Hufp... akhirnya kelar.. Model dah di isi waktunya Posting2.. Mian Chingu Lama.. tahu deh Dramanya dh Kelar tp nggak papa lah buat mengingat2 n mengenang... Oppa Yoo Ah In, Oppa Song Jong Ki n Oppa Micky...
Menteri Ha yang ikut menghadiri pertandingan
menyuruh anak buahnya untuk mencari Hong Byuk Seo di sekitar Sungkyunkwan.
Menteri Ha memerintahkan menangkapnya diam-diam karena ia tidak akan
menyerahkan Hong Byuk Seo pada Raja.
Sementara itu Moon Jae Shin yang terluka mengobati
dan mengikat lukanya, ia berusaha datang ke pertandingan. Jae Shin memanjat
tembok tapi ia gagal dan terjatuh dan naasnya ia malah tertangkap anak buah menteri
Ha. Jae Shin lalu dibekap mulutnya agar tidak berisik. Anak buahnya menteri Ha
mencocokkan gambar Hong Byuk Seo dengan Jae Shin. Mereka mencurigai Jae Shin
sebagai Hong Byuk Seo. Kepala pengawal menyuruh anak buahnya membawa Jae Shin
diam-diam.
Tiba – tiba datang Yong Ha mencegah penangkapan tersebut. Yong Ha bilang kalau pasukan
memperlakukan Jae Shin dengan kasar karena walaupun semua orang menyebut Jae
Shin kuda liar dia tetap adalah sarjana Sungkyunkwan dan kepala pengawal
melakukan ini di wilayah Sungkyunkwan tanpa rasa takut. Kepala pengawal pasukan
berkelit kalau Raja hadir dalam pertandingan itu jadi semua yang mencurigakan
harus dijauhkan. Yong Ha tersenyum dan bilang apakah kepala pengawal kerajaan
rahasia karena jika keluar perintah melakukan penjagaan di Sungkyunkwan maka
semua pejabat akan turun, masalahnya bukan cuma Yong Ha yang melihat kejadian
ini. Yong Ha merangkul kepala pengawal dan memperlihatkan Prof. Choi yang
sedang berlari mencari seseorang. Yong ha memberi kode di sini dan Prof. Choi
menghampiri Yong Ha sambil teriak Moon Jae Shin celaka….. Yong Ha berkedip ke
Jae Shin dan Jae Shin tersenyum dengan akal Yong Ha.
Kembali
ke Yoon hee. Ha In So dkk mendatangi Yoon Hee dan Sun Joon. Semua menertawakan
Sung Joon.
“harmoni politik
atau apapun itu yang kau mimpikan. Orang-orang yang menunjukkan hal itu tidak
mungkin justru kalian berdua”. Ledek In Soo
Tiba-tiba ada Jae Shin yang datang dan mencela
pembicaraan
“apanya yang tidak mungkin?” semua menoleh ke arah Jae
Shin.
“Senior..” Ujar yoon Hee senang
Jae shin berjalan mendekati mereka, memandang
In Soo lalu Yoon Hee.
“hey Daemul, aku datang untuk mengisi tempatku.” Yoon Hee senang
mendengarnya dan tersenyum. Sung Joon juga ikut tersenyum. Jae Shin tersenyum
senang melihat ekspresi keduanya dan terlihat semuanya merasa lega atas
kehadiran Jae Shin.
Yong Ha masih bicara dengan Prof Choi. Prof. Choi. Prof. Choi
berterima kasih pada Yong Ha karena hampir saja Sung Joon tidak bisa ikut
pertandingan karena Jae Shin tidak datang. Lalu Prof. Choi juga nanya bagaimana
Yong Ha tahu kalau Jae Shin sedang ada di situ? Yong Ha tersenyum dan
melingkarkan jarinya di matanya sambil bilang karena saya Goo Yong Ha. Yong Ha
segera kabur dari situ meninggalkan Prof. Choi yang kebingungan.
“ini tidak terduga kalau kau dan Lee Sung Joon
memiliki pemikiran yang sama.” Ujar In Soo tersenyum sinis
“aku tidak memikirkannya, kami berbeda. orang
yang pemikirannya sama denganku adalah kau Ha In Soo, aku tidak percaya dengan
dongeng harmoni politik. Jika itu aku noron yang menghabiskan garis darah saya
… mengambil dengan tangan mereka. Aku tidak akan memikirkannya.” Ujar Jae shin tersenyum
sinis yang membuat Byung Chon marah dan bilang Jae Shin bajingan.
“Daemul, apa kau siap?”. Tanya
Jae Shin pada Yoon Hee yang tersenyum dan mengangguk.
“Noron, ini hanya untuk hari ini. Harmoni politik atau apapun itu…” Jelas Jae Shin pada Sung Joon yang tersenyum dan berkata:
“ruang pusat dua, tim harmoni politik, kami siap.” Mereka bertiga saling melihat dan tersenyum.
Ha In Soo tambah kesal melihat mereka. Jae shin tersenyum melihat
Yoon Hee tersenyum, lalu Jae Shin melihat Yong Ha yang sedang bersiap kayaknya
ngasih tanda terima kasih. Yong Ha tersenyum melihat Jae Shin. Akhirnya
kompetisi Dae Se Rae dibuka. Gong mulai dipukul, Raja Jeong Jo menembakkan
panah mengenai bola hiasan sebagai tanda pertandingan dimulai. Semua pejabat
bertepuk tangan dan tertawa senang. Para pemanah bersiap menempati posisinya.
Jae Shin, Sun Joon, Yong Ha , dan Yoon Hee berjalan beriringan menuju tempat
pertandingan. Ke-4nya tertawa senang.
Saat mereka berjalan para gisaeng melihat mereka. Para gisaeng
berkata mereka benar-benar tampan, hanya melihat mereka saja membuat para
gisaeng gila. Cho Sun juga gak ketinggalan terus memandangi Yoon Hee.
Mereka berempat sedang mencoba busur yang sesuai. Yoon Hee
terpesona dengan busur Yong Ha dan bertanya pada Yong Ha.
“senior, busurmu?”.
Yong Ha yang sedang mencoba busur kaget dan menjawab kalau busur itu datang
dari dinasti Qing. Hanya ada satu di Joseon jadi tidak semua orang memilikinya.
“tapi…
dimana panahnya?”. Tanya
Sung Joon
“oh itu, pedagangnya lupa membawa panahnya.” semuanya tersenyum
mendengarnya.
“lalu …. kenapa kau gunakan busur itu?”. Tanya Jae Shin dan dengan tenang
Yong Ha menjawab kalau busur itu yang paling sesuai dengan pakaiannya.
“Kombinasi warna yang cocok” kata Yong Ha sambil
meyakinkan Jae Shin dengan menyenggol badannya dan Jae Shin merasa kesakitan.
Sementara itu kapten lapor ke menteri Ha.
“musuh terluka, tidak bisa dihindari dari
penembakan panah waktu itu. Jika dia memang Hongbyuk Seo, belum terlambat untuk
mengurusnya nanti setelah semuanya menembakkan panah (pertandingan berakhir). Cara memanahnya berbeda dengan sarjana
kutu buku. Tangannya membentang seperti ekor harimau dan lengan kirinya lurus
ke depan.”
Jelas Mentri Ha
Kapten mengatakan kalau itu teknik bela diri
Silaksa Homi. Menteri Ha mengiyakan itu jelas seseorang yang sudah terlatih
dengan baik dalam ilmu bela diri. Menteri Ha memerintahkan kapten pasukan untuk
mengurusnya secara rahasia karena mereka tidak bisa membiarkan Hongbyuk Seo
diserahkan kepada Raja.
Raja Jeongjo dating bersama para menterinya.
Raja bertanya pada menteri Ha ByungPan apakah ketua mahasiswa Sungkyunkwan
adalah anaknya. Menteri Ha membenarkan tebakan Raja. Raja juga bertanya pada
menteri tertinggi Lee apakah pelajar yang berbuat onar saat ujian masuk
anaknya. Menteri Lee meminta maaf dan membenarkannya. Raja tersenyum dan
berkata kalau sepertinya ia bukan sedang duduk dengan pejabat pemerintah tetapi
dengan para orangtua peserta, semua ikut tertawa senang. Raja berpikir sekarang
siapa yang bisa menghibur.
Prof. Jung mengumumkan kalau tiap peserta
diberikan tiga kali kesempatan. Nilai 10 untuk yang bisa melakukan molgi atau
bullseye. Nilainya akan terus berkurang jika menjauhi bullseye. Pertandingan
akan dimulai dengan babak penyisihan, semifinal, lalu final. Dengan Dae Sa Rae
juara akan ditentukan. Pemenangnya akan minum bersama Raja dan mendapat point
tambahan. Yoon Hee semangat mendengarnya dan mengepalkan tangannya. Byung Chon
melihat Yoon Hee dan tertawa meremehkan. Sung Joon dan Jae Shin melihat Ha In
So dkk. Ha In So melihat mereka dengan tatapan penuh kebencian. Sementara Yong
Ha tersenyum senang karena akan menyaksikan pertunjukkan menarik.
Papan nilai pun dipasang diisi sesuai dengan
nama peserta dan tingkatannya. Sampai final. Pemanah pertama mulai naik ke
arena panah. Yoon Hee naik dan terlihat gugup. Ia terus mengelap tangannya yang
berkeringat dengan bajunya. Yoon Hee menarik nafas dalam dan memegang dadanya
untuk menenangkan dirinya. Lalu mulai mengambil anak panah.
Sementara itu ternyata Hwang juga mengadakan
nonton bareng plus taruhan tapi cuma lewat kabel.
“siapa
yang akan memenangkan Dae Sa Rae?” Ujar Hwang,
Kemudian tabuh dipukul. Hwang memperlihatkan
nama tim yang punya kemungkinan menang paling besar. Lalu Hwang menunjukkan
caranya tim yang akan dipilih ditempelkan pada papan nilai. Tiba-tiba Hyo Eun
datang dan berkata:
“aku bertaruh untuk ruang pusat kedua.” Dan membuat Hwang kaget dengan pernyataan
gadis tersebut.
Hwang menyuruh anak buahnya memperkenalkan
pemain. memperkenalkan pemain ruang pusat kedua yakni super prajurit Kim Yoon
Shik, orang yang dilahirkan sebagai menteri, si legenda kelahiran Lee Sung
Joon, dan si kuda liar Moon Jae Shin. Hyo Eun tetap bersikeras mendukung ruang
pusat kedua. Hwang bingung karena darah lebih kental daripada air, kenapa Hyo
Eun tidak memilih tim presiden Sungkyunkwan? Hyo Eun tersenyum karena ia punya
pemikiran sendiri, walaupun uangnya akan habis ia tetap mendukung ruang pusat
kedua. Hyo Eun mengambil kertas taruhan dan menempelkannya ke papan sambil teriak
saking semangatnya.
Sementara itu di arena pertandingan Anak kecil
yang bertugas memberi aba-aba tengah bersiap begitu dengan para peserta, Yoon
Hee tersenyum melihatnya dan mulai bersiap.
“mari kita lihat si wajah cantik Kim Yoon
Shik, jika dia seperti ayahnya maka kita hanya melihat dan menonton.” Ujar Raja menonton Kim Yoon
Shik yang sedang memanah.
Kim Yoon Shik bersiap memanah, semua
memandangnya antusias mulai dari Prof. Jung, Cho Sun yang memandang cemas
sambil merapatkan tangannya, juga Sung Joon dan Jae Shin. Yoon Hee melepaskan
panahnya dan berharap Bullseye dan ternyata ia mendapat nilai 9. Yoon Hee
tersenyum senang, semuanya juga ikut tersenyum senang. Pemanah lain juga mulai
melepaskan panahnya seperti Kim Won Tak dan Im Byung Chon. Byung Chon
sepertinya kurang suka kejadian itu karena Yoon Hee mendapatkan poin tertinggi
dari pemanah lain. Ha In So juga menatapnya dengan kesal. Pengumuman nilai
setelah tiga kali menembakkan panah, dari asrama barat Kim Won Tak mendapat
total 16 nilai, asrama Barat Im Byung Chon nilainya 24 poin. Ahn Do Hyun
bertepuk tangan tapi diprotes Hae Won karena Won tak ada diurutan terakhir
bagaimana bisa Do Hyun malah bertepuk tangan.
“Kim Yoon Shik bahkan belum pernah memegang
busur dengan benar tapi sekarang dia begitu hebat…..” Ujar Do Hyun memuji Yoon
Hee.
Temannya In Soo berusaha menenangkan In Soo
karena Byung Chon adalah pemanah terbaik diantara mereka. Lagipula nilai Kim Yoon
Shik bisa setinggi apa?? Ujarnya meremehkan Kim Yoon Hee.
Ternyata
saat diumumkan dari asrama timur Kim Yoon Shik total 26 poin. Yoon Hee senang
mendengarnya, Cho Sun, Jae Shin dan Sung Joon juga ikut tersenyum senang. Lalu
Yoon Hee turun dari arena untuk pergantian pemain dengan pemanah kedua.
Saat turun Yoon Hee berpapasan dengan Sung
Joon. Yoon Hee ingin sedikit pamer ke Sung Joon.
“apa kau lihat tadi?”. Ujar Yoon Hee, Sung Joon
hanya mengangguk dan berjalan ke arena. Yoon Hee menghalangi dan bertanya:
“apakah kau punya hal yang ingin dikatakan
hari ini?”
“oh itu aku hampir lupa”. Ujar Sung Joon dan Yoon Hee
senang karena dipikir Sung Joon akan memujinya.
“jaga pikiranmu agar tetap focus. Dari 12
panah yang ditembakkan kau hanya memainkan satu set. Apa kau sudah merasa
seperti pemenang?”. Ujar
Sung Joon dan membuat Yoon Hee berkecil hati dan minta maaf dia salah.
Sun Joon melihat Yoon Hee kecewa dan bertanya:
“apakah aku salah? Kau sakit? kau tiba-tiba
mendengarkan dengan baik. Lihat ini wajahmu terlihat memerah”.Ujar Sung Joon hendak menyentuh
pipi Yoon Hee.
Yoon Hee refleks langsung menepis tangan Sung Joon yang berusaha
memegang pipinya. Sung Joon kaget juga dengan reaksi Yoon Hee.
“jangan khawatirkan saya. Saya akan menjaga pikiran saya agar tetap
focus. Saya yang terbaik, saya akan melakukan yang terbaik.” Ujar Yoon Hee lalu pergi, Sung Joon melihat Yoon Hee lalu melihat
tangannya dengan perasaan bingung.
Sung Joon lalu naik ke atas arena. Yoon Hee melihat Sung Joon yang
sedang memanah dari kejauhan. Yoon Hee terus memegangi pipinya sambil
tersenyum. Sung Joon melepaskan panahnya dan tembakannya tepat sasaran. Yoon
Hee dan Jae Shin melihat papan sasaran dan senang dengan hasilnya. Sung Joon
mendapatkan nilai sempurna tiap tembakan nilainya 10.
Ahn
Do Hyun mengeluh dan berpendapat kalau dengan keterampilan seperti itu maka tim
Sung Joon bisa jadi juara. Hae Won bilang semuanya belum bisa diprediksi sampai
akhir karena tim presiden ada Kang Mo dan Presiden mahasiswa Ha in So yang
memanah sangat baik.
“konfusius berkata Sa Pi Bool
Joo, Wi Ryuk Boo Dong Gwe Go Ji Do Ya. Tujuan dari memanah adalah untuk memukul
Bullseye, bukan untuk mengalahkan orang lain.” Ujar Kim Won Ta, lalu Ahn Do
Hyun berpendapat pantas saja Won Tak menjadi urutan terakhir.
Kim Yoon Shik, Lee Sung Joon, dan Moon Jae
Shin memanah dengan sangat baik. Nilainya juga mengesankan banyak yang sempurna
10. Saat Jae Shin memanah, dia menghindari kapten pasukan yang sedang mengawasi
pertandingan mencari Hongbyuk Soe.
Akhirnya
tim Lee Sung Joon melakukan permainan yang mengesankan dan lolos dari babak
penyisihan ke babak selanjutnya. Semuanya senang mendengar terutama gisaeng Cho
Sun. ternyata sedari tadi Ha In Soo terus menatap Cho Sun dengan tajam. Yong Ha
menyadarinya dan melihat Cho Sun ternyata Cho Sun terus memandangi Kim Yoon
Shik sambil tersenyum.
Ha In Soo memanah juga dengan sangat baik dan
mendapatkan Bullseye dan nilainya sempurna 10. Teman satu timnya juga bermain
bagus dan mendapat nilai 10.
Seorang petugas menginformasikan jalannya
pertandingan lewat telpon kabel. Kabel itu terhubung dengan beberapa tempat
yang juga sedang melakukan taruhan. Informasi itu akhirnya sampai ke toko buku
Hwang dan Hwang memberitaklan tim Lee Sung Joon bermain bagus tapi permainan
mengesankan dari tim Presiden membuat mereka akhirnya unggul. Semua yang
mendengar bersorak. Hyo Eun malah kecewa. Hwang terus mendengarkan info
jalannya pertandingan dan menempelkan papan nama tim yang lolos babak
selanjutnya. info yang dijelaskan petugas Sungkyunkwan ditoko buku Hwang dibuat
sketsa pertandingan seperti komik.
Pertandingan terus berlanjut semua peserta
berusaha memanah dengan baik. Kim Yoon Shik, Lee Sung Joon, Moon Jae Shin, Ha
In Soo, sampai timnya Won Tak tetap berusaha. Sampai akhirnya babak final.
Ternyata yang masuk babak final adalah tim Lee Sung Joon dan tim Ha In Soo.
Hwang terus mengumumkan hasil sementara pertandingan. Hyo Eun dan seluruh
pelayannya bersorak atas keberhasilan tim Sung Joon masuk final. Ibu Yoon Hee
yang ada di sana juga ikut senang mendengarnya.
Sementara di Sungkyunkwan. Prof. Jung
mengumumkan tim yang masuk final adalah ruang pusat kedua dan ruang presiden.
Dari dua tim ini juara Dae Sa Rae akan dipilih. Final akan kembali dilanjutkan
setelah istirahat 15 menit. Akhirnya gong tanda istirahat 15 menit dipukul. Yong Ha berjalan menuju tempat gisaeng duduk. Ia ditahan oleh
petugas tidak boleh masuk. Tapi Yong Ha berkelit karena target yang ia cari ada
di situ. Yong Ha dengan sigap akhirnya melewati petugas. Dua orang gisaeng
menghampiri Yong Ha dan memanggilnya “hyungnim”. Yong Ha sambil tersenyum
merangkul kedua gisaeng itu. Gisaeng itu sangat senang melihat Yong Ha di luar.
Satu lagi mengatakan ia sangat kagum dan tanya bagaimana kulit Yong Ha bisa
sangat putih seperti giok. Yong Ha gemes dan mencubit pipi gisang itu dan
komentar pantas saja kalian tidak bisa menjadi gisaeng tingkat pertama karena
kalian berkomentar dengan hambar seperti yang didengar sehari-hari, bagaimana
mungkin seseorang akan membuka hatinya.
“hari ini tidak ada prajurit yang lebih hebat dari
Joseon, semangat kuat anda dan ketenangan anda. Jika anda bilang anda adalah
seorang jenderal yang baru pulang dari medan perang aku percaya.” Ujar Cho Sun.
Yong Ha tersenyum dan
berkata:
“lihat itu, lihat bagaimana ia melakukannya”.
Kedua gisaeng itu menciut kalau mereka tidak
bisa bersaing dengan Cho Sun karena Cho Sun yang terhebat di negeri ini. Yong
Ha mendekati Cho Sun dan pura-pura menyindirnya.
“bahkan Cho Sun yang terhebat di negeri ini
memiliki sesuatu yang tidak bisa ia lakukan. Hanya untuk hari ini bagaimana
tentang menyembunyikan hati anda” Ujar Yong Ha dan membuat Cho Sun bingung
“karena anda dia mendapat julukan Daemul,
karena anda juga ia lolos dari hukumannya. Dari semua mahasiswa yang mendapat
tatapan anda hanya satu Kim Yoon Shik. Ini demi dia jadi akan sangat baik jika
anda mendengarkan”.Ujar
Yong Ha menjelaskan dan Cho Sun terkejut mendengar ucapannya.
Sementara itu In Soo sedang bicara dengan
Byung Chon.
“betapa aku sangat menunggu kompetisi ini,
yang lain mungkin tidak tahu, tapi kau … kau tahu dengan sangat baik.” Ujar In Soo
“tentu
saja aku menyadari hal ini presiden”. Ujar Byung Chon
“lalu apa kau juga tahu ini, bahwa kelompok
kita orang yang paling aku percaya…. Apa kau…” Ujar In Soo
Byung Chon langsung berlutut di depan In So
dan berkata:
“aku tidak akan mengecewakan anda. aku
benar-benar akan melakukan yang terbaik presiden. Percayalah pada saya.” Ujar Byung Chon
In So memegang bahu Byung Chon dan berkata:
“ambilkan kejuaraan ini. Kata-kata seperti
percayalah padaku hanya bisa dikatakan setelah melakukan hal itu.”
Jae Shin sedang istirahat dan memegangi lukanya, ia juga mencoba
menggerakkan tangannya dan menahan sakit. Lalu Yoon Hee datang dan menyodorkan
minumannya padanya.
“Daemul, aku tidak tahu kalau kau akan datang sejauh ini.” Ujar JaeShin menyembunyikan skitnya, Yoon Hee tersenyum dan Jae
Shin berusaha mencubit hidung Yoon Hee tapi Yoon Hee menghindar dan pura-pura
sedih.
“gara-gara kau senior aku menderita sakit hati yang banyak tiap
malam karena aku menjadi penentuan.”
“apa?” Tanya Jeshin tapi Yoon Hee malah tersenyum
dan Jae Shin ikut senyum sambil mencubit kedua pipinya Yoon Hee. Yoon Hee
berusaha melepaskan diri.
Ternyata Sung Joon melihat mereka dari
kejauhan. Sung Joon membawakan dua botol minuman. Melihat mereka berdua akrab
apalagi lihat Yoon Hee rela pipinya dicubit, Sung Joon teringat kejadian tadi
saat Yoon Hee menepis tangannya tidak membiarkan dirinya menyentuh pipi Yoon
Hee. Sung Joon bilang ini tidak bisa dilakukan, seorang sarjana mulia tidak
boleh kurang konsisten. Bagaimana bisa nanti akan bertanggung jawab atas tugas
Negara di masa depan. Sung Joon lalu meminum airnya dan pergi dari sana.
Sementara itu Yoon Hee meminta Jae Shin
berhenti dan minta waktu tapi Jae shin langsung merangkul kepalanya dan terus
bercanda dengan Yoon Hee. Yoon Hee berusaha melepaskan diri dan memukul
pinggang Jae Shin dan kabur. Jae Shin kesakitan tapi ia terus mengejar Yoon
Hee. Yoon Hee meninggalkan busurnya ditanah. Lalu muncul Byung Chon dan
tersenyum licik sambil melihat ke arah busur Yoon Hee. Yoon Hee tertawa dan
terus berlari dan berpapasan dengan Ha In Soo CS.
“kau berhasil sampai ke babak final sekarang
giliran saya menagih janji.” Ujar In Soo
Yoon Hee terdiam tiba-tiba terdengar suara
ribut dari belakang. In Soo menoleh ternyata Cho Sun datang sambil tersenyum
menghampiri mereka. Jal itu mebuat Yoon Hee tak enak hati. Cho Sun memberi
hormat ke In So odan berkata:
“maafkan saya atas kejadian terakhir.” Ujar Cho Sun, dan temannya
In Soo menjawab apa itu berarti Cho Sun sudah menyesal sambil tertawa senang.
In Soo mengangkat tangannya dan menyuruh temannya diam.
“tak masalah itu hanya masa lalu.” Ujar In
Soo,
“apakah kesetiaan seorang gisaeng lebih besar
ataukah kekuasaan Ha In Soo yang lebih besar?” Tanya Cho Sun.
Cho Sun meminta In Soo untuk bersaing karena
Cho Sun di situ untuk memberikan dukungan. In Soo tersenyum senang karena
dipikirnya Cho Sun akan mendukungnya tapi Cho Sun malah melewati In So yang
mukanya berubah marah. Cho Sun menghampiri Yoon Hee. Semua orang bersorak
“daemul,
daemul, daemul.”
Ha In Soo melihat Yoon Hee dan Cho Sun dengan
tatapan cemburu. Jae Shin yang baru datang mo ngejar Yoon Hee, Sung Joon juga
ikut datang dan melihat mereka.
“lama tidak bertemu Cho Sun”. Sapa
Yoon Hee
“aku datang untuk mengembalikan apa yang anda
berikan pada saya tuanku.” Ujar Cho Sun memegang tangan Yoon Hee dan
melihat lukanya serta membalutnya dengan saputangannya.
“Malam itu….kasih sayang yang anda berikan
pada saya. Aku kembalikan pada anda.” Ujar Cho Sun selesai membalut luka di tangan
Yoon Hee. Yoon Hee tersenyum.
“Saya dengar anda mengalami beberapa kesulitan
karena saya. Saya tidak ingin hati saya menjadi beban buat anda.” Ujar Cho Sun sambil melirik
ke In Soo yang menatap tajam kearah mereka. Yoon Hee mengerti maksud Cho Sun.
“dikaitkan dengan anda deperti ini di sini,
kau adalah orang yang saya Cho Sun pilih. Tidak peduli apapun yang terjadi saya
percaya anda tidak akan berlutut kepada siapapun.” Yoon Hee tersenyum lalu
tiba-tiba Cho Sun berlutut di depan Yoon Hee.
Yoon Hee bingung melihatnya. Jae Shin
tersenyum melihatnya. Yong Ha yang melihatnya jadi pusing karena bukan itu
maksud ucapannya pada Cho Sun. Semua siswa terus bersorak “daemul daemul daemul.” Ha In Soo mulai keliatan marah dan
mengepalkan tangannya dibalik badannya. Kang Mo mengeluarkan senjata dan semua
mahasiswa berhenti bersorak. Cho Sun lalu bangun dan tersenyum pada Yoon Hee.
Yoon Hee sedikit menundukkan badannya tak enak hati. Cho Sun berjalan kearah In
Soo dan berkata:
“Ini adalah loyalitas seorang gisaeng kecil
tuanku. Sebagai Presiden Mahasiswa Sungkyunkwan anda akan menunjukkan kekuatan
dari kebajikan besar yang mencakup seluruh mahasiswa dengan sama. Saya percaya
anda akan menunjukkannya pada saya”. Ujar Cho Sun
In Soo terus memandang marah kearah Cho Sun.
Cho Sun lalu memberi hormat dan pamit pergi dari sana. Ha In Soo masih belum terima ia bilang Cho Sun ingin membuatnya
menjadi bahan lelucon di Sungkyunkwan. In Soo lalu melihat Yoon Hee yang lagi
senyum-senyum memandangi tangannya yang dibalut saputangan bermotif bunga milik
Cho Sun.
Putaran
final. Kedua tim berbaris menghadap Raja yang sedang memberi pengumuman.
“kedua tim yang
berhasil ke final begitu kuat. Tim presiden yang dipimpin oleh presiden
mahasiswa sungkyunkwan bersaing melawan Lee Sung Joon dari Noron, Moon Jae Shin
dari Soron, dan Kim Yoon Shik dari Namin. Sebuah tim harmoni politik yang
melampaui perbedaan politik.” Ujar
Raja dan Para menteri yang mendengar pendapat Raja hanya bisa tersenyum.
Raja
bingung mau mendukung tim yang mana. Prof Choi langsung berkata:
“jika saya maka
tentu saja Lee …” Ujarnya terputus, Prof. Choi melihat Sung
Joon lalu In Soo yang mendelik lalu ia melihat menteri Ha juga.
“bagaimana bisa
Yang Mulia mengajukan pertanyaan sulit seperti ini pada saya. Saya tidak tahu
apa yang harus dilakukan Yang Mulia.” Ujar
Prof. Choi, Raja lalu tersenyum dan bilang kalau ia akan minum bersama dengan
para pemenangnya. Semua menteri tersenyum senang. Kedua tim yang mendengar juga
ikut senang.
Prof. Jung mengumumkan kalau dalam putaran
final ini setiap peserta akan diundi untuk memilih lawannya dan tiap peserta
akan diberi kesempatan 3 kali menembak. Petugas membawakan bambu berisi
batangan kayu kecil dengan warna ujung kayu yang berbeda. Masing-masing tim
mengambil sebuah kayu kecil itu. Byung Chon heran kenapa tiba-tiba di
grandfinal ini mereka harus memilih lawan sendiri. Setelah pengundian diumumkan
kalau Lee Sung Joon melawan Im Byung Chon. Moon Jae Shin dengan Kang Mo dan
terakhir Kim Yoon Shik dengan Ha In Soo.
Lee Sung Joon vs Im Byung Chon. Ditembakan
pertama Sung Joon mendapat nilai 10, Byung Chon juga mendapat nilai 10.
Tembakan kedua Sung Joon mendapat nilai 9, Byung Chon juga mendapat nilai 9.
Tembakan terakhir Sung joon mendapat nilai 10. Raja, Prof. Choi dan menteri Lee
Jwagsan tersenyum senang. Byung Chon menembakkan panahnya dan hanya mendapat
nilai 8. Jadi babak pertama dimenangkan oleh tim Sung Joon.
Giliran pemanah kedua Moon Jae Shin. Jae Shin
menghela nafas dan melihat Yoon Hee dipinggir arena yang terus tersenyum dan
memberinya semangat. Sementara itu kapten memberitahu Menteri Ha bahwa
kemungkinan Jae Shin adalah Hongbyuk Seo. Kapten memperlihat sketsa gambar
Hongbyuk Seo dan membandingkannya dengan Jae Shin.
Moon Jae Shin mulai merentangkan busurnya
bersiap menembakkan panah. Ia menahan rasa sakit di perutnya. Jae Shin teringat
perkataan Yoon Hee kalau ia ingin membuktikan pada semua yang percaya pada
kemampuannya. Jae Shin juga teringat Sung Joon saat bilang tim harmoni politik
siap. Sementara itu Menteri Ha menyuruh
kapten untuk menangkap Jae Shin begitu dia turun dan secara diam-diam. Tidak
ada yang boleh tahu kalau mereka menangkapnya.
Jae
Shin melepaskan panahnya dan ternyata meleset jauh keluar dari bullseye. Yoon
Hee, Sung Joon yang melihatnya kecewa apalagi Yong Ha keliatan bingung melihat
Jae Shin. Ayahnya Jae Shin juga melihat dengan cemas. Sementara tim presiden
tertawa senang. Byung Chon malah sambil tertawa bilang apa yang salah dengan si
kuda liar? Temannya ikut menimpali apa mungkin kemampuan memanahnya sudah
berkarat sambil tertawa senang.
Menteri Ha bilang ke anak buahnya kalau
keterampilan Jae Shin sangat kurang untuk menjadi Hongbyuk Seo. Kapten berkilah
kalau Hongbyuk Seo sedang terluka dan kembali meyakinkan kalau Jae Shin bisa
menjadi Hongbyuk Seo. Menteri Ha terus mengawasi Jae Shin. Tim Presiden yang
diwakilkan Kang Mo mendapat nilai yang lumayan. Jae Shin kembali bersiap
menembak. Ternyata lukanya berdarah lagi. Saat menyentuh pinggangnya tangannya
berdarah, lalu Jae Shin mengelap tangannya ke bajunya dan bersiap memanah. Yoon
Hee berusaha memberi dukungan kalau Jae Shin bisa. Jae Shin melepaskan panah
dan targetnya meleset. Yoon Hee sedih melihatnya, Yong Ha bingung, tapi Ha In
Soo dkk tersenyum senang.
“kau yang bodoh kalau dia itu HongByuk Seo
maka saya adalah Hong Gil Dong. Jangan hanya mengandalkan gambar gunakan
otakmu. Selesaikan tugasmu secara kreatif.” Ujar Menteri Ha pada anak buahnya sambil
merobek-robek sketsa Hongbyuk Seo, menganggap anak buahnya hanya sembarang
bicara.
Babak kedua dimenangkan tim presiden jadi
hasil imbang 1-1. Yoon Hee berjalan gontai menuju arena panahan. Dia melihat
papan hasil pertandingan dengan sedih. Yoon Hee menarik nafas dalam lalu
berjalan kembali. Ia berpapasan dengan Jae Shin. Jae Shin terlihat tidak enak
melihat Yoon Hee dan terus saja berjalan tanpa menoleh. Yoon Hee berhenti dan
memanggil:
“Senior,
karena kau rencanaku telah hancur.”
Yoon Hee berbalik dan menatap punggung Jae
Shin dan berkata:
“keahlianku adalah meyimpan rahasia dengan hati-hati.
Tapi terima kasih untukmu hyungnim, sekarang harus diungkapkan ke seluruh
dunia, aku tidak bisa membantu.” Jae Shin berhenti dan menoleh.
“teknik rahasia dunia bela diri yang belum
pernah terungkap sebelumnya sekarang akan terungkap.” Yoon Hee memperagakan gaya
memanah yang diajarkan Jae Shin. Jae Shin tersenyum melihatnya. Yoon Hee juga
tersenyum.
“jadi jangan khawatir terlalu banyak. Terima
kasih sudah datang.”
Yoon Hee membungkukkan badannya pada Jae Shin dan pergi.
Jae Shin tersenyum dan
kembali berjalan sambil bergumam:
“dia memiliki kepandaian khusus… yang membuat
orang menjadi gila.”
Kim Yoon Shik naik ke arena panahan. Di arena
sebelah juga berdiri Ha In Soo yang menatap sinis Yoon Hee. Sung Joon memandang
Yoon Hee dengan cemas, begitu juga Cho Sun. Yong Ha terlihat cemas juga. Kalau
Jae Shin menyender ke tembok dan melihat Yoon Hee dengan perasaan khawatir dan
bersalah.
Sementara Raja melihat dengan antusias.
“final mungkin tidak menarik untuk ditonton
tapi Kim Yoon Shik anak yang tangguh, ia bahkan tidak tahu cara memegang busur
dengan benar tapi hari ini ia bisa sampai ke final. Hal ini sesuai dengan
tujuan mulai pendidikan Sungkyunkwan…”. Ujar . Prof. Choi
“mungkin dia mewarisi keahlian ayahnya.” Tambah Raja, tapi Prof. Choi
malah bingung:
“a..a…ayahnya?”. para menteri terkejut dan
mulai melihat Kim Yoon Shik.
Yoon Hee terus menarik nafas panjang dan
menenangkan dirinya. Menteri Ha yang berdiri di samping melihat Yoon Hee, ia
terkejut dan mengenalinya sebagai bajingan yang merusak malamnya di Gibang
Moran waktu itu.
“ini adalah putaran final terakhir, 3 tembakan
dari masing –masing pemanah Ha In Soo dan Kim Yoon Shik akan menentukan hasil
pertandingan hari ini. ini kesempatan terakhir.” Ujar Prof. Jung.
Yoon Hee melihat ke arah Prof. Jung dan mulai
bersiap. Ia melepaskan panah dan mendapat nilai 8. Giliran In Soo yang
menembakan panah dan mendapat nilai 10. Sung Joon, Jae Shin, Yong Ha dan Cho
Sun menonton dengan cemas. Tembakan kedua Yoon Hee juga mendapat nilai 8.
Sementara In Soo mendapat nilai 10. Makin cemas deh semuanya, kesempatannya
tipis.
Sementara itu menteri Ha menyuruh anak buahnya
mengawasi Yoon Hee karena dia mungkin saja Hongbyuk Soo. Jadi kalau ada hal
yang mencurigakan langsung tangkap dia. Kapten mengerti dan menjalankan
tugasnya. Sementara itu di toko buku
Hwang semua bersorak gembira untuk tim presiden. Kecuali Hyo Eun yang kesal dan
tidak senang. Pelayannya Sung Joon juga sedih mendengarnya. Ibunya Yoon Hee
juga khawatir mendengarnya.
Kembali ke Sungkyunkwan. Karena nilai In Soo
lebih unggul Prof. Jung mengumumkan kalau In Soo harus menembakkan panah lebih
dulu. Ha In Soo bersiap menembakkan panah lalu ia melihat Cho Sun sedih menatap
Yoon Hee. In Soo kesal dan cemburu melihatnya. Byung Chon dkk memberinya
dukungan. In Soo melepaskan panah dan meleset, ia hanya mendapat nilai 5.
Yoon Hee kaget dan melihat In Soo sambil
bernafas lega. Yong Ha tersenyum dengan tindakan In Soo. Jae Shin dan Sun Joon
bingung. Cho Sun yang terlihat paling senang dan tersenyum lega karena masih
ada kesempatan Yoon Hee menang jika ia mendapat bullseye atau nilai 10.
Ternyata Ha In Soo saking sedihnya atau cemburu yah sampai menitikkan air mata.
Ia menahan perasaannya untuk bisa menang mudah dan dibenci Cho Sun. Byung Chon
yang melihat itu panik dan pergi ke suatu tempat untuk mengurus sesuatu. Won
Tak dkk juga bingung apa presiden melakukan ini dengan mudah. Ahn Do Hyun malah
bilang jika begini artinya pertandingan belum berakhir. Jika Kim Yoon Shik mendapat
Bullseye maka ia akan menang.
Yoon Hee bersiap akan memanah, ia mulai
merentangkan busurnya tapi tiba-tiba tali busurnya putus. Prof. Jung kaget,
semuanya juga cemas melihatnya. Yoon Hee sangat gugup dan turun dari arena
untuk mengambil busur yang lain. Byung Chon mengawasi Yoon Hee, ia tersenyum
licik melihat busur yang diambil Yoon Hee. Sung Joon menghampiri Yoon Hee. Yoon
Hee berhenti dan balik menatap Sung Joon dengan ragu dan bertanya:
“tempat pertama, apakah kau pikir aku bisa
mendapatkannya? Kau tidak perlu dibayarkan untuk mengutarakan pikiran”
“tidak. Bahumu yang mendukung haluan masih
kecil. Lenganmu yang untuk menarik tali busur masih lemah, nafasmu juga tidak
stabil. Jadi jangan terlalu memaksakan dirimu untuk tempat pertama”. Ujar
Sung Joon
Yoon Hee sedih dan pesimis mendengar ucapan Sung Joon. Lalu Sung
Joon mendekat dan memegang tangan Yoon Hee seraya berkata:
“tapi… setidaknya tangan ini .. aku menyukainya… sedangkan
pertandingan hari ini, kau sudah menjadi lebih baik dari yang terbaik. Bahkan
jika kau kehilangan atau didiskualifikasi. Di mataku Kim Yoon Shik, kau adalah
juara.” Ujar Sung Joon dan Yoon Hee tersenyum senang
mendengar ucapan Sung Joon.
Sung Joon menepuk bahu Yoon Hee dan berkata:
“Daemul, pergilah dan tunjukkan pada mereka keterampilan seorang
juara.” Ujar Sun Joon tersenyum member semangat diikuti
Yoon Hee yang juga tersenyum dan menganggukkan kepala.
Yoon Hee menaiki arena dan mulai merentangkan busurnya, ia teringat
dengan saat-saat ia latihan bersama Sung Joon dan perkataan Prof. Jung yang
bilang ia bisa mendapat tempat pertama sesuai yang ia katakan. Tiba-tiba Yoon
Hee menyadari ada yang salah dengan busurnya. Ia melihat tangannya berdarah dan
melihat busurnya. In Soo melihat dengan tersenyum meremehkan. Sung Joon, Jae
Shin, Yong Ha , dan Cho Sun melihat dengan rasa khawatir. Prof. Jung mendekat
dan bertanya ada apa? Yoon Hee menjawab ia baik-baik saja. Prof. Jung melihat
tangan Yoon Hee dan bilang bagaimana ia bisa melakukannya dengan tangan seperti
itu. Yoon Hee berkeras ia bisa melakukannya. Raja yang melihat juga cemas.
Prof. Jung melihat sekeliling dan menemukan patahan dari busurnya.
Yoon Hee tetap berusaha menarik busurnya walau tangannya sudah
terluka dan berdarah. Lalu ia menembakkan panahnya dan terpana dengan hasilnya.
Yoon Hee berhasil mendapat bullseye dan mendapat nilai 10. Jae Shin tersenyum
melihat hasilnya. Sung Joon juga senang dengan hasilnya. Yoon Hee kaget tidak
percaya ia menang. Yong Ha yang melihat dari jauh juga ikut tertawa senang.
Sementara Ha In Soo marah dengan hasilnya, anak buahnya juga ikut sedih. Won Tak dkk juga ikut senang dan bersorak,
Raja juga puas dengan hasil pertandingan. Yoon Hee sangat senang dan mengangkat
busurnya, ia mencari-cari Sung Joon dan melihat Sung Joon ikut tersenyum
senang. Jae Shin juga senang dan akan menghampiri Yoon Hee. Yoon Hee ingin
menghampiri Sung Joon tapi seluruh mahasiswa bersorak “daemul daemul daemul” dan
mengangkatnya tinggi-tinggi untuk merayakan kemenangannya. Jae Shin melihatnya
tertawa, tapi kemudian ia melihat tangan Yoon Hee yang yang terluka parah. Prof.
Jung juga ikut senang melihat kemenangan Yoon Hee.
Yoon Hee dengan gembira mengatakan ke Sung Joon kalau mereka juara.
Sung Joon tersenyum senang. Sung Joon melihat tangan Yoon Hee lalu bilang kalau
tangannya Yoon Hee terluka. Sung Joon sedih melihat tangan Yoon Hee tapi bangga
atas usaha keras Yoon Hee. Keduanya tersenyum bahagia. Jae Shin mengambil busur
Yoon Hee dan melihat talinya. Jae Shin sangat marah dan akan buat perhitungan.
Yong Ha menghalanginya:
“kau mau kemana? Apa kau tidak tahu? Ini adalah perayaan yang
dihadiri Baginda. Apa kau mau merusaknya?”. Larang
Yong Ha
“kau bilang tidak melakukan apapun tentang itu tapi bajingan itu
melakukan ini”. Ujar Jae Shin Protes
“bahkan jika kau tidak terlibat, ada seseorang yang akan
melakukannya.” Yong Ha menunjukkan pada Jae Shin. Keduanya
melihat kearah In Soo.
In Soo sambil marah menggenggam busurnya
mendatangi Byung Chon. Byung Chon dan temannya ketakutan melihat In Soo yang
sedang marah. Byung Chon langsung kabur menghindari In Soo. Temannya Byung Chon
marah seharusnya ia melakukan itu dengan benar. Byung Chon meyakinkan kalau ia
sudah melakukannya dan pasti tangan Daemul tidak akan baik sekarang. Byung Chon
bingung bagaimana bisa seperti itu. Temannya marah dan menyuruhnya berpikir
pakai otaknya lalu pergi sambil menangis sedih.
Raja menjamu para pemenang Dae Sa Rae. Raja
menuangkan minuman ke Sung Joon, ayahnya menteri Lee Jwagsan bangga melihatnya.
Raja juga menuangkan minuman ke Jae Shin, ayahnya menteri kehakiman juga bangga
melihatnya. Terakhir Raja menuangkan minuman ke Yoon Hee.
Setelah
selesai menuangkan minum guci araknya dikasih ke pelayan dan Raja berdiri di
depan mereka sambil tersenyum senang.
“tim campuran
politik adalah pemenang Dae Sa Rae, kalian lebih baik dari saya Lee Sung Joon,
Moon Jae Shin, dan Kim Yoon Shik. Saya menaruh harapan saya pada kalian.
Bagaimana kalian bisa bersatu terlepas dari semua afiliasi politik. Akan lebih
baik jika kalian mengajarkan rahasianya pada saya. Bukankah begitu menteri
tertinggi?” Ujar Raja penuh rasa bangga.
Raja bertanya pada menteri Lee. Menteri Lee
tertawa dan bilang tanpa bermimpi impian besar sekali saat muda bagaimana bisa
Raja yang besar. Raja tersenyum dan bilang itu tidak benar seperti kata
"Indung Sa Boo Il
Chae" pergi (anugerah raja, guru Anda, dan ayahmu adalah sama).
“perdana menteri kiri dan
menteri kehakiman sekarang berbagi anak anda dengan saya”. Ujar Raja, Menteri
kehakiman menjawab kalau ia merasa terhormat. Menteri Ha hanya kesal
melihatnya.
“di masa depan mereka akan mengambil alih yang
sudah dimiki ayah mereka. Penasaran bukan?”. Ujar Raja lagi, Kedua menteri tersenyum. Jae
Shin dan Sung Joon ikut tersenyum mendengarnya.
Menteri Ha bertanya pada kapten pasukannya apa
ia masih belum menemukan Hongbyuk Seo. Menteri menyuruhnya untuk membentuk
pasukan khusus pemanah yang terus mengawasi gerakan Hongbyuk Seo. Menteri Ha
geram berpikir dimana sebenarnya Hongbyuk Seo bersembunyi.
Moon
Jae Shin masuk ke kamarnya dan membuka bajunya dan melihat lukanya mulai
berdarah lagi. Tapi ia tersenyum.
Sementara itu Yoon Hee
diobati tangannya oleh Prof. Jung.
“bahkan jika kau tetap di Sungkyunkwan, itu
tidak akan terjadi, seorang gadis menjadi sarjana Sungkyunkwan. Begitu menakutkannya
urutan di dunia ini. Tidak peduli berapa banyak kau ingin untuk itu dan
mencoba, tapi tetap tidak bisa melakukannya, jadi….” Ujar Prof. Jung terputus.
“Guru, Anda tidak dapat membuatku menyerah
dengan kata-kata kau tidak bisa melakukannya. Karena pada hari itu aku belajar
sastra sebagai seorang gadis. Aku… aku pernah sekali mendengar kata-kata kau
bisa melakukannya”. Ujar Yoon Hee dan Prof. Jung menatap Yoon Hee
dengan sedih.
Di sebuah kedai diadakan perayaan kemenangan Sung Joon. Yong Ha
mengumumkan kalau acara ini untuk memberi selamat pada ruang pusat 2. Jadi
semuanya bisa bersulang dan minum sepuasnya Sung Joon berada di situ tanpa
teman-temannya. Do Hyun bilang kalau yang lain susah dicari. Semua orang
bersulang dan menuangkan arak untuk Sung Joon. Sun Joon hanya berpura-pura minum,
yang sebenarnya ia membuang minuman tersebut ke sebuh kendi dan begitu
seterusnya setiap kali ia diminta minum. Sementara itu In Soo minum
sendirian di kamarnya.
Semua pada memberi selamat dan menuangkan arak ke cawannya. Seperti
biasa Sung Joon pura-pura meminumnya dan membuangnya. Yong Ha sepertinya tahu
tindakan Sung Joon dan mendekatinya dan bersulang untuknya sambil memberikan
seguci arak untuk diminum Sung Joon.. dan beruntung Hyo Eun datang dan berkata:
“anda sudah memenuhi janji anda. Sehingga saya dapat menemui anda
tanpa harus datang ke Sungkyunkwan.” Ujar
Hyo Eun sambil tersenyum mengatakannya.
Sun Joon bangkit, Hyo Eun bilang ia datang kesana untuk memberikan
hadiah, apa Sung Joon akan menerimanya. Hyo Eun juga bilang kalau saat Sugn
Joon berlatih mempersiapkan Dae Sa Rae, Hyo Eun juga mengumpulkan hatinya
membuatkan sebuah border untuk menyampaikan perasaannya melalui tiap
jahitannya. Hyo Eun menyodorkan bordirannya. Sung Joon bingung menanggapinya. semua
mahasiswa menyoraki mereka. Yong Ha senyum usil mendengarnya.
“meskipun keterampilan saya kurang, tolong terimalah hati saya yang
meluap ini.” Ujar Hyo Eun tapi Yong Ha bangkit pura – pura
terperanjat takjub:
“wow”. Ujarnya berekspresi
Semuanya bertepuk tangan dan berteriak agar Sung Joon menerima
hadiah itu. Sung Joon akhirnya menerima hadiah itu. Saat dibuka ternyata sebuah
border dan Sung Joon merasa tidak pantas menerimanya. Yong Ha mengambil
bordiran dari tangan Sung Joon dan mengenalinya.
“bakat anda sangat luar biasa, ini edisi
terbatas dari ahli bordir Master Kim Ok Boon, yang memiliki daftar tunggu
sampai 2-3 tahun.” Ujar Yong Ha membuka rahasia Hyo Eun
Hyo Eun kesal dengan perkataan Yong Ha. Yong
Ha lalu meralat bordiran itu terlihat sama. Hyo Eun sedikit menyombongkan diri
dan bilang ia sudah melakukan yang terbaik untuk membuatnya. Yong Ha pura-pura
mencari Yoon Hee.
“ah daemul kenapa dia sangat terlambat”. Ujar
Yong Ha
“aku tidak tahu bagaimana harus menyampaikan
hati saya. Tapi saya benar-benar ingin mengatakannya padamu. Terima kasih untuk
hari ini, ini semua karena kau, aku tidak akan melupakannya" Ujar Yoon Hee yang tengah
latihan bicara, lalu ia menggeleng dan mencobanya lagi
"Terima kasih untuk hari ini, Bang Wang
Seo.”
Lalu Yoon Hee menarik nafas dan masuk ke dalam kedai. Sesampainya di dalam ia
terkejut dengan pemandangannya.
Ia melihat Sung Joon dan Hyo Eun sedang (terlihat seperti) pelukan. Semua orang
menyoraki mereka. Yoon Hee shock melihatnya dan ia hampir terjatuh, Do Hyun
langsung menariknya duduk dan bertanya kenapa Yoon Hee datang terlambat. Mereka
pun bersulang. Yoon Hee tidak bisa melepaskan pandangannya melihat Sung Joon.
Malah dalam pikiran Yoon Hee mereka hanya bertiga, ia dan Sung Joon yang sedang
berpelukan dengan Hyo Eun. Yoon Hee memandangnya cemburu lalu Sung Joon melihat
Yoon Hee. Yoon Hee buru-buru memalingkan wajahnya dan meminum araknya dengan
sekali teguk lalu keluar dari kedai itu.
Setelah Yoon Hee pergi, Hyo Eun selesai
memasang ikat pinggang dibaju Sung Joon dan bilang sudah selesai dan terlihat
bagus di Sung Joon. Sung Joon hanya mengangguk dan pikirannya terus ke Yoon
Hee. Yoon Hee keluar dari kedai dengan kesal dan pergi. Tapi ia melihat cermin
dan berhenti sambil memandangi wajahnya di cermin.
Yoon Hee menyentuh wajahnya dengan sedih lalu
ia melihat wajah Sung Joon juga muncul di cermin yang lain dan menoleh ke
belakang. Ternyata Sung Joon sudah berdiri di belakang Yoon Hee dan bertanya
kenapa Yoon Hee di sini. Sung Joon lalu memegang tangan Yoon Hee dan tanya apa
tangannya baik-baik saja. Yoon Hee yang masih kesal menjawab
“apa
pedulimu?”
lalu terdengar suara memanggil-manggil Sung
Joon dari dalam kedai. Yoon Hee menyuruh Sung Joon masuk karena ia dibutuhkan
di dalam, semua memanggilnya. Yoon Hee pergi meninggalkan Sung Joon yang
kebingungan. Hujan mulai turun tapi Yoon Hee tidak berteduh dan terus berjalan.
Padahal orang-orang pada berteduh. Yoon Hee mengeluh seakan Sung Joon peduli
padanya. lalu ia malah berpapasan dengan Byung Cho yang lagi mabuk.
Byung Chon berkata tidak ada yang bisa
mengalahkan keuletan si miskin. Bagaimana Yoon Hee bisa mentolerir itu bahkan
ketika sebuah kaca menembus kulitnya, apa kau ingin berhasil walaupun terluka?
Yoon Hee mulai curiga apa Byung Chon yang melakukan semuanya. Byung Chon
tertawa dan mengakuinya dan tanya apa yang akan dilakukan Yoon Hee? sambil
mendorong Yoon Hee hingga terjatuh.
Yoon Hee yang lagi kesal lalu bangkit dan
balas memukul Byung Chon dan mengatainya pengecut brengsek. Byung Chon berusaha
menghindar dan tertawa apa Yoon Hee mau memukulnya lalu ia menyadari mulutnya
berdarah. Akhirmnya mereka berdua berkelahi. Yoon Hee dipukul Byung Chon, tentu
saja Yoon Hee juga balas memukul, Sampai akhirnya temannya Byung Chon melerai
mereka karena sudah waktunya panggilan terakhir Prof Yoo. Byung Chon tetap mau
memukul dan menunjukkan hidungnya yang berdarah. Yoon Hee juga luka lalu ia berkata
ke Byung Chon:
“jadilah
seorang pria!apa kau tidak bisa hidup lebih tenang?”
Temannya Byung Chon membawa Byung Chon pergi
meninggalkan Yoon Hee. Hujan sudah berhenti dan Yoon Hee berusaha membersihkan
dirinya dan membasuh wajahnya. Yong Ha yang baru keluar dari kedai dan berjalan
pulang melihat Yoon Hee menimba air dan membersihkan bajunya.
Yoon
Hee terus membasahi bajunya dan menggosok-gosoknya. Lalu tiba-tiba ada orang
yang menuangkan air dari timbaan dan bertanya
“apa
itu cukup”. Ujar
Yong Ha
“apa yang sebenarnya kau lakukan sampai kau
seperti ini? Pertama kau tanggalkan pakaianmu, bukankah lebih baik jika bajumu
itu dicuci saja?” Ujar
Yong Ha berusaha membuka pakaian Yoon Hee.
Yoon Hee berusaha
menghalangi dan berteriak:
“senior
lepaskan”.
“tenang saja ini antara kita saja. Tidak
apa-apa aku akan mengambilkan seember air untukmu.” Ujar Yong Ha mencari akal
Yoon Hee berusaha mencari alasan
“senior itu…”. Ujar Yoon Hee terputus dan
semakin membuat Yong Ha penasaran dan
mendekatkan wajahnya ke arah Yoon Hee
“apa
itu katakan saja padaku tanpa ragu-ragu”. Desak yong Ha
Yoon Hee teringat sesuatu
“ah bekas luka, aku punya bekas luka yang
sangat besar pada tubuh saya.”
“sebuah bekas luka? Ah tidak apa-apa ini hanya
diantara kita”. Yong
Ha masih berusaha membuka baju Yoon Hee.
“aku tidak baik-baik saja dengan itu, aku
tidak mau menunjukkannya pada senior.”
“benarkah?” Yong Ha tersenyum dan
berdiri dan berkata:
“Ah baiklah aku akan berbelas kasihan pada
kondisimu itu dan menceritakan sebuah tempat dimana kau akan terbebas dari
menunjukkan bekas lukamu yang menghebohkan itu.”
“sebuah tempat rahasia?” Tanya Yoon Hee
penasaran
“ya. Ini sebenarnya tempat dimana seorang
gadis yang dibuang sarjana Sungkyunkwan bunuh diri. Itu adalah tempat yang tak
seorangpun akan pergi ke sana.” Ujar Yong Ha sok Misterius
Yoon Hee pergi ketempat itu. Ia membawa lilin
dan memeriksa sekelilingnya. Ternyata banyak sekali papan nisan. Yoon Hee
menyiapkan air panas. Sementara itu Sung Joon membuka pintu kamarnya dan tidak
menemukan siapapun. Karena khawatir ia mencari Yoon Hee. Yoon Hee mulai membuka
pakaiannya dan melepaskan ikatan rambutnya dan membuat rambutnya tergerai lalu
mandi ke dalam jolang yang sudah ia siapkan.
Sementara itu Yong Ha di kamarnya bimbang
mondar-mandir sambil kipasan.
“ini bukan keinginan seorang pria yang ingin
melihat wanita tak berpakaian tapi ini pikiran seorang sarjana yang ingin
menemukan kebenaran.” Ujar
Yong Ha pada dirinya sendiri seraya tersenyum membenarkan pikirannya.
Yoon Hee yang sepertinya sudah lama tidak berendam terlihat sangat
menikmati mandinya, ia terlalu asyik berendam tanpa mengetahui Sung Joon
mencarinya dan Yong Ha yang berjalan menuju tempatnya mandi. Sung Joon terus
berlari mencari Yoon Hee lalu ia berhenti saat melihat sebuah tempat yang
terang karena lampu. Sementara itu Yong Ha berjalan tergesa-gesa menuju tempat
Yoon Hee.
Yoon Hee yang lagi
mandi sangat senang sampai beberapa kali menyelamkan kepalanya. Tanpa ia sadari
ada sepasang kaki yang mendekat dan mengintip lewat celah pintu yang terbuka
sedikit. Ia melihat Yoon Hee mandi dan sangat terkejut melihat belahan dada
atas Yoon Hee. Jae Shin berbalik dan bingung lalu menyadari sesuatu, tiba-tiba
ia cegukan. Jae Shin langsung menutup mulutnya.
See the Picture
"Ayo berpencar kita cari ke seluruh pelosok... dan segera laporkan padaku"
"Mendekatlah biar ku beritahu rahasianya..."
"Jangan memerintahku seenakknya... kau anak Presiden Mahasisw aku CALON Presiden"
"ckckk kau main apa lihat Pipimu jadi Kotor begini...."
"Ingat baris yang rapi jika tidak... MAti kalian nanti... agar Raja Memilih kita.. aku tidak mau Gagal"
"Oppa bersiaplah.. Ku Panah HATImu..."
"Kau Berhasil Bocah.. selamat semua panahmu telah menancap di hatiku..."
"Aku akan mencabut panah2 yang menancap di hatimu Oppa...."
"Apa.... kurasa aku salah lihat.. dia Adalah Seorang DEWI... bukan Pria teman sekamarku..."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar