Sinopsis Full House
Lee Young-jae adalah aktor muda terkenal yang nyaris setiap langkahnya selalu dibayangi oleh kilatan lampu blitz wartawan. Sementara itu, Han Ji-eun adalah gadis yatim-piatu, bekerja sebagai penulis novel internet, dan tinggal di rumah bernama Full House yang selalu berantakan.
Pertemuan keduanya dimulai ketika Ji-eun mendapat 'dorongan' dari sahabat dekatnya untuk pergi berlibur ke RRC dengan tiket gratis. Sempat curiga, gadis itu akhirnya menyerah dan berangkat. Di pesawat, ia duduk bersebelahan dengan Young-jae. Sempat kaget melihat aktor tersebut, hubungan mereka langsung memburuk setelah Ji-eun muntah tepat mengenai baju Young-jae.
Saat sadar dan tiba di RRC, Ji-eun berusaha mengembalikan baju tersebut ke Young-jae, namun ia tidak dapat mendekati pria itu yang mendapat kawalan ketat. Gelagat buruk mulai terlihat ketika hotel tempatnya menginap ternyata tidak ada kamar dengan namanya, beruntung Ji-eun 'diselamatkan' pria parlente bernama Yoo Min-hyuk, yang ironisnya sempat digodai gadis itu.
Keduanya kembali berpapasan di lift, Min-hyuk ternyata memiliki hubungan erat dengan Young-jae yang berada di RRC dalam keperluan wawancara dengan media setempat. Dengan uang yang semakin menipis dan dua sahabatnya tidak bisa dihubungi, tidak ada pilihan lain bagi Ji-eun selain meminta pinjaman kepada Young-jae.
Aktor muda itu sempat menolak, namun berubah sikap begitu mendengar Ji-eun mengaku memiliki hubungan spesial di masa lalu dengan Min-hyuk (yang tentu saja bohong!). Rupanya, diam-diam Young-jae mencintai sahabat masa kecil sekaligus penata gayanya Kang Hae Won, namun gadis itu ter nyata lebih menyukai Min-hyuk.
Saat tiba di Korea, Ji-eun baru sadar kalau kepergiannya ke RRC adalah bagian dari rencana dua sahabatnya untuk menjual rumah peninggalan almarhum kedua orang tua gadis itu. Yang lebih apes lagi, ia mendapati kenyataan bahwa rumah tersebut dijual ke Young-jae.
Saat sedang meratapi nasib, ia mendapat telepon dari Young-jae yang mengajaknya makan malam bersama. Di restoran, gadis itu dipertemukan dengan Hae-won dan Min-hyuk yang kebetulan juga berada di Korea. Maksud hati membuat saingannya memperebutkan hati Hae-won tidak enak, Young-jae harus menahan kekesalan karena ternyata Ji-eun tidak memiliki hubungan apapun dengan pria itu.
Saat mengobrol dengan Young-jae, Ji-eun berusaha sekeras mungkin untuk membuat pria itu menaruh belas kasihan. Namun yang terjadi malah sebaliknya, koper dan tas gadis itu dilempar keluar. Dasar keras kepala, Ji-eun memutuskan untuk bermalam didepan rumah.
Paginya Ji-eun dibangunkan dengan setengah paksa, gadis itu dengan wajah lesu beringsut pergi. Belakangan saat bertemu kembali, Young-jae terkejut saat merasakan tubuh gadis itu panas. Dengan cepat, Ji-eun dibopong kedalam rumah dan dirawat dengan telaten. Hatinya semakin tergerak saat membaca diari Ji-eun, seolah Young-jae mampu merasakan kesepian gadis malang itu.
Paginya Young-jae mengira Ji-eun masih sakit dan meninggalkan gadis itu sendirian dirumah, namun gadis itu ternyata sudah sembuh dan menghabiskan makanan dirumah. Saat kembali, Young-jae terkejut melihat kulkasnya dalam keadaan berantakan, ia langsung membangunkan Ji-eun yang pura-pura sakit dan menyuruhnya keluar rumah.
Kepergian gadis itu membuat Young-jae berpikir lagi, ia memutuskan untuk menyusul Ji-eun dan memperbolehkannya tinggal di Full House dengan syarat setiap hari bekerja sebagai pembantu. Meski dengan berat hati, mengingat ia tidak pernah hidup telaten, Ji-eun menyanggupi permintaan tersebut.
Saat bertemu Hae-won, Young-jae terkejut mendengar niat gadis itu berangkat ke New York menyusul Min-hyuk dan mungkin tidak akan kembali lagi ke Korea. Pria itu langsung berniat untuk melamar gadis yang telah lama dicintainya tersebut namun dasar sial, saat berusaha menghafal kalimat yang hendak diucapkan ia malah kepergok Ji-eun.
Mempersiapkan makan malam romantis, Young-jae harus kecewa ketika Hae-won mendadak berniat pergi hanya karena mendapat telepon dari Min-hyuk. Dengan marah-marah pria itu membeberkan fakta bahwa Min-hyuk tidak pernah menyukai Hae-won, namun gadis itu dengan tenang mengatakan bahwa dirinya akan berusaha supaya cinta tersebut tidak bertepuk sebelah tangan.
Paginya saat membereskan rumah, Ji-eun menemukan undangan pesta dan merengek untuk diajak. Meski Young-jae menolak, dengan caranya sendiri gadis itu berhasil masuk. Disana, ia bertemu dan mengobrol akrab dengan Min-hyuk. Saat itu, Hae-won yang juga datang berniat untuk mengutarakan perasaan sebenarnya pada pria itu.
Kepergian gadis itu membuat Young-jae berpikir lagi, ia memutuskan untuk menyusul Ji-eun dan memperbolehkannya tinggal di Full House dengan syarat bekerja sebagai pembantu. Meski dengan berat hati, mengingat ia tidak pernah hidup telaten, Ji-eun menyanggupi permintaan tersebut.
Ketika bertemu Hae-won, Young-jae terkejut mendengar niat gadis itu berangkat ke New York menyusul Min-hyuk dan mungkin tidak akan kembali lagi ke Korea. Pria itu langsung berniat untuk melamar gadis yang telah lama dicintainya tersebut. Young-jae berusaha mempersiapkan diri sejak awal namun dasar sial, saat berusaha menghafal kalimat yang hendak diucapkan ia malah kepergok Ji-eun.
Mempersiapkan makan malam romantis, Young-jae harus kecewa ketika Hae-won mendadak berniat pergi hanya karena mendapat telepon dari Min-hyuk. Dengan marah-marah pria itu membeberkan fakta bahwa Min-hyuk tidak pernah menyukai Hae-won, namun gadis itu dengan tenang mengatakan bahwa dirinya akan berusaha supaya cinta tersebut tidak bertepuk sebelah tangan.
Keesokan harinya ketika membereskan rumah, Ji-eun menemukan undangan pesta dan merengek untuk diajak. Meski Young-jae menolak, dengan caranya sendiri gadis itu berhasil masuk. Disana, ia bertemu dan mengobrol akrab dengan Min-hyuk.
Saat itu, Hae-won berniat untuk mengutarakan perasaan sebenarnya pada pria itu. Segera setelah Ji-eun pergi, gadis itu menyampaikan rasa sukanya pada Min-hyuk namun ditolak dengan alasan tidak ingin Young-jae sakit hati. Kesal dengan jawaban itu, Hae-won secara terang-terangan minta Young-jae untuk mengutarakan rasa sukanya.
Merasa gengsi, Young-jae malah menyatakan rasa sukanya pada Ji-eun dengan mencium gadis itu terang-terangan didepan umum. Kejadian ini langsung menjadi santapan pers yang kebetulan hadir, sementara Min-hyuk dan Hae-won hanya bisa melongo.
Setelah berpikir keras, Young-jae berniat untuk mengakhiri gosip yang terus menimpa dirinya. Ia menawari Ji-eun untuk pura-pura menikah dan setelah enam bulan bercerai. Seandainya skenario itu berhasil, gadis itu bisa memperoleh rumahnya kembali ditambah sejumlah uang.
Sempat bimbang, Ji-eun akhirnya menerima tawaran tersebut, kesepakatan keduanya ditandai oleh tanda tangan masing-masing di surat perjanjian dan jabatan tangan. Sandiwarapun dimulai, Young-jae sempat terkesima melihat kecantikan Ji-eun yang didandani menjelang konferensi pers namun ia berusaha menutupi perasaannya.
Namun tidak sedikit pihak yang menentang pernikahan tersebut terutama kaum wanita yang mengidolai Young-jae, dengan terang-terangan mereka mengejek Ji-eun yang kebetulan berada disebelah dengan sebutan si kaki pendek.
Melihat berita heboh tersebut di koran, dua teman Ji-eun yaitu Dong-wook dan Hee-jin kembali muncul di Full House dengan maksud mengambil kesempatan dalam kesempitan. Begitu bertemu, keduanya langsung ngeloyor masuk dan membuat Ji-eun jengkel, sehingga ia langsung memukuli Dong-wook dengan bunga pemberian pria itu.
Berita rencana pernikahan tersebut terdengar oleh keluarga Young-jae, mereka memerintahkan Ji-eun dijemput untuk dipertemukan dengan nenek pria tersebut. Belum sempat mengobrol banyak, Young-jae muncul dan menariknya pergi. Rupanya, hubungan pemuda tersebut dengan keluarganya (ayah, ibu dan nenek) tidak harmonis.
Melihat keadaan yang tidak mengenakkan tersebut, Ji-eun berusaha menasehati Young-jae yang karena kesal, menyuruh gadis itu turun ditengah jalan. Kejadian tersebut membuat Ji-eun marah besar, ia memutuskan untuk minggat ke rumah Dong-wook dan Hee-jin. Bukannya menolong, kedua orang itu malah menjebak Ji-eun untuk meneruskan rencana pernikahan sehingga tidak bisa berkelit lagi.
Acara pernikahan yang dihadiri oleh sejumlah bintang ternama Korea seperti Kim Seung-woo, Choi Ji-woo dan Song Yun-ah ini berlangsung meriah, dan dihadiri oleh keluarga Young-jae. Namun seperti yang bisa ditebak, keduanya kembali bertengkar saat bulan madu diatas kapal.
Niat Young-jae untuk menakut-nakuti Ji-eun nyaris berakibat fatal, yang disertai oleh kejadian lucu saat keduanya berada di dalam kamar. Tidak tega melihat wajah Ji-eun yang memelas, Young-jae mengajaknya keluar namun sebelumnya, gadis itu terlebih dulu diajari cara mengendarai sepeda.
Bertengkar lagi karena Young-jae tidak sabaran mengajari Ji-eun, keduanya menghabiskan sisa bulan madu dengan indah. Saat pulang kejutan belum habis : Ji-eun mendapati perabotan rumahnya kembali dengan utuh dan ia mendapat hadiah kendaraan. Sempat sumrigah melihat sebuah mobil sport, wajah gadis itu langsung cemberut melihat kendaraan yang dimaksud Young-jae adalah sebuah sepeda.
Mendapat perlakuan yang tidak mengenakkan tersebut, Hae-won langsung pamit pulang. Ji-eun sempat keheranan melihat gadis itu sudah 'lenyap', namun hal itu tertutup dengan kegembiraan karena novelnya bakal diterbitkan. Meski mencibir, diam-diam Young-jae tersenyum bangga.
Ternyata pemanggilan Ji-eun ke kantor penerbit lebih dikarenakan statusnya sebagai istri seorang artis, bahkan novelnya sempat dikritik. Pergi dalam keadaan kesal, mendadak ia mendapat ide untuk meneruskan naskah novelnya ke Min-hyuk. Saat tiba dirumah, Youn-jae langsung mencela setelah melihat ekspresi gadis itu yang berusaha berdalih.
Keduanya kembali bertengkar ketika Ji-eun menolak untuk memberikan cincin yang pernah dibuang pria itu, bahkan kali ini akibatnya fatal. Karena kesal tangannya digigit, Young-jae mengusir 'istri'nya keluar dari Full House. Dengan muka cemberut, ia mengungsi ke rumah Dong-wook dan Hee-jin.
Kedua sahabatnya tersebut sudah tentu sebal melihat kehadiran gadis itu, namun kegalakan Ji-eun membuat mereka tidak mampu melawan. Hidup seorang diri, mau tidak mau Young-jae harus membereskan rumah sendiri. Masalah yang dialami terlihat oleh sang manajer, yang langsung meminta Young-jae bersikap profesional. Tidak hanya itu, Ji-eun juga ditelepon.
Saat mengobrol berdua, Young-jae mengaku kalau dirinya menyukai Hae-won dan membuat gadis itu merasa diatas angin. Namun saat pemotretan, mendadak Ji-eun muncul (atas permintaan manajer). Untuk menepis gosip keretakan rumah tangga, dengan terpaksa gadis itu didudukkan bersebelahan dengan Young-jae. Kejadian lucu kembali terjadi saat keduanya saling menyuapi makanan.
Keesokan harinya, Young-jae yang ternyata mengingat hari ulang tahun Ji-eun sempat senang mendengar gadis itu berencana untuk pergi ke taman ria, namun mukanya langsung cemberut mendengar ternyata yang diajak hanya Dong-wook dan Hee-jin. Untuk menghibur diri, Young-jae menghabiskan waktu di agensi tempatnya bernaung meski tidak ada pekerjaan.
Ternyata rencana pergi ke taman ria batal, Ji-eun malah menemui Min-hyuk dan sempat melampiaskan emosinya karena mendapat penolakan dari penerbit. Mendengarkan sambil tersenyum, pria yang menjabat sebagai direktur tersebut langsung menyetujui karya Hae-won untuk dipasang di media. Gadis itu jadi merasa tidak enak hati karena sebelumnya telah
Young-jae sengaja membelikan hadiah secara diam-diam dan meletakkannya di meja makan. Ji-eun yang sempat kesal dengan perlakuan pria itu sempat jengkel, namun perasaannya berubah ketika menemui pemberian tak diduga itu. Mendadak, terdengar bunyi bel.
Ketika pintu dibuka, ternyata yang datang adalah ibu dan nenek Young-jae, yang memarahinya sebelum kemudian meminta Ji-eun dan suaminya pindah kerumah orang tua pria itu. Dikantor agensi, Young-jae kelabakan ketika sang manajer menduganya rindu pada sang istri. Ia berusaha berkelit dengan mengatai Ji-eun, namun hatinya sendiri sebenarnya gelisah.
Telepon dari Ji-eun berhasil 'membujuk' Young-jae pulang ke rumah, ia terkejut mendengar desakan sang ibu dan nenek. Keduanya memutuskan untuk maju ke medan perang alias menemui keluarga Young-jae, namun saat hendak berangkat, nyaris saja terjadi hal fatal : Ji-eun lupa mengenakan cincin kawinnya.
Setelah menghaturkan hormat (kali ini Ji-eun melakukannya dengan benar!!), Young-jae mengutarakan alasannya enggan untuk kembali yaitu karena ketidakcocokan dengan sang ayah. Ketika ditanya soal hadiah, Ji-eun yang tidak enak hati karena datang tanpa membawa apa-apa berusaha menghibur nenek Young-jae dengan menyanyi dan menari, namun tingkahnya malah membuat semuanya bengong.
Dari belakang, ayah Young-jae yang baru muncul tertegun sebelum memberikan tepuk tangan. Saat perjalanan pulang didalam mobil, Young-jae sambil tersenyum-senyum menyindir tingkah Ji-eun yang mukanya merah-padam menahan malu. untuk menenangkan hati gadis itu, Young-jae membelikannya es krim dan mengajak bermain di taman.
Saat tiba dirumah, Ji-eun yang kelelahan tertidur saat menulis novel. Paginya Young-jae berusaha menyelimuti gadis itu, namun selimut yang dipegang buru-buru dibuang ketika Ji-eun menggeliat bangun. Setelah membereskan pekerjaan rumah atas desakan 'suami', Ji-eun buru-buru berangkat untuk menemui Min-hyuk. Dasar apes, hadiah pemberian Young-jae malah tercecer di kereta.
Ketika bertemu, Min-hyuk yang tidak puas dengan hasil karangan Ji-eun meminta gadis itu untuk menulis cerita yang lebih baik. Mendengar ada barang yang hilang, pria itu menawarkan diri untuk mencari pengganti. Meski ketemu, namun Ji-eun tetap sedih dan tidak bisa menyembunyikan kejadian itu dari Young-jae saat keduanya bertemu.
Young-jae sempat marah dan berkata ketus, namun belakangan pemuda itu menyesal terutama melihat ekspresi wajah Ji-eun yang sedih (ditambah permintaan maaf gadis itu yang diucapkan dengan pelan). Ia langsung mengajak Ji-eun untuk mencari hadiah pengganti, sambil tidak lupa mengancam supaya barang itu tidak hilang lagi.
Begitu mendengar Hae-won dalam kesulitan, Young-jae langsung menunda janjinya dan meminta Ji-eun menunggu di tempat yang dituju pada malam harinya. Setelah menurunkan 'istri'nya ditengah jalan, Young-jae memacu mobilnya ke sebuah bar dimana Hae-won sedang minum dalam keadaan setengah mabuk.
Waktu berlalu dengan sangat cepat, tak terasa hari sudah mulai malam. Ji-eun yang terus menunggu menelepon Young-jae, namun saat pria itu hendak pergi Hae-won mencegahnya. Mau tidak mau, Young-jae terus menunggui gadis itu dan mengantarkannya pulang. Bagaimana dengan Ji-eun? Setelah menunggu lama, ia akhirnya pulang sambil marah-marah.
Paginya saat sikat gigi, dengan muka cemberut Ji-eun berusaha menutupi kekesalannya. Namun dasar gadis blak-blakan, belakangan ia langsung memuntahkan kekesalannya pada Young-jae. Untuk kesekian kalinya mereka kembali bertengkar, yang berbuntut pada keluarnya Ji-eun dari rumah. Niatnya cuma satu : mengungsi ke rumah Dong-wook dan Hee-jin.
Padahal, dua orang yang dituju malah menuju Full House untuk mengembalikan barang Ji-eun. mendapat sambutan dingin, dengan cueknya mereka masuk kedalam dengan niat 'mengakali' Young-jae. Ketika ditinggal, Dong-wook malah dengan lancang mencoba pakaian si empunya rumah hingga ketahuan. Ketika ditegur, Young-jae malah diserang oleh Hee-jin.
'Perkelahian' tidak seimbang tersebut dihentikan oleh Ji-eun yang mendadak muncul, dan secara spontan membela suaminya. Young-jae sempat bengong bercampur heran melihat Ji-eun memaki-maki dua temannya. Ketika diobati, pria itu dengan manja berusaha menarik perhatian sang 'istri', yang tidak habis pikir dengan sikap pasrah Young-jae.
Keesokan harinya, Young-jae dengan sikapnya yang malu-malu mau mengajak Ji-eun nonton bersama. Mengira bakal tertipu lagi, Ji-eun bernapas lega ketika 'suami'nya muncul dengan kacamata hitam dan duduk disampingnya. Saat perjalanan pulang, Young-jae mendapat kabar buruk : Hae-won masuk rumah sakit.
Dengan panik, pria itu langsung membalikkan mobilnya menuju rumah sakit. Ji-eun yang tertinggal dibelakang terhenyak ketika melihat tangan Young-jae dipegang Hae-won didalam kamar, jantungnya mulai berdegup tidak keruan. Dihadapan sang ayah yang ternyata bertugas merawat Hae-won, Young-jae mengutarakan niatnya menginap.
Tidak enak melihat kesulitan yang ditimbulkannya, Hae-won meminta Young-jae dan Ji-eun pulang. Namun rupanya hati pria itu tetap tidak tenang, malamnya ia mengendap keluar kembali kerumah sakit. Melihat kejadian itu, Ji-eun duduk di teras menunggu Young-jae pulang namun karena kelelahan, ia tertidur.
Mulai merasakan tidak enak, Ji-eun malah mendapat kesialan dua kali : saat diminta mengantarkan makanan tersebut ke rumah sakit, disana ia malah bertemu dengan ibu Young-jae yang memintanya datang kerumah. Sesampai disana, gadis itu diminta nenek sang suami untuk membersihkan kebun.
Pertemuan dua wanita berbeda generasi tersebut menghadirkan sejumlah kelucuan, yang berbuntut dengan kumatnya sakit kepala nenek Young-jae. Berniat membantu dengan cara membopong, ji-eun malah menyebabkan wanita tua itu mengalami sejumlah cedera mulai dari kepala terbentur hingga kaki lecet. 'Keberanian' Ji-eun tersebut membuat ibu Young-jae mulai simpati kepadanya.
Tidak tenang saat review film, Young-jae pamit dan menemui Min-hyuk sambil mengajaknya minum bersama. Saat berbicara empat mata, ia mengancam 'kakak'nya itu supaya tidak menyakiti Hae-won. Siapa sangka, Min-hyuk malah menanggapinya dengan santai sehingga Young-jae semakin kesal.
Kejengkelan tersebut dilampiaskannya sesampai dirumah ke Ji-eun, sehingga mereka kembali bertengkar. Keadaan semakin parah setelah keesokan harinya cincin yang dipakai Young-jae tertinggal di tempat Hae-won, kasarnya ucapan Young-jae membuat Ji-eun tidak tahan lagi.
Saat melihat istrinya tidak ada ditempat, Young-jae mulai kelimpungan. Dasar sial, saat keluar ia kembali bertemu Dong-wook dan Hee-jin. Meski tidak diperbolehkan masuk, keduanya nekat melewati jendela. Saat kembali kerumah, keberadaan mereka didalam rumah membuat Young-jae jengkel, namun ia tidak berkutik ketika diancam.
Beruntung tak lama kemudian Ji-eun kembali pulang (setelah bertemu Min-hyuk), kemudian melontarkan tawaran yang sulit ditolak Dong-wook dan Hee-jin. Diam-diam, Young-jae menyesal telah berkata kasar dan dengan wajah memelas, mengatakan siap menjaga cincin tersebut supaya tidak hilang lagi.
Ketika duduk di beranda belakang, Ji-eun mengutarakan keheranannya dengan pernikahannya yang diwarnai oleh pertengkaran dan berbaikan yang terus berulang. Ia meminta Young-jae untuk sama-sama berusaha menjaga diri. Janji tersebut hanya bertahan hingga paginya, ketika Ji-eun dan Young-jae kembali bertengkar masalah foto pernikahan.
Sepulang mengantar Hae-won dari pub, Young-jae merasa bersalah karena telah berbohong namun sikap sang istri yang pura-pura tidak perduli membuatnya heran. Padahal, Ji-eun sendiri mulai merasa cemburu dan membayangkan hal yang tidak-tidak mengenai hubungan Young-jae dan Hae-won. Lamunannya dibuyarkan oleh teriakan Young-jae.
Saat sendirian, mendadak Ji-eun mendapat telepon untuk menemani nenek Young-jae ke galeri seni. Sempat kelepasan berbicara kasar saat makan bersama, pelan-pelan Ji-eun mulai diterima oleh keluarga suaminya setelah mengaku bisa bermain kartu. Saat pulang, Young-jae kelimpungan melihat gadis itu tidak ada, namun baru malam ia memberanikan diri menelepon.
Berada didalam kamar Young-jae semasa remaja, dengan antusias Ji-eun menanyakan hal-hal yang bersifat pribadi yang, di luar dugaan, dijawab oleh suaminya dengan suara pelan. Setelah menutup telepon, Ji-eun semakin terbayang-bayang oleh Young-jae yang mulai disukainya, namun keberadaan Hae-won membuat gadis itu tidak yakin.
Ketika paginya Ji-eun belum juga pulang, Young-jae menyiapkan makanan yang sebelumnya pernah dimakan Ji-eun dan disebutnya 'makanan hewan'. Baru beberapa suap, mendadak Ji-eun pulang, bengong, dan kemudian mencela pria itu. Rupanya selama berada di rumah orang tua Young-jae, Ji-eun berpikir keras mengenai cara untuk menghindari pertengkaran.
Cara yang ditawarkannya cukup mengejutkan, namun dasar bergengsi tinggi, Young-jae mengiyakan saja dengan nada tinggi. Rupanya terlalu lama tidak bicara dengan Ji-eun mulai membuat pria itu kehilangan sesuatu, dengan berbagai cara ia berusaha menarik perhatian sang istri mulai dari menyuruh membersihkan ruang tamu sampai memarahinya saat menggunakan komputer di malam hari.
Ji-eun tetap bergeming dan meneruskan aksi diamnya, yang berakhir ketika ia panik mengetahui komputer dimatikan Young-jae. Sempat ngambek berat, Ji-eun ngambek dan menolak tawaran damai Young-jae berupa es krim (yang biasanya ampuh). Terpaksa ditempuh cara lain yaitu dengan menyanyi didepan gadis itu. Melihat aksi suaminya, hati Ji-eun semakin luluh.
Karena itu, betapa jengkelnya Ji-eun ketika menyaksikan Young-jae tidak berkutik setiap kali ditelepon Hae-won. Saat acara makan malam merayakan peluncuran film pria itu, ia mendatangi Hae-won dan memintanya untuk tidak mengganggu Young-jae lagi namun ditolak.
Ucapan tersebut ternyata serius, Hae-won dengan pesonanya mampu membuat Young-jae tidak berkutik bahkan dengan jelas menolak ketika pria itu hendak mengajak sang istri. Diluar saat hendak pergi, mendadak Ji-eun muncul dan meminta supaya Young-jae tidak pergi. Karena tidak enak dengan Hae-won yang terus memaksa, Ji-eun akhirnya ditinggalkan seorang diri.
Keduanya pergi ke sekolah dimana masa kanak-kanak mereka dihabiskan, dan sebelum pulang Hae-won mencium pipi Young-jae. Saat tiba dirumah, Ji-eun ternyata telah menunggu dengan niat ingin mengutarakan perasaannya kepada sang suami.
Diam-diam Ji-eun mengutuk dirinya sendiri dan menyesal menyimpan perasaan terhadap pria itu. Tidak hanya itu, ia bahkan menganggap dirinya memiliki penyakit mental. Ucapannya tersebut tidak juga dilupakan Young-jae, yang langsung mencela gadis itu di menit pertama mereka bertemu pagi harinya.
Kedekatan Young-jae dan Hae-won ternyata tercium pers, sehingga mau tidak mau pria itu menerima tawaran untuk diwawancara bersama Ji-eun. Merasa dirinya diatas angin, Ji-eun berhasil memaksa Young-jae untuk melakukan sejumlah pekerjaan rumah seperti mengepel, mencuci piring dan membersihkan kaca.
Kesempatan untuk balas dendam itu tidak disia-siakan Ji-eun, Young-jae akhirnya tidak tahan lagi dan mengamuk setelah gadis itu (untuk kesekian kalinya) kembali mengotori lantai yang telah dipel. Ketika wartawan datang, sandiwara keduanyapun dimulai.
Keduanya dipotret saat sedang memasak, membersihkan rumah, dan menyiram kebun. Masing-masing berusaha saling 'menjatuhkan' pasangannya dengan cara unik, namun hal itu luput dari pantauan wartawan. Didalam rumah, Ji-eun dengan antusias menceritakan asal mula berdirinya Full House, sementara Young-jae memandanginya dengan penuh arti.
Saat tinggal berdua, sifat asli keduanya kembali muncul. Ji-eun meminta supaya suaminya menjaga sikap karena ia tidak ingin gosip tidak enak kembali terdengar. Mendengar itu, Young-jae kelepasan bicara bahwa ia bakal kehilangan saat Ji-eun sudah tidak ada lagi disana.
Sementara itu, hubungan Min-hyuk dan Ji-eun semakin dekat. Mendengar gadis itu berencana untuk menonton film yang dibintangi Young-jae, ia membatalkan rencana kerjanya dan memilih untuk menemani gadis itu. Di bioskop, mereka bertemu Dong-wook dan Hee-jin, yang sempat membuat Ji-eun kesal dengan komentarnya.
Dasar berwatak polos, Ji-eun dengan entengnya bercerita pada Min-hyuk tentang dugaan Hee-jin terhadap pria itu. Jawaban yang didapat sungguh mengejutkan, Min-hyuk dengan jujur mengaku kalau ia memang menyukai gadis itu, dan sempat membuat Ji-eun salah tingkah.
Berbeda dengan Hee-jin yang mendukung hubungan Ji-eun dan Min-hyuk, Dong-wook diam-diam tidak setuju dan berusaha memberitahu kedekatan mereka pada Young-jae. Meski berlagak tidak perduli, diam-diam pria itu mulai resah dan mulai mencari cara untuk memisahkan keduanya.
Tahu kalau Ji-eun sangat memperhatikan keluarganya, Young-jae menelepon dan meminta supaya Ji-eun bertemu dengannya di suatu tempat untuk kemudian menjenguk sang nenek yang sakit keras. Kabar itu tentu saja membuat Ji-eun panik, ia langsung bergegas menuju tempat pertemuan dan meminta maaf pada Min-hyuk.
Namun Young-jae kena batunya, ia gagal meyakinkan Ji-eun (meski sudah berpura-pura menerima telepon) untuk tidak pergi kerumah keluarganya. Ketika sampai terpaksa pria itu bersandiwara dan memeluk sang nenek dengan sikap panik, tingkah laku yang membuat sang nenek dan kedua orangtuanya mengernyit bingung.
Ji-eun mulai merasa dirinya dibohongi, namun Young-jae terus mencari alasan yang malah membuat kebohongannya semakin terlihat. Tidak hanya itu tingkah pria itu yang diam-diam cemburu. Saat mengetahui keesokan harinya Ji-eun hendak pergi bersama Min-hyuk, ia langsung mencari akal dan memberi beberapa pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.
Meski jengkel dengan sikap aneh tersebut, Ji-eun tetap mengerjakan pekerjaan yang diberikan. Kaget melihat gadis itu menyelesaikan semuanya, Young-jae kembali mencari-cari alasan dan meminta semua pekerjaan tersebut diulang. Ji-eun akhirnya tidak tahan lagi, ia kabur lewat jendela namun ketahuan oleh Young-jae sehingga keduanya terlibat kejar-kejaran.
Beruntung, Ji-eun berhasil lolos dan meneruskan rencananya untuk menonton bersama Min-hyuk. Di bioskop, ia kembali bertemu dengan Dong-wook dan Hee-jin sambil mengancam keduanya untuk tidak berpikir macam-macam. Telepon genggam yang dimatikan membuat Young-jae dirumah semakin panas.
Keduanya meneruskan acara dengan mengobrol di taman, Ji-eun berjanji bakal memberi hadiah pada Min-hyuk yang hari itu ternyata berulang tahun. Namun, pria itu malah kembali mengutarakan perasaannya pada Ji-eun.
Pertanyaan tersebut membuat Ji-eun mati kutu, ia berusaha menjadikan statusnya yang telah menikah sebagai tameng namun tidak berhasil. Sebelum berpisah, gadis itu berjanji suatu saat nanti akan berusaha untuk menyukai pria itu.
Saat tiba dirumah, Young-jae yang jengkel karena menunggu sejak siang langsung menginterogasi istrinya. Tidak berpikir macam-macam, Ji-eun dengan polos menceritakan semuanya termasuk janjinya pada Min-hyuk. Young-jae yang sedang minum langsung menyemburkan air dimulutnya, dan menatap tidak percaya ke arah gadis itu.
Kesal dengan jawaban itu, saat dirumah Young-jae berusaha meyakinkan Ji-eun bahwa Min-hyuk adalah seorang playboy. Namun gadis itu membela dengan mengatakan pria itu lebih baik dari sang suami yang memperlakukannya sebagai pembantu.
Dasar polos, Ji-eun malah mengutarakan rencananya mengundang Min-hyuk ke Full House, dan memancing kemarahan Young-jae yang langsung menolak. Namun keesokan paginya, Young-jae berubah pikiran sehingga istrinya yang tidak siap terkejut ketika diminta untuk memasak. Saat marah-marah, mendadak gadis itu mendapat ide cemerlang.
Semula berniat menelepon ibu Young-jae, Ji-eun malah akhirnya mengobrol dengan nenek sang suami yang memintanya datang untuk diajari memasak secara langsung. Sempat merasa senang, belakangan baru ketahuan bahwa ternyata wanita tua itu sebenarnya tidak bisa memasak.
Ji-eun yang merasa dikerjai berusaha menghibur nenek suaminya dengan menyanyi, namun air matanya berderai karena merasa wanita itu selalu membencinya. Yang terjadi berikutnya malah kebalikan : nenek Young-jae menghibur Ji-eun dengan menyanyi hingga akhirnya berhenti ketika anak dan menantunya muncul dengan wajah heran.
Akibat perubahan rencana mendadak, Young-jae terpaksa membatalkan janjinya dengan Hae-won. Sambil menunggu kedatangan Min-hyuk, pria itu meminta Ji-eun untuk menuruti permintaannya pura-pura hamil (yang tentu saja tidak disadari gadis itu). Padahal, rahasia kawin kontrak mereka telah terbongkar oleh Hee-jin yang tidak sengaja menceritakan semuanya saat menumpang mobil Min-hyuk.
Sempat merasa senang karena berhasil mengelabuhi rivalnya, Young-jae kembali dibuat kesal mendengar rencana Ji-eun bertemu Min-hyuk, dan berusaha 'merayu' istrinya dengan cara mengajak makan malam. Namun Ji-eun kembali dibuat kecewa dan menunggu sendirian karena disaat yang sama Hae-won kembali menjadi perintang.
Kejadian tersebut membuat Ji-eun meradang dan marah, namun Young-jae berusaha berkelit sehingga gadis itu mengeluarkan kata-kata menyakitkan dan pergi. Saat merenung di sebuah taman, mendadak hujan turun. Young-jae yang panik berusaha menyusul dengan payung, namun ia tidak menemukan Ji-eun yang telah pergi dengan Min-hyuk yang datang menjemput.
Dongkol dengan kebodohan suami-istri Dong-wook dan Hee-jin, Ji-eun nyaris saja mengulangi kesalahan mereka didepan Min-hyuk, yang sebenarnya telah lama curiga. Benar saja, pria itu langsung meminta kesempatan untuk bisa memenangkan hati Ji-eun, dan membuatnya terdiam.
Di tempat lain, Dong-wook malah semakin memanaskan suasana dengan menceritakan soal keceplosan Hee-jin kepada Young-jae. Begitu sampai dirumah, pria itu mengamuk ketika tahu istrinya mendapat bunga dari rivalnya tersebut. Namun dengan tenang, Ji-eun mengingatkan bahwa pernikahan mereka hanya sandiwara belaka.
Semakin cemburu, diam-diam Young-jae menyelinap masuk kedalam kamar Ji-eun untuk mencari surat kontrak pernikahannya namun dasar apes, ia malah ketahuan. Ia mulai membuka diri dan dengan wajah memelas meminta supaya surat kontrak pernikahan mereka dibuat ulang dengan alasan banyak hal-hal yang harus diperbaharui supaya tidak merugikan gadis itu. Tidak sadar itu hanya alasan, Ji-eun manggut-manggut mengamini.
Tanpa berpikir panjang, Young-jae menyanggupi semua syarat yang diajukan istrinya, namun Ji-eun terbelalak kaget mendengar kontrak pernikahan mereka berubah menjadi 3 tahun. Gadis itu sadar kalau perjanjian itu diterima, maka masa mudanya bakal terbuang sia-sia.
Setelah cukup lama berpikir, Ji-eun dengan sedikit berat menyanggupi surat kontrak baru tersebut. Ternyata salah satu alasan utamanya adalah karena ia mulai merasa keluarga sang suami sebagai keluarganya sendiri. Malamnya, Young-jae tidur dengan senyum lebar.
Merasa diatas angin, paginya Young-jae baru sadar kalau di perjanjian baru tersebut ia sudah tidak bisa lagi semena-mena dan harus membantu Ji-eun mengerjakan tugas membersihkan rumah. Tidak hanya itu, Ji-eun bahkan meminta Young-jae untuk memberikannya seikat mawar dua kali setiap minggunya.
Kecerobohan Dong-wook kembali membuat hubungan Ji-eun dan Young-jae yang mulai mesra terganggu, pasalnya Hae-won tanpa sengaja mendengar pembicaraan pria itu tentang kawin kontrak Ji-eun. Ia langsung mendatangi Full House, menemui Ji-eun dan memintanya untuk membiarkan Young-jae kembali ke sisinya. Ji-eun hanya bisa terdiam mendengar permintaan tersebut.
Usai wawancara dengan pers, Young-jae menemui Hae-won, yang meminta pria itu untuk menerimanya kembali. Meski pikirannya kalut, Young-jae tidak melupakan janjinya pada Ji-eun, ia memberikan gadis itu seikat mawar. Mata Ji-eun langsung bersinar-sinar dan bibirnya tersenyum gembira, itu benar-benar kejutan yang tidak disangkanya.
Paginya saat berpapasan dengan Ji-eun di wastafel, Young-jae berusaha menutupi kegugupannya dengan mencela gadis itu namun ia buru-buru minta maaf. Di meja makan, hatinya semakin sakit ketika istrinya tersebut meminta ijin untuk bisa bersama Min-hyuk.
Meski tidak rela, Young-jae berbesar hati dan mengatakan supaya Ji-eun memilih hal yang terbaik. Ucapan itu malah membuat Ji-eun kesal, ia keluar rumah dan meneruskan rencananya menemui Min-hyuk sambil uring-uringan. Diam-diam, Ji-eun berharap agar Young-jae menunjukkan rasa cemburu dan mencegahnya.
Pikiran Ji-eun menerawang saat Min-hyuk menegurnya, gadis itu belakangan menceritakan bahwa pernikahan kontraknya diperpanjang menjadi 3 tahun. Min-hyuk berusaha menenangkan, namun ucapan Ji-eun membuat pria itu terkejut : meski kerap diperlakukan buruk dari Young-jae, gadis itu dengan mata berkaca-kaca mengaku hanya bersama sang suami dirinya bisa bahagia.
Dirumah, Young-jae berganti tugas dengan Ji-eun yaitu membersihkan rumah. Setelah selesai, ia dengan antusias menunggu sang istri pulang didepan rumah, namun mengelak ketika ditanya. Young-jae penasaran dengan hasil pertemuan Ji-eun dan Min-hyuk, namun jawaban yang diperoleh malah membuat keduanya kembali bertengkar.
Merasa ada perubahan pada diri sang istri, Young-jae mengkonfrontir Ji-eun namun gadis itu mampu berkelit. Mendengar Ji-eun menunjukkan gelagat tidak baik, Young-jae yang ketakutan menawarkan untuk mengerjakan tugas rumah sampai novel Ji-eun rampung. Ucapan tersebut ditambah permintaan maaf membuat Ji-eun semakin heran campur penasaran.
Mendengar suara gaduh didapur, Ji-eun langsung berlari dan terkejut mendengar penuturan Young-jae bahwa jarinya putus. Dengan ekspresi ngeri, gadis itu mencari potongan jari tersebut namun terhenti begitu mendengar suaminya menyebut soal memasak nasi.
Dengan tersenyum bandel, Young-jae menunjukkan jarinya yang sebenarnya tidak apa-apa. Sempat bersyukur, Ji-eun berubah jengkel dan memberi pelajaran pria itu dengan menggigitnya hingga Young-hae berteriak kesakitan. Saat ditanya mengenai perasaannya tentang kedekatan Ji-eun dan Min-hyuk, Young-jae mengatakan tidak merasa cemburu (padahal hatinya terasa sakit).
Saat bertemu Hae-won, Young-jae menceritakan perihal perpanjangan masa kawin kontraknya. Meski kecewa, gadis itu menyatakan bakal menunggu. Jawaban tersebut diikuti oleh tindakan mengunjungi rumah orang tua Young-jae untuk merebut perhatian mereka, Ji-eun yang juga kebetulan datang tidak berdaya dan hanya bisa menghela napas mendengar keakraban Hae-won dengan keluarga suaminya.
Setelah 'keakraban' itu, Hae-won mengajak Ji-eun mengobrol dan mengatakan bahwa Young-jae telah memilihnya. Diam-diam terpukul oleh penuturan rivalnya itu, Ji-eun mengambil keputusan untuk bercerai supaya tidak merintangi hubungan sang suami dengan Hae-won. Ia memutuskan untuk meminjam uang pada Dong-wook dan Hee-jin, yang terheran-heran melihat tingkah gadis itu.
Setiba dirumah, Ji-eun memutuskan untuk membuat hati Young-jae senang dengan menuruti perintah pria itu, dan sebelum masuk ia melepas cincin kawinnya. Melihat sikap yang berubah, Young-jae berusaha mengerjai dengan harapan Ji-eun bakal melawan, namun tidak berhasil karena gadis itu terus menurut.
Melihat di jari Ji-eun tidak ada cincin, Young-jae marah dan mengira itu alasan gadis itu menurut. Melihat wajah yang sedih, pria itu berinisiatif untuk memulai aksi gambarnya, dan meminta Ji-eun melakukan hal serupa pada tangannya. Sikap manis Young-jae membuat Ji-eun semakin berat melupakan sosoknya.
Keesokan harinya sebelum berangkat menemui Min-hyuk untuk menyerahkan skenario, Ji-eun berpesan supaya Young-jae tidak keluar rumah. Seperti yang sudah diduga, skenario tersebut diterima dengan baik namun wajah Ji-eun nampak tidak bersemangat. Ketika ditanya saat diantar pulang, gadis itu berusaha menutupinya dengan wajah ceria.
Berusaha membalas Young-jae yang kerap membuatnya menunggu, Ji-eun mengajak Min-hyuk untuk menghabiskan waktu bersama (meski sebelumnya ia menceritakan alasan dibalik tindakan itu). Saat pulang, ia kaget melihat semua hiasan yang dibuat Young-jae menyambut keberhasilannya. Membangunkan sang suami, Ji-eun menuturkan niatnya untuk bercerai.
Gosip tentang Young-jae tersebar di surat kabar, dan meski tidak menyebutkan nama, manajernya bertindak cepat dan memanggil semua pihak terkait berkat Dong-wook yang (lagi-lagi) kelepasan bicara soal kawin kontrak pasangan Ji-eun dan Young-jae.
Setelah bertemu Ji-eun, sang manajer juga menemui Hae-won dan memintanya supaya tidak lagi mendekati Young-jae. Berusaha membatalkan keputusannya sekaligus membuat Young-jae kembali ceria, perubahan keputusan Ji-eun malah membuat pria itu marah karena merasa dipermainkan, dan ganti meminta cerai.
Untuk menghibur suaminya, Ji-eun berusaha membujuk dengan nyanyian dan menjahili, namun tidak berhasil. Putus asa, gadis itu meminta Young-jae untuk memukulnya, yang sudah tentu ditolak. Alhasil, terjadi tarik-tarikan yang seru.
Akibatnya fatal, tangan Young-jae berbalik memukul wajahnya sendiri. Kejadian itu sukses membuat suasana cair, Ji-eun tertawa terbahak-bahak sementara pria itu hanya merengut. Young-jae kembali mati kutu karena alasan yang dikemukakan sang istri masuk akal, keduanya kembali ngobrol akrab di meja makan.
Semakin sulit menutupi perasaannya, Young-jae mengaku kalau dirinya sudah terbiasa dengan kehadiran Ji-eun sehingga akan terasa aneh bila gadis itu tidak ada disisinya. Paginya Young-jae berusaha menebus semua kesalahannya dengan bersikap rajin dan melakukan semua pekerjaan rumah, sehingga gantian Ji-eun yang bingung.
Namun karena sifatnya yang blak-blakan, Ji-eun meminta Young-jae untuk menghentikan sikap tersebut karena membuatnya tidak nyaman. Setelah berpesan supaya tidak mendengarkan gosip di luar, Young-jae berjanji bakal membersihkan rumah supaya istrinya bisa pulang lebih awal.
Hee-jin memberitahu bahwa pihak manajer telah melarang Hae-won melanjutkan hubungannya dengan Young-jae, karena setelah kegagalan film perdana, gosip miring akan langsung menamatkan karir pria itu. Dalam hatinya meski tidak setuju, Ji-eun cukup senang melihat perkembangan itu.
Waktu merenung sendirian, mendadak terdengar ketukan pintu. Ternyata, yang datang adalah tukang bunga yang membawa puluhan buket berbagai jenis tanaman hias tersebut. Sempat sebal diawalnya, Ji-eun langsung tahu bahwa itu semua adalah ulang Young-jae.
Saat mengobrol, keduanya telah menyusun rencana matang yaitu mengulang kembali saat-saat indah diawal pernikahan mulai dari main ski es sampai berbulan madu. Tersenyum melihat kebaikan hati suaminya, Ji-eun mengambil keputusan nekat : ia mencium Young-jae. Wajah pria itu bersemu merah karena malu, namun ekspresinya berubah seketika melihat siapa yang muncul didepannya.
Rupanya, diam-diam Hae-won masuk kedalam rumah untuk memberi kejutan namun kaget melihat Young-jae yang diam saja (bahkan terkesan senang). Gadis itu langsung pergi dan tidak menghiraukan Young-jae yang mengejar sambil memanggil-manggilnya.
Ketika kembali kedalam rumah, Young-jae mengutarakan isi hati terdalamnya : ia ingin selalu bersama Ji-eun namun hal terbaik yang harus dilakukannya adalah keluar dari Full House dan tinggal bersama Hae-won. Ucapan tersebut membuat gadis ceria itu kaget setengah mati, namun ia berusaha menutupi kegundahan hatinya dan menghibur Young-jae.
Sikap baik Ji-eun membuat Young-jae semakin menderita karena ia menjadi semakin sulit untuk melupakan gadis yang sudah terlanjur disukainya itu. Untuk mengubah keadaan, pria itu kembali berusaha berlaku kasar, namun ketika melihat istrinya pulang dalam keadaan mabuk, Young-jae malah panik.
Perasaannya semakin tidak keruan mendengar Ji-eun dalam keadaan setengah mabuk berkata tidak akan membiarkan Young-jae pergi dan akan selalu menjaganya. Paginya, ia mengajak sang istri untuk pergi liburan dengan alasan menghindari gosip, namun Ji-eun malah menolak dan berkata akan tinggal disisi Young-jae.
Gadis itu kembali 'disiksa' disuruh membersihkan kamar mandi. Young-jae juga menambahkan bahwa Ji-eun bebas pergi karena ia tidak akan menyusul lagi. Niat perpisahan tersebut ditentang oleh sang manajer, namun keputusan Young-jae sudah bulat.
Begitu mendengar janji mereka dibatalkan, Ji-eun menandaskan bahwa itu berarti ia tidak perlu memasak dan boleh pergi keluar rumah tanpa harus melapor. Mendengar itu, Young-jae kelabakan namun ia sudah terlanjur melontarkan ucapan yang sudah tidak bisa ditarik lagi.
Saat Ji-eun hendak keluar rumah untuk bertemu Min-hyuk, Young-jae yang menerima telepon dari Hae-won (yang mengajaknya makan bareng) sengaja mengeraskan suaranya supaya sang istri kesal. Dasar nasib, keduanya justru bertemu di restoran bersama pasangan masing-masing.
Kejadian lucu sempat terjadi saat keempatnya makan bersama, saling sindir antara suami-istri kocak tersebut tidak bisa dihindari terutama ketika Min-hyuk dengan elegan hendak membersihkan mulut Ji-eun yang belepotan. Hati Hae-won semakin kecewa melihat pandangan Young-jae tidak lepas dari Ji-eun saat rivalnya tersebut pergi dengan mobil Min-hyuk.
Ajakan Min-hyuk pergi ke luar kota disampaikan Ji-eun kepada sang suami, dan membuat Young-jae kebakaran jenggot. Dengan wajah sedih, pria itu mengatakan mungkin tidak akan ada di Full House saat gadis itu kembali. Gantian Ji-eun yang hatinya seperti ditusuk duri.
Hari perpisahan akhirnya tiba, Young-jae menolak mengantar Ji-eun ke bandara dan datang ke tempat Hae-won. Saat bercerita didalam mobil, tanpa sadar pria itu memanggil Hae-won dengan nama Ji-eun. Sadar kepada siapa hati pria itu, Hae-won meminta Young-jae untuk tidak membiarkan Ji-eun pergi begitu saja.
Young-jae langsung memacu mobilnya ke bandara, namun pesawat yang ditumpangi Ji-eun keburu berangkat. Saat di bar, Hae-won mengaku sudah tahu kalau selama ini cinta Young-jae hanyalah kepada Ji-eun. Di kesempatan itu, ia juga mengatakan akan melepas pria itu. Ia meminta Young-jae pulang dan menunggu hingga Ji-eun kembali dengan jiwa besar.
Saat sampai dirumah, ia justru melihat pemandangan yang tidak menyenangkan : Ji-eun duduk berdua bersama Young-jae. Karena kecewa, pria itu langsung masuk kamar. Paginya, Ji-eun bagai melihat hantu saat tahu Young-jae ada dikamarnya dan langsung mengguncang tubuh pria itu supaya bangun. Saat Young-jae tidak melihat, Ji-eun tersenyum bahagia karena pria itu tidak jadi pindah.
Meski berusaha menghalangi pertemuan sang rival dengan istrinya, Yong-jae tak berdaya dan hanya bisa marah-marah. Saat melihat Ji-eun hendak pergi, dengan kasar pria itu melarang dengan alasan gadis itu harus membersihkan rumah.
Melihat Ji-eun mengernyitkan kening, suara Young-jae berubah pelan dan dengan wajah memelas memintanya tidak pergi. Menghadapi 'bujukan' seperti itu, Ji-eun membatalkan rencananya. Dirumah, keduanya membersihkan kaca bersama dan dengan sedikit trik, Young-jae nyaris saja bisa mencium bibir istrinya kalau saja tidak ada gangguan dari Hee-jin dan Dong-wook.
Kabar tentang kawin kontrak terdengar oleh ayah Young-jae, pria setengah baya itu mendatangi Full House dengan penuh amarah. Berusaha mencium bibir Ji-eun namun lagi-lagi gagal, Young-jae dengan sikap menantang membenarkan kabar itu dan meminta sang ayah tidak ikut campur. Nyaris saja terjadi perkelahian kalau saja Ji-eun tidak memisahkan keduanya.
Saat mengobrol berdua, ayah Young-jae terang-terangan menyatakan kekecewaannya. Hati Ji-eun terasa sakit karena selain menyukai Young-jae, ia juga mulai menyayangi keluarga sang suami. Meski sudah dinasehati untuk tidak pergi ke rumah keluarga, Ji-eun nekat. Penolakan nenek Young-jae untuk bertemu dengannya semakin melengkapi penderitaan Ji-eun.
Hanya kepada Min-hyuk Ji-eun bisa menceritakan isi hatinya tentang Young-jae dan keluarga. Saat pulang, Young-jae yang cemburu malah menuduhnya macam-macam. Ji-eun akhirnya tidak tahan lagi dan menceritakan semuanya, terutama soal Young-jae yang telah membuatnya menderita. Menutup pembicaraan mereka, gadis itu minta berpisah supaya Yong-jae bisa kembali ke Hae-won.
Paginya, Ji-eun hanya menemukan pesan dari Young-jae di lemari es yang meminta maaf karena selama ini telah membuat gadis itu menderita. Tulisan itu justru membuat Ji-eun semakin sedih. Saat Hae-won datang, ia memberikan cincin pernikahan sebagai simbol penyerahan Young-jae.
Terkejut melihat sikap Ji-eun, Hae-won membeberkan semuanya mulai dari sifat Young-jae yang serba tertutup sampai kenyataan bahwa pria itu hanya mencintai Ji-eun. Ia juga meminta Ji-eun untuk memberi Young-jae satu kesempatan lagi, namun gadis itu menolak. Ditempat lain, Young-jae mempersiapkan diri untuk melakukan konferensi pers soal perceraiannya.
Saat mengobrol, Min-hyuk memberitahu gadis yang baru saja bercerai itu seputar kemajuan film yang naskahnya ditulis Ji-eun. Terlihat kecewa mendengar siapa calon aktor utamanya, Min-hyuk langsung bisa menebak bahwa Ji-eun berharap Young-jae yang memperoleh peran tersebut.
Min-hyuk kemudian mengajak Ji-eun makan siang bersama, dan secara mengejutkan menyampaikan lamaran. Dengan tergagap, gadis itu menepis halus dengan alasan belum siap. Meski tidak suka akan kehadiran Young-jae, Min-hyuk berusaha memenuhi harapan Ji-eun agar rivalnya tersebut bermain di film terbaru, namun pihak manajer mengaku tidak bisa membujuk aktor tersebut.
Akhirnya, Dong-wook yang ditugaskan untuk membujuk Young-jae. Ternyata, pria itu sedang menyepi di sebuah biara dan hidup bersama para biksu. Ketenangannya terusik oleh kehadiran Dong-wook, yang berusaha memanas-manasi Young-jae tentang keadaan Ji-eun yang dikatakannya patah hati karena ditipu Min-hyuk. Strategi itu sukses membuat Young-jae keluar dari 'persembunyiannya'.
Di Full House, Ji-eun kedatangan Hee-jin yang memberitahu bahwa nenek Young-jae sakit dan harus dirawat. Melihat kondisi wanita tua itu yang terbaring tak berdaya di rumah sakit, Ji-eun menangis sesunggukan sambil menyatakan penyesalannya. Kesedihan Ji-eun terlihat oleh ayah Young-jae, yang hanya bisa menghela napas sebelum berlalu pergi.
Setelah sembuh, nenek mengundang Ji-eun untuk datang. Gadis itu dimarahi habis-habisan, namun belakangan wanita tua itu tidak tega melihat air mata Ji-eun bercucuran. Akhirnya diajukan satu persyaratan : Ji-eun harus bisa membujuk Young-jae untuk meminta maaf pada sang ayah.
Sempat minta nasehat Hae-won, yang justru memberitahu bahwa hanya Ji-eun yang bisa membuat Young-jae keluar dari persembunyian, pasangan suami-istri tersebut kembali bertemu di depan Full House. Perasaan haru, sedih, dan bahagia bercampur dalam diri Ji-eun, namun seperti bisa ditebak, keduanya kembali bertengkar saat berada didalam rumah.
Kali ini Ji-eun membalas perbuatan Young-jae dulu : ia mengusir pria itu dari Full House. Karena tidak ada tempat berteduh, pria itu mengulang apa yang dilakukan Ji-eun yaitu tidur di pekarangan. Malamnya saat memeriksa, Ji-eun panik melihat Young-jae tidak ada dan sedih karena mengira pria itu pergi tanpa pamit.
Namun saat masuk kamar sang mantan suami, ia terkejut melihat Young-jae tidur diatas ranjangnya. Merasa dipermainkan, Ji-eun menangis meraung-raung dan berhasil 'memaksa' Young-jae mendatangi ayahnya untuk minta maaf. Didepan sang ayah, pemuda itu mengaku serius ingin menikahi Ji-eun dan tidak akan melepaskan gadis itu.
Setelah mencari cincin, Young-jae berniat melamar Ji-eun dan mengajaknya makan malam disebuah restoran. Gadis itu menolak dengan alasan mereka harus berhemat karena Young-jae bukan aktor terkenal lagi, sehingga pria itu kesal. Kejengkelannya semakin lengkap setelah Ji-eun menerima telepon dari Min-hyuk yang sedang dalam perjalanan ke Full House.
Waktu ditawari untuk kembali main film, sifat arogan Young-jae muncul lagi apalagi ketika mendengar penulis naskahnya adalah Ji-eun. Ia langsung menolak tawaran tersebut, dan membuat Ji-eun tersinggung sehingga mengatakan tidak bakal memperdulikan pria itu lagi.
Untuk menenangkan keadaan karena keduanya sudah mulai saling teriak, Min-hyuk mengalihkan pembicaraan dan mengajak Young-jae berbicara diluar. Kepada pria itu, Min-hyuk menawarkan untuk mencari tempat tinggal baru dengan alasan tidak suka Young-jae terus berada didekat gadis yang disukainya. Tidak hanya itu, Min-hyuk juga mengaku telah menyampaikan lamaran pada Ji-eun.
Saat mengobrol di meja makan, ucapan Min-hyuk terus terngiang di kepala Young-jae sehingga ia kembali berkata kasar pada Ji-eun. Belakangan suaranya merendah, dan berusaha membangkitkan semangat Ji-eun dengan mengatakan bahwa hidup dengan Min-hyuk pasti membuat gadis itu bahagia.
Ketika pagi tiba, Young-jae telah pergi dan hanya meninggalkan pesan di lemari es. Kepergiannya membuat hati Ji-eun terasa kosong, ia baru sadar kalau tidak bisa hidup tanpa pria itu. Ji-eun menemui Min-hyuk dan meminta eksekutif muda tersebut untuk tidak menunggunya lagi karena hatinya hanya untuk Young-jae.
Siapa sangka, malamnya Young-jae telah kembali berada di Full House. Kepada Ji-eun, ia mengaku semula berencana melepas gadis itu kepada Min-hyuk namun hatinya tidak mampu. Young-jae juga mengutarakan seluruh isi hatinya, menunjukkan cincin, dan melamar Ji-eun.
Terkejut dengan kejadian tak terduga tersebut, Ji-eun berusaha menutupinya dengan meminta waktu seminggu (yang kemudian berubah menjadi tiga hari) untuk mempertimbangkan. Namun Young-jae tetap Young-jae, ia hanya memberi batas waktu hingga pagi hari dan sebelum pergi mengomeli Ji-eun yang tidak membersihkan rumah.
Keesokan harinya keduanya kembali bertengkar karena Young-jae tanpa sengaja menghilangkan naskah yang diketik Ji-eun semalaman. Saat dimaki, Ji-eun membalas dengan mengatakan tidak akan menerima lamaran pria itu sehingga Young-jae mati kutu. Keadaan malah berbalik, Young-jae terpaksa menuruti semua permintaan Ji-eun supaya bisa terus berdekatan dengan gadis itu.
Sambil membersihkan rumah, Young-jae berusaha meyakinkan Ji-eun untuk menerima lamarannya namun gadis itu malah mempermainkannya dan mengatakan bahwa posisi Young-jae lebih baik sebagai teman.....atau pembantu.
Dirumah Young-jae berusaha menerapkan resep Dong-wook, ia membantu Ji-eun yang mencuci pakaian dengan maksud bisa berdekatan namun mendapat 'musibah'. Masih penasaran, pria itu meminta Ji-eun datang ke sebuah tempat (yang ternyata adalah tempat mereka bermain ski es saat baru menikah).
Sempat tidak menanggapi ajakan itu, pesan yang ditulis Young-jae di pintu lemari es menyadarkan Ji-eun. Sambil memaki sang suami dengan sebutan pria aneh, gadis itu pergi ke tempat yang diminta. Disana Young-jae yang menunggu (sambil berlatih cara melamar yang baik) gugup ketika Ji-eun menggodanya. Setelah menyerahkan bunga, ia nyaris ngeloyor pergi kalau tidak ditahan.
Usai bermain ski es, dimana kali ini Young-jae berhasil mengimbangi Ji-eun, pria itu dengan takut-takut menyatakan perasaan cinta, namun suaranya ditelan oleh bunyi mesin tempat ski es. Akibatnya, Young-jae pulang dengan uring-uringan meski Ji-eun berusaha menghiburnya dengan minta maaf.
Akibat berada di hawa dingin dalam waktu cukup lama, paginya Young-jae sakit panas. Meski berusaha menutupi dan mengajak Ji-eun jalan-jalan (supaya tidak bertemu Min-hyuk, pria itu akhirnya ambruk dan dirawat dengan telaten oleh Ji-eun. Saat bangun beberapa jam kemudian, Young-jae kembali marah-marah.
Lagi-lagi Ji-eun berhasil menenangkan pria itu dengan mengajaknya kemping di kebun rumah. Young-jae kembali menyatakan niatnya untuk menikahi Ji-eun, yang langsung ditimpali gadis itu sehingga sempat terjadi perdebatan kecil. Ji-eun menunjukkan cincin pernikahan mereka, begitu pula dengan Young-jae.
Setelah mengucapkan maaf karena kerap mengatai gadis itu sebagai burung bodoh, Young-jae akhirnya bisa mengucapkan kalimat yang selama ini ditunggu-tunggu Ji-eun : Aku mencintaimu. Dengan mata berkaca-kaca, Ji-eun mencium bibir Young-jae dengan lembut. Pria itu juga melakukan hal sama, dan keduanya tertidur hingga pagi tiba.
Sambil menatap hari dan masa depan baru yang cerah, Ji-eun tersenyum lebar terutama setelah melihat Young-jae yang biasanya galak berubah menjadi jinak dan pemalu. Dengan wajah bersemu merah, pemuda itu berjanji akan menuruti setiap perkataan istri yang sangat dicintainya itu.
Tak terasa waktu berlalu begitu cepat, Young-jae dan Ji-eun kembali menjadi suami-istri dan karya keduanya sukses besar. Dong-wook dan Hee-jin ikut andil dengan menjajakan buku karangan Ji-eun. Saat konferensi pers, Young-jae tidak lupa mengucapkan terima kasih pada si burung bodoh, yang membuat pers yang hadir bingung. Dari belakang, Min-hyuk yang menyertainya tertawa lebar.
Hubungan Min-hyuk dan Hae-won semakin dekat, keduanya pun kembali menjalin persahabatan akrab dengan pasangan Young-jae dan Ji-eun. Meski terkenal, kedua suami-istri ini tidak berubah. Setelah melalui pertengkaran, berbaikan, dan pertengkaran lagi, keduanya mengisi hari-hari depan dengan saling bergandengan tangan dan senyuman.
Cast: Bi Rain As Lee Young Jae
Song Hye Kyo As Han Ji Eun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar