Minggu, 22 April 2012

Sung KYUn Kwan SCANDAL EPISODE 8


LESSON 8 . . .

Menyadari Yoon Hee seorang gadis, Jae Shin bener-bener kaget dan gemetar, ia mulai cegukan lagi. Ia pun menutup mulutnya agar tidak berisik. Lalu ia berpikir untuk pergi dari sana. Ketika mau pergi ia bertemu Sung Joon.
Sung Joon bertanya apa yang dilakukan Jae Shin di situ. Jae Shin balik bertanya apa yang Sung Joon lakukan ditempat tersebut. Sung Joon lalu mengalihkan dengan kembali bertanya apakah Jae Shin melihat Kim Yoon Shik. Hal tu membuat Jae Shin gugup dan berkata:
“Kim Yoon Shik… Daemul…??”. Ujar Jae Shin menutupi kekagetannya

Sung Joon mengatakan bahwa  ia tidak melihat Kim Yoon Shik selama beberapa jam dan Sung Joon berniat melangkah masuk kedalam ruang tersebut padahal Yoon Hee masih asyik berendam di dalam sana. Jelas saja Jae Shin langsung menghalanginya. Jae Shin bilang ini adalah Hyang Kwan Chung.” (Hyang Kwan Chung: Tempat dimana mereka mengadakan upacara peringatan bagi guru besar Sungkyunkwan).
“ingatan itu… Ini adalah tempat di mana hanya mereka yang mengadakan upacara peringatan bisa masuk. Bagaimana bisa Kim Yoon Shik bisa ada di sini?” ujar Jae Shin tiba-tiba berteriak marah membuat Sung Joon kaget melihat ekspresi sunbaenya itu.

Tak lama Yong Ha pun datang, sepertinya ia sempat mendengar atau mungkin juga melihat percakapan antara Sung Joon dengan sahabatnya itu.
“dia bisa ada di sini” ujar Yong Ha mengagetkan keduanya

Semua menoleh ke Yong Ha yang mengembangkan senyumnya. Yong Ha lalu menutup kipasnya dan berkata:
“Karena ini adalah tempat rahasia di mana hanya pejabat yang bertugas dalam upacara peringatan yang bisa masuk. Jika Daemul memiliki rahasia. Tidak ada tempat yang lebih baik dari tempat ini” Ujar Yong Ha melihat ke arah Jae Shin. Sung Joon penasaran mendengar perkataan Yong Ha.

Jae Shin diam tak berkutik. Lalu Yong Ha berjalan mendekat dan berkata:
“melihat langsung baru percaya. Kita lihat saja apa Daemul ada di sini?” Ajak Yong Ha ingin memegang ganggang pintu hendak membuka pintunya.

Jae Shin langsung berlari dan teriak:
tidak”  teriak Jaeshin sambil mendorong Yong Ha menjauh dan Yoon Hee pun didalam mendengar suara ribut di luar langsung waspada.

Yong Ha dan Sung Joon kaget dengan reaksi Jae Shin. Yong Ha tersenyum curiga dan berkata:
“apa yang begitu kamu takutkan?”.

“takut apa?” Jawab Jae Shin gelagapan

Yong Ha senyum dan mendekati Jae Shin:
“apa yang terjadi dengan si kuda liar universitas? Kau gemetaran seperti keledai seperti ini”. Ujar Yong Ha jongkok melihat kaki Jae Shin yang gemetaran.

“jadi kami tidak boleh melihat sementara kau boleh melihat. Apakah kau menyembunyikannya sesuatu di sini?” Ujar Yong Ha lagi seraya bangkit berdiri sementar Jae Shin masih berusaha mengelak.

“kau bisa melihatnya tapi kami tidak boleh melihatnya bukankah itu curang?” Ujar Yong Ha masih medesak Jae Shin tapi Jae Shin tetap berdiri menghalangi Yong Ha masuk.

“kurang ajar Ini adalah Hyang Chung Kwan, Di tempat seperti Hyang Kwan Chung, harta yang dapat ditemukan hanya pot dupa. Jadi aku minta kau pergi dari sini sekarang. Tinggalkan aku.” Ujar Jae Shin marah seraya menggedor-gedor pintu untuk memperingatkan Yoon Hee.

Tapi saking semangatnya kunci slotnya patah dan pintu terbuka sendiri. Yoon Hee yang sedang berpakaian tambah panik melihat ada bagian pintu yang jatuh di depannya. Sung Joon bingung, Yong Ha senyum senang meliat kelakuan Jae Shin. Jae Shin kaget lalu menutup rapat lagi pintunya dan menghalangi Yong Ha.
“Chung Kwan Hyang yang hanya memiliki pot kemenyan? Kau benar dan cahaya yang bersinar melalui celah pasti sisa api dari pemujaan. Baiklah aku akan memberitahu penjaga agar mereka bisa memeriksanya di depan seluruh Mahasiswa Sunkyunkwan.” Ujar Yong Ha dengan gayanya yang khas

Jae Shin bingung sambil berpikir. Yong Hapun pura-pura pergi hendakmemberitahu penjaga lalu Jae Shin mengejar dan menghalanginya dan bilang itu tidak perlu.
“aku tidak perlu melakukan itu kan? Akan lebih baik jika aku memeriksanya sendiri.” Ujar Yong Ha yang berbalik ingin masuk ke dalam merasa senang coz Jae Shin masuk jebakannya.

Jae Shin tak tinggal diam dan langsung menarik baju Yong Ha dari belakang. Sampai terguling - guling karena Yong Ha tetap ingin masuk tapi Jae Shin menahannya. Sung Joon hanya melihat mereka yang lagi berguling - guling di tanah, lalu ia berjalan masuk. Jae Shin yang melihat Sung Joon ingin menghentikan langkah Sung Joon tapi ia ditarik Yong Ha jadi tangannya tidak sampai menggapai kakinya Sung Joon. Sung Joon lalu membuka pintunya dan masuk ke dalam Yong Ha juga ikut masuk diikuti Jae Shin. Yong Ha yang antusias mencari di sekitarnya sampai mengendus-ngendus jolang yang tadi dipakai Yoon Hee. Jae Shin lega dan ikut melihat ke sekeliling.
“tepat seperti yang kau lihat sekarang.” Ujar Jae Shin lega

“untungnya sepertinya ada bukti dari dupa yang menyala.” Ujar Sung Joon

“ah sepertinya aku akan hadir saat pemanggilan malam.” Lalu Jae Shin berjalan akan keluar, tapi ia terkejut melihat tetesan lilin yang jatuh. Jae Shin terdiam dan menutupi lelehan lilin itu dengan sepatunya.

Ternyata Yoon Hee bersembunyi di atas rak pemujaan. Ia berbaring di atas rak. Jae Shin sepertinya menyadari keberadaan Yoon Hee.
“tunggu dulu, aku yakin aku melihat cahaya dari luar.” Ujar Yong Ha masih penasaran, Saking kesalnya Yong Ha memukul rak yang di atasnya ada Yoon Hee. Yoon Hee kaget dan menutup mulutnya agar tidak bersuara.

Tiba-tiba datang Prof. Yoo dan 2 petugas.
“apa yang kalian lakukan disini?” Tanya Prof. Yoo semuanya menoleh dan terkejut apalagi Yoon hee, ia hampir menjatuhkan tempat lilinnya untung saja tempatnya dipegang erat.

“Berani sekali menimbulkan keributan di Chung Kwan Hyang! Ayo cepat katakan.” Ujar Prof. Yoo lagi

“sewaktu kami lewat kami melihat cahaya yang berasal dari sini. Itu sebabnya…” Ujar Sung Joon

“sebuah cahaya?” ujar Prof.Yoo seraya melangkah masuk, Yoon Hee melihat lilinnya mau jatuh untung cepat ia selamatkan lilin tersebut.
“kalian berani bermain-main di tempat suci Chung Kwan Hyang. Sungguh tidak sopan. Nilai kalian dikurangi 5 point.” Ujar Prof. Yoo

“ah Profesor…!” Bujuk Yong Ha, Prof. Yoo melangkah keluar.

Yong Ha yang kesal memukul rak lagi. Prof. Yoo menyuruhnya cepat keluar. Yong Ha keluar disusul Sung Joon, Jae Shin terdiam memikir sesuatu lalu ikut keluar bersama yang lain. Yoon Hee bernafas lega.
Jae Shin, Sung Joon, dan Yong Ha kembali ke asrama. Yong Ha melihat kamar Yoon Hee masih gelap artinya Daemul belum kembali piker Yong Ha dalam hati. Yong Ha duduk di depan kamar sambil memainkan cincinnya
“Kemana dia pergi. Di Sungkyunkwan mana dia bisa bersembunyi. Aku bahkan belum melihatnya sekilas pun. Benar begitu Geol-Oh?” Yong Ha tersenyum ke arah Jae Shin.

Jae Shin hanya diam. Sung Joon berniat pergi dan Jae Shin langsung bertanya:
“mau pergi kemana kau?” Sung Joon berhenti dan berkata ia mau mencari Daemul. Jae Shin kelepasan ia berteriak pada Sung Joon

“berhenti di sana.” Yong Ha tersenyum curiga ke arah Jae Shin. Jae Shin sadar Yong Ha lagi mencurigainya mulai menenangkan diri

“dia seorang pria dewasa, ia akan merangkak pulang dengan selamat. Kau sia-sia khawatir padanya.” Jae Shin lalu masuk ke kamarnya. Yong Ha bersiu-siul sambil tersenyum.

Sementara itu Yoon Hee sedang berlari menuju kamarnya. Ternyata ia bertemu dengan Prof. Jung. Akhirnya mereka bicara di klinik.
“aku mendengar ada ribut-ribut di Chung Kwan Hyang. Apa itu karena kamu?” Tanya Prof. Jung dan Yoon Hee segera meminta maaf.

“kehidupan sebagai seorang sarjana Sungkyunkwan, apa kau menganggapnya sebagai suatu permainan sebagai seorang gadis mulia?” Tanya Prof. Jung lagi

Yoon Hee menerangkan kalau ia tidak berpikir seperti itu.
“di Sungkyunkwan ini, meskipun kau seorang gadis kau tidak perlu menjadi satu. Selain itu, hanya karena semua orang memperlakukan kamu seperti seorang laki-laki. Kau tidak boleh lupa bahwa kamu adalah seorang gadis lalu menurunkan penjagamu. Mulai saat kau yang seorang gadis bilang ingin tetap berada di Sungkyunkwan. Jangan lupa bahwa tiap detik kau berjalan pada tali kehidupan yang kau pertaruhkan. Orang yang membuat pilihan berbahaya ini tidak lain adalah kau sendiri Kim Yoon Hee!”. Ujar Pro. Jung dan membuat Yoon Hee mengerti dengan semua ucapan Prof. Jung.

Ha In Soo di kamarnya sedang berpikir bersama teman-temannya, Ia mengetuk-ngetukkan jarinya ke meja.
“bukankah permintaan Kim Yoon Shik jika ia menang Dae Sa Rae adalah agar aku mengakuinya sebagai mahasiswa Sungkyunkwan. Ia juga menuntut agar aku minta maaf.” Ujar In Soo

Byung Chon yang hidungnya masih berdarah menimpali menyarankan agar In Soo melupakan saja semuanya.
“apa yang bisa aku lakukan? Ini tim harmoni politik yang Raja telah mengakuinya sendiri. Seorang pria harus memegang kata-katanya”.

Byung Chon langsung meminta maaf pada In Soo itu semua karena kesalahannya.
“dengan seizin Anda, aku akan…”. Ujar Kang Mo terputus karena Byung Chon memotong ucapannya:

“tidak… biar saya saja. Beri saya kesempatan sekali lagi”. Byung Chon memohon pada In Soo. In So tertawa terbahak-bahak. Semuanya bingung melihat ekspresi In So.

“lucu. Cara kau keluar dari ketakutanmu. Jangan menganggap tidak ada yang berani mencoba. Ini akan jadi tontonan yang menyenangkan. Akan lebih baik jika Raja sendiri yang menendang mereka keluar dari Sungkyunkwan atau…. Jika mereka berbicara tentang harmoni politik, memalingkan muka satu sama lain. Sebuah pilihan yang sulit”. Ujar In Soo tersenyum licik.

Sementar itu Sung Joon dan Jae Shin di kamarnya. Keduanya tiduran saling memunggungi dan sedang memikirkan Yoon Hee. Jae Shin teringat kejadian saat ia tak sengaja melihat Yoon Hee mandi tapi langsung ia menghilangkan pikirannya itu. Sung Joon teringat pembicaraannya dengan Yoon Hee di depan kedai saat ia tanya keadaan tangan Yoon Hee. Keduanya lalu berbalik melihat tempat tidur Yoon Hee. Lalu mereka saling melihat dan kesal kembali saling memunggungi lagi.
Sementara itu Yoon Hee di depan kamar sedang menenangkan diri. Ia menarik nafas panjang baru ia melepas sepatunya dan masuk ke dalam. Ternyata Yong Ha sedang mengintip dari pintu kamarnya. Yong Ha tersenyum melihat Yoon Hee masuk.
Jae Shin dan Sung Joon yang menyadari Yoon Hee sudah pulang langsung pura-pura tidur memejamkan mata. Yoon Hee mengendap-ngendap melewati mereka dan menaruh bajunya. Lalu ia melihat Sung Joon dan Jae Shin yang tengah tertidur. Ia pun masuk kedalam selimutnya.
Jae Shin langsung mulai cegukan, ia berusaha menutup mulutnya. Yoon Hee melihat lagi keduanya dan ia menarik selimutnya menutupi mulutnya. Jae Shin terus cegukan akhirnya gak tahan dan berlari keluar kamar. Ia lalu duduk di teras kamarnya. Yong Ha ternyata sudah ada disitu, Jae Shin kaget.
“kau melihat sesuatu?” ujar Yong Ha seraya mendekati Jae Shin. “sekembalinya dari Chung Kwan Hyang., benar kan?”

Sementara itu Sung Joon yang belum tidur bertanya kepada Yoon Hee dari mana saja ia hingga pulang terlambat.
“selain itu aku juga mendengar kalau kau berkelahi. Apa yang merasukimu? Hilang saat panggilan malam bahkan berkelahi… apakah kau menjadi seperti Geol-Oh sekarang?” tanya Sung Joon seraya berbalik melihat Yoon Hee, ternyata Yoon Hee sudah tertidur.
         
          Sung Joon melihat gaya tidur Yoon Hee yang memegang selimutnya. Sung Joon melihat tangan Yoon Hee lalu ia memasukkan tangan Yoon Hee ke dalam selimut. Sung Joon tertegun melihat wajah Yoon Hee.
“dia seorang gadis kan? Kim Yoon Shik?” Tanya Yong Ha kembali menyelidiki Jae Shin, Jae Shin mengelak sambil tersenyum
“apa kau gila? apa yang kau bicarakan”.

Yong Ha tersenyum lalu terus mendesak Jae Shin.
“kau akan lebih mudah menipu hantu, aku Goo Yong Ha, kau tahu? Yang bisa menebak warna celana dalam seorang gadis hanya dari aroma serbuk makeup-nya. Aku Goo Yeorim Yong Ha. Juga Goo Yong Ha yang sudah temanmu selama 10 tahun.” Ujar Yong HA seolah mengingatkan Jaeshin agar tidak berusaha membohonginya.

“yah sangat bangga padamu, lalu apa?”. Tanya Jae Shin pura2 tidka mengerti maksud ucapan Yong Ha

“Cegukan… kau berlari keluar karena tidak tahan berada di ruangan yang sama dengan seorang gadis. Itu berarti seseorang di dalam ruangan yang adalah seorang gadis ... Lee Sung Joon tadi bersama kita. Berarti tinggal satu Daemul Kim Yoon Shik.” Jelas Yong Ha

Jae Shin langsung berpikir kebenaran analisis Yong Ha. Jae Shin langsung mengetok-ngetok kepala Yong Ha seraya menyuruh Yong Ha kembali kekamarnya dan tidur. Jae Shin sendiri lalu bangkit menuju kamarnya:
“Jangan membuat kebiasaan keluar dari kamar. tidur dengan mata terbuka dan berbicara dalam tidur”. Ujar Jae Shin menganggap Yong Ha sedang tidur berjalan (ngelindur).

“kita akan lihat berapa lama kau akan bertahan sekamar dengan seorang gadis”. Ujar Yong Ha yang masih sempat di dengar JaeShin.

Jae Shin berhenti mendengar perkataan Yong Ha lalu ia tersenyum sambil membuka pintu dan masuk ke kamarnya. Setelah masuk dan menutup pintu Jae Shin berdiri dan melihat Yoon Hee. Dalam bayangannya Yoon Hee berpakaian seorang gadis JaeSHin lalu melihat bibir Yoon Hee dan iapun cegukan kembali, Jae Shin menutup mulutnya, ia melihat bajunya tipis maka iapun mengambil bajunya dan memakainya. saat dipakai ada saputangan yang jatuh dari baju luarnya itu iapun memungutnya dan teringat dengan gadis yang ditolongnya si pemberi saputangan itu. Lalu ia merasa familiar dan dilihatnya Yoon Hee, ia pun tersenyum menyadari gadis itu Yoon Hee, dan JAeShin kembali cegukan.
Di kamarnya Yong Ha guling-gulingan merasa kesal tidak bias menangkap Kim Yun Shik, jelas Yong Ha merasa harga dirinya debagai Yeorim terlukai akibat ulah Yoon Hee.
“Kim Yoon Shik, kau licik. Seorang gadis memasuki Sungkyunkwan dan menipu Raja serta meremehkan hukum bangsa.” Ujarnya pada diri sendiri.

Lalu Yong Ha berpikir itu mungkin saja terjadi. Lalu ia bangun dan duduk:
“tapi menipuku Yeorim Goo Yong Ha. Kebanggaanku tidak akan membiarkan hal itu. Yah tentu saja tidak. Kalau bukan Karena Geol-Oh aku sudah menemukan buktinya” Yong Ha menoleh ke kamar sebelahnya yang kamar Jae Shin.

Sementara itu Jae Shin menutupi dirinya dengan selimut, masih cegukan terus padahal ia telah menutup mulutnya dengan saputangan. Lalu Jae Shin menoleh ke belakang untuk melihat Yoon Hee. Jae Shin kaget melihat posisi tidur Yoon Hee yang deket dengan Sung Joon. Jae Shin melongo melihatnya sampai mulutnya menganga dan saputangannya jatuh dari mulutnya.
Keesokan paginya. Anak kecil yang melayani memukul kentongan untuk membangunkan mahasiswa. Sung Joon terbangun pertama kali, ia membuka mata dan melihat orang yang tidur di dadanya. Sung Joon terkejut saat tahu Jae Shin tidur disampingnya bukan Yoon Hee lalu ia melihat Yoon Hee tidur menjauh dekat pintu. Sung Joon bangkit lalu mencolek-colek Jae Shin dengan telunjuknya untuk membangunkan sambil memanggilnya “senior…senior..”.
Jae Shin kaget langsung teriak
“dapatkah hilang”.

Kontan aja Sung Joon kaget dan Yoon Hee terbangun mendengar teriakan Jae Shin.
“senior mengapa kau di sana?” Ujar Yoon Hee yang juga kaget karena posisi tidurnya telah berubah.

Sung Joon dan Jae Shin menoleh ke arah Yoon Hee. Yoon Hee menghampiri Jae Shin dan bertanya:
“apa yang salah? Dengan baju-baju dan selimut.”

Jae Shin gugup dan teriak:
“pergi!” Yoon Hee kaget
“senior”. Ujar Yoon Hee
“malaria. Aku pikir aku terkena malaria”. Ujar JaeShin mencari alasan.
“malaria?” lalu Yoon Hee mau menyentuh dahi Jae Shin, tapi Jae Shin langsung mundur:
“itu benar. Jadi jangan dekat-dekat.”

Sung Joon yang mendengarnya langsung mundur ke belakang ambil jarak dengan Jae Shin lalu berdehem dan menyentuh dahinya. Yong Ha menguap dan masuk ke toilet lalu ia melihat Yoon hee dan menghampirinya mengambil tempat di sebelahnya.
“tadi malam apa kau sempat mandi?” Tanya Yong Ha

“terima kasih pada kau, aku pergi setelah melalui beberapa masalah”. Ujar Yoon Hee

“mengapa? Apa terjadi sesuatu di Chung Kwan Hyang?”. Tanya Yong Ha mulai menyelidik

“saya tidak bisa pergi ke dekat Chung Kwan Hyang”. Ujar Yoon He membuat Yong Ha kaget mendengarnya

“kau tidak pergi? Kenapa?”. Tanya Yong Ha masih menyelidik

Yoon Hee selesai dan keluar dari tempatnya sambil berkata:
“setelah mendengar tentang hantu perawan aku tidak jadi pergi. Gadis itu pasti sudah menunggu seorang pria untuk masuk. Dan aku bukan siapa-siapa, tapi aku Daemul. Jadi aku ingin memintamu membantuku mencuci baju tapi kau tidak ada. Kau juga seharusnya tidak pernah pergi ke dekat Chung Kwan Hyang. Siapa yang tahu kalau hantu itu gadis yang patah hati mungkin akan menuntut keadilan pada anda.” Ujar Yoon Hee yang bergegas keluar tapi dihalangi Yong Ha

“tunggu dulu, jadi kau benar-benar tidak pergi ke sana? Aku yakin telah melihat cahaya dari Chung Kwan Hyang”. Yong Ha buru-buru menutup mulutnya dengan tangan karena ia keceplosan dan Yoon Hee pura-pura kaget

“apakah anda pergi ke sana semalam?” Yoon Hee tersenyum lalu berbisik ke Yong Ha.
“lihatlah, cahaya itu… pasti hantu itu meminta kau senior”. Yong Ha langsung pucat pasi. Yoon Hee menepuk-nepuk bahu Yong Ha sambil berkata:
“jadi hiduplah lebih baik dari sekarang”. Yoon Hee keluar dari toilet sambil tersenyum jail meletin lidahnya berhasil mengerjai seniornya itu.

Semua mahasiswa keluar dari kamarnya dengan wajah sumringah. Semuanya senang karena mereka akan pulang ke rumah dan mengantri untuk menerima uang saku.
Pengumuman: Hari ini adalah hari libur, setiap 8 dan 23 tiap bulan. semua mahasiswa saat kembali ke rumah diharapkan tidak mencoreng reputasi sekolah, boleh memanjakan diri dengan memanah, memancing, taruhan dan hiburan. Bila kembali ke Sungkyunkwan tidak boleh membawa kembali uang dan barang berharga lainnya dan benda terlarang lainnya. Jadi sadar akan hal itu juga dalam persiapan untuk Ujian tertulis yang diberikan oleh Yang Mulia, (setiap 10 bulan). Saya harap Anda akan mencurahkan waktu untuk belajar juga. tunjangan yang diberikan kepada Anda hari ini .... adalah darah, keringat dan air mata rakyat. Jadi jangan menyia-nyiakan itu. Hingga akhir.”

Sementara itu Prof. Yoo menugaskan para petugas sekolah untuk memeriksa kamar para siswa. Untuk membersihkan contekan-contekan yang ditemukan. Ada petugas yang menemukan buku porno malah dimasukin lagi ke bawah kasur, yang mereka ambil hanya contekan para siswa saja.
Yoon Hee yang tengah mengantri merasa senang sekali menerima uang sakunya. Saat akan pulang ia dihampiri oleh Kim Won Tak dkk.
“hey Daemul, katakan padaku dengan jujur. Apa kau senang karena akan pulang atau kau senang karena uang ini?”. Ujar Ahn Do hyun sambil menunjukkan uangnya. Yoon hee tersenyum senang.

“dia sepertinya tidak memiliki isteri dan anak di rumah jadi tentu saja ia suka uang.”  Ujar Bae Hae Won

“Konfusius mengatakan…..” ujar Won Tak tapi terputus oleh Do hyun yang langsung menyumpal mulut Won tak dengan uang. Yoon hee tertawa:

“mendapatkan uang ini dan pulang membuat saya senang.” Dan Semuanya tertawa dan bercanda dengan Yoon Hee. Yoon Hee ikut tertawa senang.
Ternyata Jae Shin sedari tadi memperhatikan Yoon Hee. Jae Shin penasaran:
“apa begitu?” lalu ia beranjak pergi tapi datang Yong Ha dengan pucat pasi menghampiri Jae Shin.
“katakan, saat di Chung Kwan Hyang. Katakan sejujurnya tanpa ragu. Apakah ada orang disana?”. Ujar Yong hA yang masih penasaran.

Jelas Jae Shin malas meladeni dan pergi tapi Yong Ha malah menghalangi dan mencengkeram baju Jae shin sambil teriak:
“cepat katakan sesuatu!”.

“kenapa kau seperti ini, pagi-pagi. Seperti orang yang melihat hantu, wajah putih pucat.” Ujar Jae Shin seraya merapikan poninya iapun kemudian melepaskan tangan Yong Ha dari bajunya dan pergi meninggalkan Yong Ha yang masih kebingungan bin penasaran.

Prof. Choi mengikuti Prof. Yoo yang masuk ke ruang pengajar sambil membawa barang sitaan dari kamar pelajar.
“Pikirkan seperti ini Prof. Yoo, para pelajar jika ada barang yang mau mereka bawa dari rumah tidak peduli betapa berharga barang yang mungkin mereka bawa. Haruskah kita melarang mereka melakukannya?”. Tanya Prof. Choi

Prof. Yoo menatap tajam Prof. Choi. Prof. Choi kemudian meralat ucapannya, maksudnya adalah bisakah mereka berpura-pura tidak tahu kalau para siswa membawa benda berharga itu.
“Mungkin karena para siswa bersyukur bertemu orang tua mereka lalu mereka ingat kepada pengajar mereka di Sungkyunkwan yang sudah seperti orang tua bagi mereka dan ingin memberikan hadiah dan memohon padanya agar diterima lalu Prof. Choi akan menghadiahkan hadiah itu pada Baginda yang sudah seperti ayah baginya.” Ujar Prof. Choi dan Prof. Yoo hanya menatap tajam.

“Apa yang salah dengan pemikiranKu?” Tanya Prof. Choi
“mungkin Prof. Jung mengerti perasaannya” Ujar Prof. Choi lagi

Dan Prof. Jungpun berbalik memakai kacamata pembesar dan mengagetkan Prof. Choi. Prof. Choi tanya apa yang dipakai Prof. Jung dimatanya. Ternyata benda itu adalah kaca pembesar yang dihadiahkan Yang Mulia untuk ujian berikutnya. Prof. Choi mencobanya dan melihat sekelilingnya lalu ia kaget melihat wajah Prof. Jung yang sangat dekat.
“Bahkan dari jauh bisa menangkap mahasiswa yang mencontek. Ini seperti mata kedua.” Ujar Prof. Jung
“wow Prof. Jung kau memang selalu selangkah lebih maju dari aku. Untuk ujian masuk yang akan datang kau mempersiapkannya jauh ke depan. haha… apa itu mahal?” Tanya Prof. Choi seraya memuji

“apa kau kebetulan sudah tahu apa pertanyaan Yang Mulia untuk ujian bulan ini?” Tanya Prof. Yoo dan Prof. Choi langsung memperhatikan Prof. Jung.

“siapa yang bisa menerka apa yang akan diujikan, setan saja tidak bisa menebak”. Ujar Prof. Jung sambil tersenyum sambil mencoba lagi kacamata pembesarnya.

Raja menuangkan tangramnya yang dari kayu. Lalu membentuk bagian tangram itu menjadi kapal dan lain-lain. (Tangram terdiri dari sebuah bangun datar persegi yang dipotong-potong menjadi tujuh bagian digunakan untuk mengeksplorasi bentuk bangun datar.). menteri bertanya pada Raja tentang suatu masalah. Raja tersenyum dan bilang masalah itu akan ada yang menyelesaikannya. Raja akan menggunakan masalah itu sebagai bahan ujian bulan depan. Raja juga bilang ke menteri kepercayaannya kalau orang yang dapat menyelesaikan ujiannya kali ini tak peduli itu adalah putra Noron Lee Sung Joon, menteri tidak bisa mengubah pikirannya lagi.
Sung Joon menunggu di depan Sungkyunkwan. Saat ia melihat Yoon Hee keluar sambil tersenyum melihat uangnya ia menghampirinya.
“bahkan sebagai pelajar Sungkyunkwan, tidak ada yang berubah tetap fokus pada uang. Tidak mampu mencari tahu apa yang penting, kau persis sama.” Ujar Sung Joon

“aku tidak punya hal yang ingin kusampaikan.” Ujar Yoon Hee

Sung Joon lalu menyodorkan bungkusan pada Yoon Hee. Yoon Hee terkejut dan bingung.
“kau bilang kau punya adik yang sedang sakit”. Ujar Sung Joon

“bagaimana kau bisa ingat hal itu?” Ujar Yoon Hee bingung dan  pemberian Sung Joon.
“karena kau sudah membawanya, aku akan menerimanya.” Ujar Yoon Hee berjalan pergi sambil tersenyum.

Ternyata di depannya ada In Soo dkk yang mendekat.
“oh tidak, aku satu langkah terlambat”. Ujar In Soo membuat Yoon Hee juga Sung Joon melihat dengan bingung
terimalah Kim Yoon Shik”. Ujar In Soo serra tersenyum licik disusul Byung Chon yang melemparkan bungkusan ke depan Yoon Hee.


“apa maksudnya ini?”. Ujar Yoon Hee sedikit tersinggung, Jae Shin dan Yong Ha yang melihat segera mendekat, semua pelajar mengerubungi mereka.

aku datang untuk mengatakan kalau aku berpikir ketika kita semua meninggalkan Sungkyunkwan, makanan sisa dari dapur semua akan menjadi sia-sia, Kemudian, akan dibuang pada rumput-rumput dan akan menjadi makanan untuk sapi dan ternak lainnya. Kim Yoon Shik, seperti yang kau ketahui dengan baik ini semua darah, keringat, dan air mata rakyat. Aku tidak bisa membuang darah, keringat, dan air mata rakyat sebagai pakan untuk sapi. Kami, yang akan suatu hari menjadi pejabat pemerintah.” Ujar In Soo menyampaikan maksudnya dan jelas membuat  Yoon Hee merasa terhina, Sung Joon sendiri kesal melihantany dan bertanya apa maksud In Soo.

In Soo mengatakan kalau ia berpikir siapa yang pantas mengurus makanan sisa itu yang lebih baik dari Kim Yoon Shik. Semua yang melihat penghinaan itu kasihan melihat Yoon Hee. Yoon Hee tersinggung dan mulai mengepalkan tangannya karena marah. Sung Joon maju dan bilang makanan itu bukan untuk Kim Yoon Shik. In Soo balik tanya kenapa? Sung Joon bisa melakukannya mengapa ia tidak bisa melakukan itu. Sung Joon marah, Yoon Hee melihat bungkusan yang tadi dikasih Sung Joon.
“apakah kau ingin aku mengakuimu sebagai pelajar Sungkyunkwan jika kau menang Dae Sa Rae? Itulah jawabanku. Sebagai seorang pelajar Sungkyunkwan setidaknya kau harus menikmati kemewahan ini”. Ujar In Soo tersenyum licik, Byung Chon tertawa mengejek dan bilang bukankah itu hak? Temannya ikut tertawa membenarkan.

Jae Shin kesal dan datang menghampiri In Soo dan mencengkeram bajunya.
“diam kau”. Ujar Jae Shin marah

“lihat pendukung Kim Yoon Shik ada di sini, kelompok harmoni politik atau apapun itu.” Ujar Byung Chon

Jae Shin tambah marah dan mau memukul In Soo.
“hentikan senior. Aku.. aku baik-baik saja”. Ujar Yoon Hee, Jae Shin terkejut, In Soo tersenyum menang lalu Kang Mo melepaskan tangan Jae Shin dari In Soo.

Yoon Hee membungkukkan badannya matanya berkaca-kaca:
“Terima kasih Presiden” Ujar Yoon Heed dan membuat Jae Shin kesal melihat Yoon Hee
“apa yang kau katakan sekarang”. Ujar Jae Shin heran

Yoon Hee lalu mengambil bungkusan yang diberikan In Soo. Jae Shin marah dan menyuruhnya meletakkan itu. Yoon Hee menolak ia tetap akan mengambilnya karena itu sangat berguna bagi rumahnya. Jae Shin tambah kesal, Yong Ha bingung melihatnya. Sung Joon kasihan melihat Yoon Hee. Yoon Hee lalu beranjak pergi dari sana. Sung Joon mengejarnya dan memegang bahunya. Yoon Hee hanya berbalik menatap Sung Joon lalu kembali berjalan. Sung Joon hanya bisa melihat Yoon hee dengan sedih.
“dengar Moon Jae Shin, Lee Sung Joon”. Ujar In Soo dan Sung Joon menoleh ke In Soo.
“kau bilang kau akan menjadi salah satu yang terlepas dari partai politik. Kalian tidak akan menjadi satu dengan Kim Yoon Shik. Apakah kalian Noron atau Soron. Karena kau anak yang berharga yang tidak perlu merasa khawatir tentang makanan sejak kau lahir”. Jae Shin marah dan mau menonjok In Soo tapi tangannya dihalangi oleh Kang Mo.
“Mari kita bergaul dengan baik mulai sekarang. Kita dari situasi yang sama”. Ujar In Soo senyum licik

Jae Shin muak denger ocehan In Soo.
“tutup mulutmu, baunya…” Ujar Jae Shin, lalu Jae Shin pergi meninggalkan In Soo yang tetap tersenyum licik. Sung Joon menatap In Soo dengan tajam.

Yoon Hee menyusuri pasar dengan wajah sedihnya, diam-diam Jae Shin mengikutinya dari belakang. Sung Joon pulang ke rumahnya, ia disambut oleh pelayannya. Sung Joon melihat banyak sekali pot tanaman baru. Ia tanya ke pelayannya ada apa dengan pot bunga ini. Pelayannya meremehkan kalau Sung joon telah jadi anak yang tidak berbakti karena ia lupa ulang tahun ayahnya. Sung Joon bilang ia tidak lupa ulang tahun ayahnya tapi ia merasa aneh karena hadiah itu biasanya tahun-tahun lalu dikembalikan lagi namun sekarang ini berbeda. Lalu muncul ibunya yang bilang kalau ayahnya sekarang sudah mulai tua. Malah sekarang ayahnya mengundang beberapa orang untuk jamuan makan. Untuk mempersiapkan meja makan ibunya ikut sibuk. Ibunya senang sekali melihat Sung Joon dan bilang Sung Joon telah tumbuh jadi pemuda yang tampan. Sung Joon juga tersenyum senang melihat ibunya lalu ia tanya dimana ayahnya?
Menteri Lee sedang berlatih catur igo. Lalu pengawalnya lapor kalau Sung Joon datang ingin bertemu. Menteri Lee jawab ia sudah tahu dan sedang menunggunya. Sung Joon masuk dan tersenyum melihat ayahnya. Ayahnya menyodorkan catur mengajaknya bertanding. Mereka akhirnya menobrol sambil bermain catur igo.
“saya sedikit terkejut mendengar ayah mengadakan jamuan ulang tahun, tidak pernah terjadi sebelumnya”. Ujar Sung Joon dan Ayahnya tersenyum

“tidak benar-benar perjamuan. Anggur tahun lalu ternyata baik dan saya ingin berbagi dengan orang lain. Keterampilan memanahmu telah membaik”. Ujar Ayahnya

“saya masih harus belajar banyak ayah”. Ujar Sung Joon pada ayahnya, Ayahnya hanya tersenyum.

“tim harmoni politik, Raja tampak sangat senang. Pekerjaan bagus tapi tidak ada manfaatnya untukmu. Untuk menghidupkan Raja sebagai musuhmu beberapa hari….”. Ujar ayah Sung Joon dan membuat putranya sedikit bingung

“Maksud ayah aku harus bertentangan dengan Raja?”.

“Apa kau takut?”

“apakah itu jalan yang benar, itu yang saya takutkan”. Dan ucapan Sung Joon tersebut malah membuat ayahnya marah

“ Negara Joseon kita adalah Negara bangsawan. Imjin invasi (serangan dari jepang di 1592) dan Perang Byungja (dengan dinasti Qing di 1636), selama dua perang faktanya satu-satunya pilihan keluarga Raja adalah pergi meninggalkan rakyatnya dan pergi dari istana atau tunduk pada penyusup biadab itu. Pada saat itu orang yang memimpin warga dan menjaga pos adalah kaum bangsawan. Menghukum bangsawan dengan tuduhan yang memecahbelah pihak dan mengisolasi kekuasaan di tangan Raja adalah alasan sebenarnya dari harmoni politik. Aku tidak percaya bahwa kau adalah orang bodoh yang akan jatuh untuk alasan palsu tersebut. namun akan lebih bijaksana untuk tidak melakukan tindakan yang akan memimpin dunia dengan paham yang salah”. Jelas Ayah Sung Joon

“apa ayah mengatakan kalau dunia ini penuh salah paham?”

“dengan anak Namin yang tidak dikenal itu atau dengan seseorang dari keluarga Soron. Bergaul dengan mereka sebagai teman sekamar”. Ujar Ayah Sung Joon

“aku.. tidak memiliki mereka sebagai teman sekamar, ayah. Meskipun miskin, dia tidak pernah malas dalam belajarnya. Seseorang yang berpikir keluarganya lebih dari kebanggaan sendiri, pelajar Kim Yoon Shik. Dan… dia yang tidak pernah ragu demi keadilan, pelajar Moon Jae Shin. Aku … belajar lebih banyak dari mereka”. Ujar Sung Joon yang membuat ayahnya semakin marah
“ini adalah perintah, apakah perlu saya jelaskan lebih jauh”. Hadik ayahnya dan membuat Sung Joon terdiam.

Sementara itu Yoon Hee sedang berjalan pulang lalu ia melihat seorang penjual makanan dan mendatanginya. Yoon Hee meminta penjual itu membungkuskan beberapa makanan. Setelah dibungkus, ia membayarnya. Saat berbalik ternyata ia melihat dua kakak beradik yang melihat penjual itu dengan tatapan lapar. Yoon Hee teringat adiknya lalu ia memberikan dua potong makanannya. Keduanya menerima dengan gembira. Lalu si kakak melihat adiknya dan memberikan makanannya. Yoon Hee terharu lalu memberikan sebagian makanannya pada si kakak sambil mengelus rambutnya.
Yoon Hee lalu melanjutkan perjalanannya. Jae Shin masih terus mengikutinya diam-diam. Yoon Hee terus berjalan lalu ia melihat hiasan rambut dan membelinya. Lalu ia melihat para gadis di sebelahnya sedang tertawa senang memilih pita, iapun melihat pita warna merah jambu. Jae Shin ikut memperhatikannya lalu ia memandang saputangan Yoon Hee. Yoon Hee memilih pita itu dan terlihat tertarik.
“bagaimana anda tahu keinginan wanita begitu baik? itu harganya 5 sen. Anda harus membelinya”. Ujar Penjual pita tersebut.

Lalu Yoon Hee menoleh dan terkejut melihat gadis disampingnya adalah Hyo Eun dan ia melihat kearah Yoon Hee. Yoon Hee buru-buru menaruh pita itu dan bergegas pergi. Hyo Eun bingung. Lalu Jae Shin menghampiri dan memegang pita yang tadi dipegang Yoon Hee. Hyo Eun yang sedang mencoba pita di bajunya melihat Jae Shin. Jae Shin terlihat seperti mau membelikan buat Yoon Hee tapi ia menyadari ada yang membuntutinya dan melihat pantulan mereka di kaca. Jae Shin meletakkan pita itu dan bergegas pergi. Hyo Eun yang penasaran langsung melihat pita itu:
“apakah ini juga pilihan laki-laki?” lalu Hyo Eun membeli pita itu sambil tersenyum senang.

Jae Shin terus berjalan cepat dan bersembunyi. Saat orang-orang yang mengintainya lewat ia menangkap salah seorang dari mereka dan mendesaknya untuk mengatakan siapa yang menyuruhnya melakukan pengintaian itu. Orang itu diancam dan ngaku kalau yang nyuruh Byung Pan (menteri perang). Jae Shin bertanya balik kenapa menteri Ha memerintah untuk mengikutinya dan orang itu menjawab mereka tidak mengikuti Jae Shin tapi Kim Yoon Shik.
Lalu Jae Shin kembali ketempat tadi dan melihat sekeliling mencari Yoon Hee. Tapi ia kehilangan jejak. Jae Shin penasaran siapa sebenarnya identitas sejati Kim Yoon Shik.
Kapten melapor ke menteri Ha kalau ia kehilangan jejak Yoon Shik. Menteri Ha marah dan menggebrak meja. Kapten lalu bilang kalau Kim Yoon Shik bukanlah Hongbyuk Seo karena dilihat dari sikap memanahnya dan postur tubuhnya sangat berbeda dari Hongbyuk Seo. Menteri Ha marah dan memukul bawahannya
“siapa yang menyuruhnya menganalisa. Cukup menangkapnya saja. Apa dia Hongbyuk Seo (pembawa pesan merah) atau Chung Byuk Seo (Biru) apapun itu tangkap saja dia”.

Lalu In Soo datang. Keduanya menoleh ke In Soo, kapten lalu pergi keluar. In Soo menghampiri ayahnya dan memberikan bingkisan pada ayahnya. In Soo duduk didepan ayahnya.
“aku dengar ayah akan menghadiri pesta ulang tahu menteri Hwa Sang”.  Tanya In Soo dan Ayahnya membenarkan

“aku juga ingin tahu apa yang merasuki orang teliti seperti dia hingga mengadakan pesta ulang tahun”. In Soo hanya tersenyum

“dia ingin memamerkan pengaruhnya”. Ujar In Soo dan Ayahnya bingung

“kenapa? Kepada siapa?” In Soo lagi2 tersenyum

“bahkan jika Raja ingin membangkitkan para sarjana muda, bahwa kekuatan yang benar-benar bergerak di Joseon bukanlah kekuatan keluarga kerajaan Jeongjo tetapi Jin Sung (kepala keluarga) Lee Jwa sang sendiri”. Jelas In Soo

Lalu ayahnya bertanya tentang kim Yoon Shik, In Soo balik bertanya kenapa ayahnya ingin tahu. Ayahnya protes kenapa anaknya ini sangat rewel. In Soo bilang semua yang ada hubungannya dengan Sungkyunkwan tidak harus terjadi tanpa dengan sepengatahuannya.
Ayahnya kesal dan bilang kalau ia berhutang budi pada ayahnya Yoon Shik.
“ayah takut anaknya mungkin akan meminta ayah melunasi hutang. Ayah tenang saja dia tidak akan mampu melakukannya”. Ujar In Soo dan Menteri Ha tersenyum

“itu bagus tapi … Raja telah mengumumkan tentang teman sekamar, tentang harmoni politik”. In Soo tersenyum sinis

“itulah pada akhirnya saya akan membuat Lee Sung Joon salah satu orang saya”. Menteri Ha penasaran

“bagaimana caranya?”. In So tersenyum

“ayah tidak tahu? Hyo Eun”. Menteri Ha bingung

“Hyo Eun? Bagaimana bisa dengan putriku?”. In So tersenyum licik.

Sementara itu yang dibicarakan, Hyo Eun sedang mendatangi peramal. Ia memilih kartu-kartu untuk dibacakan. Hyo Eun lalu bertanya kapan mak comblangnya akan datang, eh si peramal bilang itu tidak akan terjadi. Hyo Eun lantas bangkit dan marah bilang peramal itu mengada-ngada. Ia juga bilang apa peramal itu tahu siapa dia. Lalu pelayannya membujuknya agar mau duduk kembali. Mereka menceritakan kesesuaian ramalan peramal itu. Hyo Eun mau tidak mau duduk kembali dan bertanya pada peramal apa yang harus ia lakukan.
Yong Ha yang juga kebetulan ada disana bersama para gisaeng tersenyum mendengar dan melihat langsung kejadian tesebut, Yong Ha tidak habis pikir bagaimana bisa ada orang yang percaya kartu yang ia ambil dapat merubah hati seseorang. lalu kedua gisaeng disampingnya komentar kalau ocehan peramal itu mujarab. Yong Ha senyum penasaran “pantas tempat itu diberi nama sedang mengoceh”.
lalu Yong Ha bangkit tapi ia langsung ditarik kedua gisaeng itu. Mereka cemburu dan tanya hati siapa yang mau Yong Ha rubah, Yong Ha hanya tersenyum lalu bilang kalau jantungnya, kedua gisaeng bingung.
“segala sesuatu tentang perempuan yang baik tetapi akan selalu membosankan, bagaimana senangnya jika tidak demikian. Lalu aku akan menghemat biaya rayuan”. Yong Ha menopang dagunya sambil tersenyum.

Cho Sun menutup bukunya dan ikut komentar agar Yong Ha tidak berpikir seperti itu, jika ia menemukan gadis itu maka Yong Ha harus memperkenalkannya padanya karena ia ingin tahu mungkin itu gadis yang luar biasa. Yong Ha tersenyum mendengarnya.
Kembali ke Hyo Eun. Si peramal bilang kalau orang yang dikejar Hyo Eun sangat dingin bahkan ia tidak menyadari ada gadis yang lewat di depannya. Hyo Eun kesal dan tanya apa maksudnya Sung Joon tidak bisa melihat dia? Hyo Eun memilih kartu lagi lalu peramal membacakan artinya. Intinya si Hyo Eun harus menunjukkan kalau ia seorang gadis. Hyo Eun bingung Lalu si peramal membisikkan sesuatu ke Hyo Eun. Hyo Eun kaget dan marah-marah ia tidak akan melakukan itu., pelayannya bertanya mengenai apa yang dikatakan si peramal. Hyo Eun menolak memberitahukannya tapi dia tidak akan melakukan hal itu sambil memandang peramal dengan kesal.
Yoon Hee datang ke toko buku Hwang. Tuan Hwang marah karena Yoon Hee menolak menulis surat cinta padahal Yoon Hee adalah orang yang akan melakukan segalanya demi uang. Yoon Hee duduk terpaku dan meminta tuan Hwang untuk memberikan pekerjaan lain selain menulis surat cinta. Yoon Hee tersenyum dan bilang ia akan mengerjakannya dengan baik sebelum kembali ke Sungkyunkwan. Tuan Hwang bilang apa Yoon Hee mau ia mati karena gadis yang sedang jatuh cinta memiliki emosi yang tidak stabil. Yoon Hee mengeluh mau gimana lagi ia memang tidak bisa menulisnya. Yoon Hee bilang ia tidak pernah menulis atau pun menerima surat cinta. Tuan Hwang keceplosan kalau uang yang ia berikan dimuka yang sebesar 50 nyang itu dari putra Jwa Sang yaitu Sung Joon. Yoon Hee kaget dan memastikannya kembali. Tuan Hwang langsung menutup mulutnya dan menamparnya karena ia tidak sengaja membocorkan rahasia. Yoon Hee lalu pergi keluar ia meninggalkan tuan Hwang yang terus memukul-mukul mulutnya. Tuan Hwang melihat barang bawaan Yoon Hee.
Yoon Hee terus berjalan dalam keadaan marah, ia mengepalkan tangannya. Cho Sun melihat Yoon Hee dan ingin menyapanya tapi Yoon Hee melewatinya begitu saja membuat Cho Sun menatapnya sedih.
Kedua gisaeng melihat Cho Sun dan bertanya dia kenapa, wajahnya sangat pucat seperti melihat hantu saja. Yong Ha langsung marah dan bilang tidak ada hantu. Cho Sun dengan wajah sedih bilang ia akan kembali ke Gibang moran. Gisaeng yang lain tanya tapi kenapa bukannya mereka kesana ingin membeli baju baru.
“jika saya memakai pakaian baru dan berdandan cantik dan dia tetap tidak melihat kearahku. Setidaknya sekarang aku punya alasan.” Jawab Cho Sun, Yong Ha bingung dan ikut melihat kearah yang dilihat Cho Sun.

Sung Joon sedang belajar dan ia teringat kejadian tadi siang tentang insiden penghinaan In Soo. Sung Joon tidak konsentrasi membacanya. Lalu pelayannya bilang ada tamu untuknya. Sung Joon pun keluar dan melihat punggung seseorang, ia senang menyangka itu Yoon Hee lalu menghampirinya.
Saat didekati dan orang itu menoleh ternyata Hyo Eun yang datang dengan baju laki-laki. Sung Joon kaget melihat penampilan Hyo Eun. Hyo Eun tersenyum dan bilang kalau ia adalah putri bangsawan maka ia harus menjaga dirinya dari pandangan orang. Bagi Hyo Eun rumah Sung Joon lebih sulit didatangi daripada Sungkyunkwan.
Sementara itu menteri Lee mengadakan jamuan makan. Menteri Ha memberinya ucapan selamat. Semua menteri juga memberi selamat. Menteri Lee tanya pada menteri yang mengurusi Raja, apakah ia akan memberitahu Raja tentang pertemuan hari itu karena Baginda mereka mendapatkan banyak makanan dan minuman di perjamuan. Menteri Ha juga ikut bicara dengan melihat semua yang datang dan memberi selamat. Menteri Ha meminta perdana menteri memberitahu Raja tanpa mengurangi rinciannya. Semuanya tertawa, Menteri Lee tersenyum. Menteri itu menolak, ia tidak akan memberitahu Raja karena orang yang suka gosip tentang orang lain akan banyak berbicara tentang pesta mewah sama menyedihkannya dengan memperlihatkan pengaruh sebagai opini publik sama buruknya dengan mengatakan hal yang buruk tentang Menteri Jwa Sang.
Menteri Lee terlihat kesal lalu mencoba tersenyum
“oh …apakah anda percaya kalau Yang Mulia terpengaruh pada skandal yang ada di dunia ini. Yang mulia lebih tau dari orang lain kesetian saya untuk Joseon.” Menteri Lee tertawa.

Sementara itu …..
“Ini akan menjadi masalah jika kau terus melakukan hal ini. Keluar seperti ini dan datang kemari dengan pakaian laki-laki melanggar aturan. Mulai saat ini jika kau memiliki pesan untuk saya utus saja pelayan untuk mengirimnya.” Ujar Sung Joon menasihati Hyo EUN yang berpakaian laki2 bahkan Sung Joon mengiranya Yoon Hee namun kecewa ketika tahu itu adalah Hyo Eun

Hyo Eun lalu mendekat dan mengalungkan tangannya ke leher Sung Joon. Sung Joon kaget lalu melepaskan tangan Hyo Eun. Ia melihat kertas ditangan Hyo Eun dan merebutnya. Hyo Eun tetap memegangnya erta sehingga kertasnya robek. Hyo Eun panik bagaimana ini, padahal cuma 15 menit saja.
“apa kau memiliki perasaan terhadapku?” Ujar Sung Joon dan membuat Hyo Eun kaget.
“jika begitu berhentilah. Saya tidak percaya bahwa hati seseorang bisa digerakkan oleh sesuatu seperti jimat ini. Dan Saya benar-benar membenci tipuan bodoh tersebut. Saya tidak ingin menjalin hubungan dengan Anda sebagai seorang kekasih atau teman”. Tambah Sung Joon lagi, Hyo Eun hampir menangis mendengarnya.
“dan jangan kembali lagi, saya berharap bahwa kita tidak akan bertemu lagi”. Ujar Sung Joon tidak menghiraukan Hyo Eun, dia malah berbalik dan pergi meninggalkan Hyo Eun.

“lalu apa yang harus saya lakukan?” Sung Joon terhenti. Hyo Eun bicara sambil mau nagis
“Aku marah juga. Karena aku benci diri sendiri karena cara ini, Aku mencoba untuk tidak datang. Saya tidak pernah bermimpi bahwa saya akan melakukan hal-hal bodoh seperti itu. Tapi sebelum aku tahu, aku tidak bisa membantu tetapi untuk berdiri di depan Anda seperti ini tampak seperti orang bodoh. Saya senang bahwa hal-hal yang tampaknya hanya terjadi di novel roman yang terjadi padaku. Hatiku bergetar sehari-hari. Meskipun demikian, suatu hari saya menyadari. Aku datang untuk tahu. Bahwa Anda tidak berbagi perasaan yang sama seperti saya. tapi tidak apa-apa. Karena aku sangat menyukai orang seperti Anda. Saya sangat menyesal”. Ungkap Hyo Eun dan membuat Sung Joon kasihan dan berbalik melihat Hyo Eun. Sung Joon berjalan mendekati Hyo Eun yang hampir menangis.

Hyo Eun malu lalu buru-buru pergi. Karena terburu-buru Hyo Eun menabrak pelayan yang sedang membawa piring sehingga piringnya jatuh dan menimbulkan suara ribut. Ternyata Hyo Eun tepat berdiri di depan ruang acara perjamuan. Semua menteri yang hadir langsung menoleh melihat asal suara ribut itu. Semuanya berkomentar:
“bukankah itu putri menteri perang.” Menteri Ha kaget melihat putrinya lalu teriak.

“Hyo Eun , kau..” sambil menunjuk Hyo Eun.

Menteri Lee juga melihat Hyo Eun. Hyo Eun melihat ayahnya dan semua menteri ia malu sekali. Lalu datang Sung Joon dan melihat Hyo Eun. Sung Joon melihat kearah para menteri lalu mau mengajak Hyo Eun. Saking gugupnya Hyo Eun tidak bisa bergerak lalu Sung joon menggendong Hyo Eun pergi dari situ. Ayahnya Sung Joon melihat kejadian itu, menteri Ha terlihat bingung.
Sung Joon menggendong Hyo Eun ke tempat semula dan menurunkannya.
“Tidak ada yang akan terjadi. Jangan khawatir terlalu banyak ...”. Ujar Sung Joon dan tiba-tiba Hyo Eun mencium pipi Sung Joon. Sung Joon kaget dengan tindakan Hyo Eun.

“bagaimana kau bisa menyuruhku menyerah untuk orang seperti anda”. Ujar Hyo Eun dan Sung Joon hanya terdiam.

Kembali ke perjamuan. Menteri Ha minum dan menatap menteri Lee yang sedang minum sambil berpikir. Menteri Ha tanya sepertinya menteri Lee belum tahu, tapi ia juga baru tahu hal itu. Menteri Ha juga bilang anak-anak zaman sekarang berbeda dengan zaman mereka, tapi tidak boleh juga asal memarahi mereka karena itu semua adalah bagian dari menjadi muda. Menteri Ha tertawa, menteri Lee hanya diam meminum anggurnya.
Sung Joon mengantar Hyo Eun sampai pintu gerbang rumahnya lalu ia bilang kalau Son Dol akan mengantar Hyo Eun dengan selamat. Hyo Eun tersenyum senang. Lalu pelayannya melihat Yoon Hee dan memberitahu Sung Joon. Sung Joon menoleh dan melihat Yoon Hee lalu menyuruh pelayannya segera mengantar Hyo Eun pulang.
Yoon Hee yang melihat Sung Joon sedang bersama Hyo Eun berbalik pergi. Sung Joon mengejarnya.
“bukankah kau kemari untuk melihat saya? Kim Yoon Shik? “Ujar Sung Joon

Yoon Hee terus berjalan lalu Sung Joon mengejar dan menahannya. Yoon Hee berbalik dan menatap Sung Joon tajam.
“sampai saat ini apa kau bersenang-senang? Melihat saya bersemangat berkeliling sebagai sarjana Sungkyunkwan tidak mengetahui apa-apa, berapa banyak Anda diam-diam mengejek saya?”. Ujar Yoon Hee dan membuat  Sung Joon bingung
“Apa yang kamu bicarakan?”. Tanya Sung Joon tidak mengerti

“uang 50 nyang. Saya mendengar semuanya dari tuan Hwang. Pernah suatu ketika saya ingin melihat wajah anda.” Mata Yoon Hee berkaca-kaca menahan marah. Sun Joon terdiam merasa bersalah.

BONUS PiCT .... MICKY YOOCHUN as SUNG JOON
 

 Yang laen nyususl yaaaaaa..... sekarang bonusnya MICKY dulu....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...