi, mendadak Tae-hwa muncul dihadapan Jung-suh sambil keheranan melihat kacamata yang dipakai. Sambil tersenyum, ia mengatakan ingin pulang ke rumah.
Kemunculan Tae-hwa membuat semuanya terkejut, apalagi setelah pria itu menuturkan semua penderitaan Jung-suh sejak bergabungnya Yuri dirumah sampai kecelakaan tragis. Ia memarahi ayah tirinya Su-ha yang dianggap terlalu naif dan termakan hasutan Mira. Tae-hwa dengan dingin mengatakan akan tinggal dikamar atas, dan meninggalkan ibu dan adiknya yang marah dan takut.
Setelah Tae-hwa pergi, Jung-suh melampiaskan amarahnya kepada Yuri. Adegan itu terlihat Mira yang kemudian memisahkan keduanya dan berkomentar pedas. Jung-suh kemudian menyusul Tae-hwa diatas, yang berjanji akan terus menjaga sang adik tiri hingga menikah. Pandangan kabur Jung-suh yang membuatnya melakukan serangkaian tindakan aneh mulai membuat Tae-hwa curiga.
Ketika memeriksakan diri ke dokter, Jung-suh semakin terpukul ketika tahu ia harus dioperasi akibat menderita kanker ganas. Ia berusaha memberitahukan kabar itu ke Song-ju namun tidak tega, saat menyusul pria itu ia menabrak pilar gedung. Tae-hwa yang telah mengetahui masalah Jung-suh berpura-pura tidak tahu dan berusaha membantu gadis itu, namun ditepis dengan penuh amarah.
Jung-suh memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Song-ju karena tidak ingin pria itu sedih, ia mendatangi Yuri, menyerahkan surat pengunduran diri, dan menanyakan apakah saudara tirinya itu benar-benar mencintai Song-ju. Dirumah, ia mematikan lampu dan berusaha berjalan namun menabrak sesuatu dan terjatuh. Tae-hwa yang melihat dari luar hanya bisa menangis.
Untuk mempersiapkan pertemuannya dengan Song-ju, Jung-suh sengaja pergi kesalon untuk mempercantik diri. Saat bertemu, keduanya berfoto bersama kemudian pergi mencoba pakaian pengantin. Setelah itu, keduanya pergi ke rumah pantai dan menghabiskan malam disana.
Saat bangun, Song-ju terkejut melihat surat dari Jung-suh yang isinya mengatakan bahwa gadis itu akan pergi jauh karena tidak bisa meninggalkan Tae-hwa. Ia langsung memacu mobilnya sekencang mungkin, tanpa sadar kalau gadis yang dicari melihat kepergiannya dengan pandangan buram sambil berlinang air mata.
Jung-suh berada dirumah pantai, sendirian dan kesepian. Ia dikejutkan oleh kemunculan mendadak Tae-hwa yang mengatakan tidak akan kembali kecuali gadis itu ikut. Saat mengobrol berdua, Jung-suh dengan jujur mengakui kalau sebenarnya ia takut tinggal sendirian.
Dengan penuh keputusasaan Song-ju mencari Jung-suh di seluruh penjuru kota namun tidak menemukannya, sementara Mira yang melihat peluang emas berusaha mempengaruhi Suh-hyun untuk mempercepat pernikahan Song-ju-Yuri. Ketika Suh-hyun mendatangi ruang kerja sang anak, Song-ju dengan tersenyum mengatakan tidak akan melepaskan pekerjaan dan cintanya begitu saja.
Saat mengobrol berdua, Jung-suh sadar kalau Tae-hwa telah mengetahui penyakitnya. Dengan marah ia berlari keluar hingga mencapai telepon umum terdekat. Song-ju yang menerima telepon namun tidak mendengar suara siapapun langsung menebak bahwa orang itu adalah Jung-suh, dan mendadak teringat sesuatu. Ia memacu mobilnya kembali ke rumah pantai.
Menduga bahwa Song-ju telah mengetahui keberadaannya, Jung-suh membereskan perabotan dan bersembunyi sementara Tae-hwa berlari keluar. Ketika pria itu tiba, ia tidak menemukan gadis itu. Ketika Song-ju keluar, Jung-suh mengubah niatnya dan berusaha mengejar meski jatuh terguling-guling. Sayang, Song-ju keburu pergi diiringi tatapan menyesal Jung-suh.
Kepada Tae-hwa, Jung-suh meminta supaya diantar menemui Song-ju karena ia ingin melihat pria itu untuk yang terakhir kali sebelum buta. Tae-hwa membawa Jung-suh ke taman bermain, saat sendirian ia bertemu Yuri. Sang adik langsung ditarik dan dicekik, Tae-hwa mengancam akan membunuh gadis itu dan sang ibu kalau mengganggu Jung-suh lagi.
Song-ju melihat Jung-suh di keramaian dan berusaha menyusul, namun lagi-lagi nasib tidak berpihak pada mereka sehingga keduanya berselisih jalan. Dari arah belakang, pria itu hanya bisa melihat Jung-suh masuk kedalam taksi bersama Tae-hwa. Sementara itu, Mira mulai memikirkan siasat menyingkirkan putranya supaya tidak ikut campur lagi.
Peluang itu akhirnya muncul ketika Tae-hwa menelepon pedagang gelap untuk mendapatkan uang demi operasi Jung-suh. Transaksi yang dilakukannya diketahui polisi sehingga ia harus mendekam di tahanan. Sebelum tertangkap, ia bahkan sempat menghubungi Jung-suh dan meminta gadis itu menunggunya pulang.
Mendengar berita penangkapan Tae-hwa, Song-ju menyusul kekantor polisi dan menemui pria itu. Tae-hwa menceritakan semuanya, mulai dari kanker mata yang diderita Jung-suh sampai keberadaan gadis itu. Terakhir, ia meminta Song-ju untuk 'menyelamatkan' gadis itu dan menemuinya karena satu-satunya harapan Jung-suh sebelum buta adalah melihat wajah pria itu.
Jung-suh mengira Song-ju adalah Tae-hwa, sehingga pria itu tidak berani berkata-kata. Setelah beristirahat, keduanya pergi ke kota karena gadis itu ingin bertemu Song-ju. Rupanya, Jung-suh berniat berpisah dengan pria yang dicintainya itu dengan alasan ingin kembali ke Tae-hwa.
Didudukkan sendirian, ia memakai kacamatanya tanpa sadar tingkahnya diperhatikan oleh Song-ju yang hatinya semakin perih. Pemuda itu kemudian duduk dihadapan Jung-suh dan mendengar penuturan gadis itu sebelum menangis. Jung-suh mengelus kepalanya dengan lembut, kemudian meneteskan air mata setelah sang kekasih pergi. Ia tidak sadar diluar, tangis Song-ju semakin keras.
Song-ju kemudian kembali menyamar sebagai Tae-hwa dan membawa Jung-suh pulang, kedoknya nyaris terbongkar namun untung Tae-hwa yang asli muncul. Dikamar, ucapan sang kakak yang mengatakan bahwa kekasihnya akan selalu dekat membuat Jung-suh tersadar dan meraba tangan Song-ju, dugaannya tepat. Dengan marah, gadis itu mengusir Song-ju keluar karena dianggap telah menipu.
Tindakan itu tidak membuat Song-ju patah semangat, keesokannya ia kembali muncul dan mengatakan bahwa tempatnya adalah disisi gadis itu. Song-ju kemudian tersenyum kearah Tae-hwa, mereka mulai bersahabat dan berusaha membahagiakan Jung-suh meski sempat 'bertengkar' kecil saat memasak makanan. Saat menonton film yang sebelumnya ditonton berdua, Song-ju melamar Jung-suh.
Mira didatangi polisi yang mulai mencurigai keterlibatannya, namun ia mampu berkelit. Saat bertemu Yuri yang ketakutan, wanita itu menenangkan sang anak dengan mengatakan bahwa hanya tinggal seminggu sebelum pernikahan dilaksanakan. Mira tidak tahu posisinya semakin gawat karena Tae-hwa dan sang ayah bakal bersaksi ke polisi mengenai perbuatannya.
Kembalinya Song-ju dikantor membuat Yuri senang, namun keputusan pria itu untuk tidak menikah sudah bulat. Melihat Song-ju terburu-buru, Yuri mengikutinya. Dari situ ia baru tahu kalau Jung-suh buta, kesempatan itu digunakannya untuk meminta sang kakak tiri melepaskan Song-ju.
Berita itu disampaikannya pada Mira, keduanya bersulang atas kejadian yang menimpa Jung-suh. Namun sebenarnya Song-ju telah menyiapkan kejutan sendiri, ia mengirim pakaian untuk Jung-suh yang kemudian memakainya. Gadis itu tidak sadar kalau itu adalah pakaian pernikahan.
Kemunculan Jung-suh dan Tae-hwa disambut oleh tatapan hadirin, gadis itu masih belum sadar akan lingkungan sekitarnya. Ia terkejut merasakan tangan Song-ju, yang meminta supaya Jung-suh tidak lagi menghindar dan menjalankan pernikahan dengan mulus.
Mira mengamuk dan menunjukkan sifat aslinya. Dari samping, mendadak Tae-hwa muncul disusul oleh sang ayah Pil-su yang membuka dosa-dosa yang dilakukan wanita itu dan anaknya. Yuri langsung gelagapan sehingga kecurigaan semua orang terbukti.
Peresmian pernikahan Song-ju dan Jung-suh tidak dihadiri Mira dan Yuri. Dirumah, Mira marah-marah namun kali ini ia mendapat perlawanan dari sang suami Su-ha yang sudah bisa melihat kedok wanita itu. Tak lama polisi muncul dan membawa Yuri kekantor polisi diiringi teriakan histeris Mira.
Malam pengantin dilalui Song-ju dan Jung-suh dengan sangat indah, wanita itu mengungkapkan keinginannya untuk tetap hidup. Bagaimana dengan Mira? Mentalnya semakin hancur karena dakwaan baru sehingga harus dirawat di sebuah rumah sakit. Berita tentang Mira dan Yuri menjadi berita utama disurat kabar, Tae-hwa yang membacanya tak urung menangis.
Saat merayakan pernikahan bersama rekan-rekan sekantor, Jung-suh pingsan dan membuat semua panik. Song-ju meminta supaya istrinya segera dioperasi, namun dokter tidak berani mengingat belum ada kepastian sejauh mana kankernya menyebar. Kabar tersebut disampaikan ke Tae-hwa, yang nyaris secara bersamaan dengan Song-ju berusaha mendonorkan mata.
Tae-hwa memutuskan untuk mengakhiri hidupnya supaya kornea matanya bisa disumbangkan kepada Jung-suh. Ia menyiapkan sejumlah alibi, mulai dari rencana keberangkatan fiktif ke Perancis, foto bersama seorang gadis bule yang diakui sebagai pacar, sampai berusaha menebus waktu yang terbuang selama ini bersama sang ayah. Tae-hwa juga menjenguk sang ibu.
Sebelum berpisah dengan dunia, Tae-hwa mengajak Jung-suh bertemu di taman bermain dan berfoto berdua seperti dimasa lalu. Saat mengemudikan mobil pulang, pria itu terkenang akan masa-masa indah selama bersama adik tirinya tersebut. Sambil tersenyum, Tae-hwa melepas tangannya dari kemudi dan menutup mata rapat-rapat.
Song-ju terbangun dan berusaha menenangkan istrinya saat mendadak telepon genggamnya berdering, pihak rumah sakit memberitahu kalau donor mata untuk Jung-suh telah siap. Ia membawa Jung-suh kerumah sakit, dan dengan gugup menunggui detik-detik menjelang operasi.
Saat sendirian, ia didatangi polisi yang memberitahu tentang kematian Tae-hwa dan latar belakang kejadiannya. Saat membaca surat penuh darah yang ditinggalkan pria itu, hati Song-ju terasa sakit karena kehilangan salah satu sahabat terbaiknya. Kedukaannya semakin bertambah karena tim dokter menyatakan operasi belum tentu bisa memulihkan kondisi Jung-suh sepenuhnya.
Dengan mata masih dibalut perban, Jung-suh diajak sang suami untuk memberi penghormatan terakhir pada pria yang mendonorkan matanya tanpa tahu orang yang dimaksud adalah Tae-hwa. Malamnya atau sehari sebelum perban dibuka, Song-ju merasa senang sekaligus sedih karena sang istri melontarkan harapan bisa memberitahu Tae-hwa kalau pandangannya bakal sembuh.
Apa yang ditakutkan tim dokter ternyata tidak terbukti keesokannya, pandangan Jung-suh kembali normal. Tak lama, ia kembali kerumah dan bersama Song-ju mendekorasi rumah dan berbelanja. Saat pulang, mereka mendapati surat Tae-hwa yang memberitahu keberadaannya di Perancis lengkap dengan foto gadis setempat. Tahu keadaan yang sebenarnya, Song-ju semakin teriris hatinya.
Saat jamuan makan malam bersama klien sang suami, Jung-suh muntah-muntah. Ia berusaha menyembunyikan hal itu dari Song-ju, namun pria itu mengetahuinya dan menduga sang istri telah hamil. Dokter yang memeriksa memberikan jawaban mengejutkan, kanker yang diderita Jung-suh telah mencapai stadium yang sangat gawat dan sulit disembuhkan.
Meski berat hati, kabar tersebut disampaikan kepada Jung-suh termasuk keadaan Tae-hwa yang sebenarnya. Sempat lama tidak menerima kenyataan, dirumah Jung-suh menghampiri Song-ju dan meminta supaya mereka menghargai setiap detik kehidupan karena waktu yang dimiliki tidak banyak.
Sadar hidupnya tidak lama lagi, Jung-suh mengunjungi Yuri dipenjara dan berbaikan. Keduanya berpisah untuk terakhir kali dengan ucapan maaf diiringi tetesan air mata Yuri. Jung-suh juga mendatangi Mira dirumah sakit dan memberitahu tentang keadaan Tae-hwa dan kondisinya yang sekarat, sang ibu tiri hanya bisa terdiam sambil mencucurkan air mata.
Disaat terakhir, Jung-suh mengajak Song-ju untuk pergi kerumah pantai. Dimobil, kondisi wanita itu sudah sangat parah, namun Song-ju meminta istrinya untuk tidak menutup mata. Setelah tiba, Jung-suh mengajak suaminya untuk berjalan dipinggir pantai sambil berpegangan tangan. Song-ju meminta supaya Jung-suh mau menunggunya di gerbang surga sampai ia datang, yang disanggupi.
Saat terduduk dipantai, ia sadar kalau saatnya telah tiba. Sebelum 'pergi', Jung-suh berpesan bahwa ia akan selalu mencintai pria itu meski kelak ada disurga. Song-ju meminta supaya Jung-suh tidak melupakannya, dan mengucapkan AKU CINTA PADAMU. Sambil memegang pipi pria yang dicintainya, Jung-suh berpamitan kemudian tangannya terkulai lemas.
Sambil membopong Jung-suh yang telah pergi ke sisi lain, hati Song-ju membatin kalau dirinya akan terus mencintai dan tidak melupakan Jung-suh sampai mereka bertemu lagi............di pintu Surga kelak.
Cast: Kwon Sang Woo As Song Ju
Choi Ji Woo As Han Jung Suh
Meski Sad Ending Aku tetep Suka Drama ini... Hiks....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar