Minggu, 27 Januari 2013

Mengenal Hanbok - Pakaian Tradisional Korea


Hanbok (Korea Selatan) atau Chosŏn-ot (Korea Utara) adalah pakaian tradisional masyarakat Korea. Hanbok pada umumnya memiliki warna yang cerah, dengan garis yang sederhana serta tidak memiliki saku. Walaupun secara harfiah berarti "pakaian orang Korea", hanbok pada saat ini mengacu pada "pakaian gaya Dinasti Joseon" yang biasa dipakai secara formal atau semi-formal dalam perayaan atau festival tradisional.

Hanbok pertama kali muncul pada jaman Dinasti Joseon (sekitar tahun 1392-1897). Hanbok itu terdiri dari 2 bagian, yaitu Jeogori dan Chima atau Baji. Jeogori itu baju atasan Hanbok, sedangkan Chima adalah rok dan Baji adalah celana.

Hanbok digunakan diklasifikasikan berdasarkan peristiwanya: pakaian sehari-hari, termasuk untuk hari ulang tahun pertama anak.

Pola tradisional hanbok memiliki kombinasi garis anggun dan warna yang menampilkan keindahan dari hanbok tersebut. Bentuk pola hewan, tumbuhan, dan pola alam lainnya ditambahkan pada pinggiran rok, maupun pada bagian luar dari kerah disekitar bahu.

Jelasnya, Bagian – bagian dari hanbok yaitu:

Jeogori yang dipakai wanita dan pria sedikit berbeda bentuknya. Jeogori yang dipakai pria lebih besar dan panjangnya menutupi bagian tubuh atas sampai ke pinggang. Sedangkan Jeogori yang dipakai wanita hanya sampai bawah dada.

Garis kerah Jeogori yang berbentuk V itu disebut Dongjeong yang kemudian diikat dengan pita pengikat yang disebut Goreum. Jaman dulu Goreum tidak terlalu banyak detil hiasannya, tapi kalau kamu lihat Hanbok modern di Korea sekarang ini, ada begitu banyak varian warna dan bentuk Goreum yang fashionable.

Rok yang menggembung di Hanbok wanita disebut Chima

Nah Chima ini bentuknya panjang dan mengembang menutupi sebagian besar tubuh sang pemakai. Tujuannya selain untuk mengatur penampilan agar terlihat sopan, juga untuk memudahkan gerak agar lebih leluasa.

Baji 

adalah celana yang dipakai pria Korea dan diikat dengan pengikat bernama Daenim. Di masa kuno, orang Korea baik pria maupun wanita menggunakan Baji, khusus wanita tentunya tergantung kegiatan mereka. Dulu ukuran Baji dijadikan sebagai identitas status sosial.

Baerae adalah garis terbawah dari lengan jeogori atau magoja (jaket luar). Dengan bentuk garis melingkar yang membentuk kurva, seripa dengan garis yang terdapat pada bagian atap rumah tradisional Korea.

Beoseon 



adalah sepasang kaos kaki. Bentuk dari beoseon sebenarnya tidak merefleksikan perbedaan gender penggunanya, baik pria maupun wanita. Hanya saja beoseon pria memiliki pelipit lurus.

Dulu baik pria maupun wanita memelihara rambut mereka menjadi panjang. Pada saat mereka menikah, mereka mengkonde rambutnya. Pria mengkonde (mengikat) rambutnya sampai atas kepala (sangtu), sedangkan wanita mengkonde sampai batas di belakang kepala atau di atas leher belakang.

Wanita yang berprofesi sebagai penghibur seperti kisaeng, memakai aksesori wig yang disebut gache





Gache sempat dilarang di istana pada abad ke-18. Pada akhir abad ke-19, gache semakin populer di antara kaum wanita dengan bentuk yang semakin besar dan berat.
Tusuk konde binyeo, ditusukkan melewati konde rambut sebagai pengencang atau aksesori. Bahan pembuatan binyeo bervariasi sesuai kedudukan sosial pemakainya.
Pria menggunkan gat, topi yang dianyam dari rambut kuda, yang juga bervariasi model dan bentuknya sesuai status atau kelas.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...